Bagian 2

19 2 0
                                    

Satu minggu berlalu, Agatha semakin dekat dengan teman sekantornya.

Ia juga melakukan hal yang sama di setiap harinya dengan sengaja pergi kekamar mandi lantai 2 untuk sekedar bertemu dengan azka.

Bukannya menyapa, agatha malah memalingkan muka disaat bertemu dengannya. Walaupun hanya melewati azka tanpa melihat wajahnya, agatha sudah sangat senang dan membuat agatha semangat bekerja disetiap harinya.

Hari sudah semakin siang, biasanya agatha akan pergi sholat bersama rahma, tapi kali ini rahma halangan dan agatha harus pergi ke mushola sendirian.

Sesampainya di mushola, ia membeku. Matanya menatap lurus ke depan, lebih tepatnya melihat azka yang sedang menjadi imam sholat dzuhur.

Ahh kalo seperti ini, agatha akan semakin jatuh cinta pada azka.

Jam menunjukkan pukul 14.00, sudah waktunya pulang. Tapi agatha masih ada kerjaan yang belum selesai, dengan cepat ia menyelesaikannya dan keluar ruangan tepat di jam 14.15.

Ia berjalan menyusuri lorong kantor sambil menghela nafas. Ia pulang terlambat, dan mungkin saja ia tidak bisa melihat azka sebelum pulang.

Tapi takdir seperti memihaknya, setelah berjalan lebih jauh agatha melihat azka, tak disangka sudut bibir agatha sedikit terangkat, ia tersenyum.

Ia sungguh terlihat bahagia bisa berjalan bersama azka, yaaa walaupun berjarak 3 meter di belakangnya, dan azka pun tidak menyadari bahwa agatha selalu memperhatikannya selama ini.

Agatha melihat punggung azka, sambil bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sampai kapan aku berjalan di belakangmu? Bisakah aku berjalan disampingmu? Bisakah aku menggandeng tanganmu?. Ahh rasanya tidak mungkin.

Cowok setampan azka pasti sudah memiliki seorang gadis di hidupnya, fikirnya.

Bugh.

Agatha meringis sambil memegangi dahinya, ia seperti menabrak sesuatu didepannya.

"Kamu baik-baik saja?". Tanya seseorang.

Tunggu. Tunggu. Suara itu seperti tidak asing di telinga agatha. Parfum yang tercium juga tak asing di indra penciuman agatha. Apakah mungkin, azka?.

Dan benar saja, setelah agatha menaikkan wajahnya ia melihat azka dengan raut wajah yang khawatir.

"Hey? Kamu baik-baik saja?". Tanyanya lagi.

Dengan sedikit gugup, agatha menjawab.
"A i iya, aku baik-baik saja".

"Syukurlah".

"Apa aku tadi menabrak punggungmu?".

"Iya, tapi aku tidak apa-apa. Lain kali hati-hati saat berjalan". Ucapnya, lalu pergi.

Lagi-lagi agatha tersenyum, ahh sepertinya dahi agatha tidak akan ia basuh karna telah menabrak punggung crushnya. Haha

Ternyata begini rasanya mencintai dalam diam, selalu melihat belakang punggungnya tanpa berani menyapa, selalu tersipu tapi tak berani menatap.

"Assalamualaikum, aku pulang".

"Waalaikumusalam". Sahut ibunya dari dapur, agatha menghampiri ibunya, memeluknya dari belakang.

"Ibuk masak apa hari ini?".

"Ayam kecap kesukaan kamu".

"Bersih-bersih dulu sana, terus makan. Udah sholat kan?".

"Udah kok, yaudah agatha mau mandi dulu".

Agatha berjalan ke kamar, meletakkan tasnya di tempat biasa, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk.

Hari ini cukup melelahkan buat agatha, ia harus menyelesaikan kerjaan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya, tapi mau bagaimana lagi agatha hanyalah seorang karyawan yang mau tidak mau harus menuruti semua perintah dari bosnya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang