Bagian 3

7 2 0
                                    

Agatha buru-buru mengambil ponselnya saat ponselnya menyala, kali aja itu pesan dari atasannya, karna biasanya beliau akan mengirim pesan jika ada sesuatu yang mendesak.

Ternyata bukan.

Pesan itu dari Bayu, mantan pacarnya yang baru saja putus.

Bayu.
Ayo ketemu, ada sesuatu yang pengen aku omongin.

Dengan sedikit jengkel, agatha membalas.

Agatha.
Aku sibuk kerja! Lagi pula sudah tidak ada yang perlu diomongin lagi.

Bayu.
Ada banyak tha! kamu salah faham.

Agatha menaruh ponselnya kesal, orang itu sungguh merusak mood agatha yang sedang baik-baiknya.

Apa yang dia bilang? Salah faham? Bahkan dia sangat jelas tidak mengakuiku sebagai pacar dikalangan teman perempuannya, ia juga terang-terangan pergi berdua bersama temannya itu. Apa masih kurang jelas? Huh dasar lelaki brengsek! Batin agatha, kesal.

Ponsel agatha kembali menyala tapi buru-buru ia matikan ponselnya karna ia fikir pasti itu pesan dari bayu, ya siapa lagi kalo bukan dia? Fikirnya.

Agatha menaruh ponselnya ke dalam tas, lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Agatha". Panggil seseorang, agatha menoleh yang ternyata atasannya.

"Tolong bantu produksi di lantai 2 ya, sekarang". Suruhnya.

Agatha terdiam.

Lantai 2?

Bantu produksi?

Satu ruangan dengan azka?

Omg!

"Agatha!".

"Ah iya pak siap!".

Agatha menaiki tangga dengan penuh semangat, senyumnya terlukis indah di wajahnya saat membayangkan kejadian kejadian yang mungkin saja terjadi nanti saat satu ruangan dengan azka.

Ah bahagianya akhirnya aku punya waktu lebih lama untuk melihatnya. Batinnya bahagia.

"Agatha ya?".

"Iya, saya tadi ditugaskan untuk membantu proses produksi disini".

"Okeyy mari ikuti saya". Katanya, agatha pun berjalan mengikuti wanita itu sambil matanya melihat kesekeliling, mencari keberadaan azka.

"Ini ya, tolong diperiksa lagi. Jangan sampai ada barang reject". Ucap wanita itu sambil memberi agatha sebuah kardus besar berukuran 60x30.

Agatha membuka kardus itu yang ternyata isinya ada beberapa box kecil berukuran 10x10, masing-masing box itu berisi 50pcs kartu yang harus agatha cek satu persatu.

"Ini saja?". Tanya agatha, memastikan.

"Ya engga dong! Kalau ini sudah selesai ambil kardus baru lagi di sana". Ucapnya sambil menunjukkan tempat dimana kardus itu berada.

Agatha melongo.

"Kenapa? Gabisa?".

"Mmm bisa bu!". Ucap agatha akhirnya, walaupun dalam hati ia sungguh keberatan dengan pekerjaan ini.

"Bagus! Gerak cepat ya soalnya harus dikirim besuk pagi". Katanya lalu pergi.

Agatha duduk, menghidupkan komputer di depannya dan mulai mengeluarkan kartu di dalam box satu persatu untuk dicek kelayakannya.

Ia sangat fokus menyelesaikan pekerjaannya sampai lupa dengan azka, saking fokusnya agatha tidak tau kalau azka berada tepat disamping meja kerjanya. Meja sampingnya tadi memang kosong karna azka berada di kamar mandi.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang