01.

521 57 15
                                    

Warning typo.

Maaf kalo nggak bagus gaes.







"Heh! Cupu kerjain tugas gw"

"T-tapi kan kak! Kita kan tidak seangkatan"

"Bukan urusan gw itu! Cepat ini"

Namja yang dipanggil cupu itu cuma bisa pasrah saja saat dirinya dijadikan babu disekolah ini. Namja dengan kacamata tebal itu membenarkan letak kacamatanya saat namja lainnya melemparkan buku tugasnya.

Namja yang dipanggil cupu itu adalah Oh Sehun. Pemuda dengan kulit seputih susu dengan wajah manis, tapi wajah manisnya ditutupi dengan kacamata bulat tebal, banyak siswa yang memperlakukan dirinya tak sopan, salah satunya yang tadi. Pemuda itu baru kelas satu SHS dan harus mengerjakan tugas kelas duabelas. Gimana nggak meledak tuh otak, mana masih muda lagi.

Sehun melihat kembali tugas-tugas yang diberikan oleh kakak kelasnya tadi, mau marah tapi nggak bisa orang dia aja masuk jalur beasiswa. Mau ngelawan auto ditendang dari sekolah. Sehun kembali membenarkan letak kacamatanya yang melorot dari hidung mancungnya. Mau tak mau harus dikerjakan dan harus begadang lagi malam ini, selama sekolah Sehun ketenangan tidak pernah berpihak padanya. Jangankan ketenangan teman saja tidak punya.

"Ayo semangat Hunnie"

Sehun menyemangati dirinya agar bisa menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh kakak kelasnya itu. Sehun mengambil buku itu satu persatu lalu membaca dengan teliti tulisan-tulisan yang akan dia kerjakan. Sehun menepuk kepalanya pusing saat melihat sola-sola itu, tidak dikerjakan bisa-bisa tidak dikasi ampun oleh kakak kelasnya nanti.

"Kenapa banyak sekali"

"Nanti saja dirumah kerjakan"

...

Bruk!

Sehun meringis sakit saat mendapat tendangan dibagian belakang tubuhnya, Sehun meraba kacamatanya tapi langsung diinjak oleh siswa perempaun berambut pendek. Sehun berusaha meraba kembali kacamatanya tapi lagi-lagi diinjak tapi kali ini bukan kacamatanya melainkan tangannya diinjak oleh sepatu.

"Si cupu ini sangat kasihan sekali ya."

"Hahaha lihatlah dia" Semua tertawa puas saat melihat Sehun mengusap tangan dan air matanya yang mengalir deras keluar dari mata indahnya. Sehun kembali meraba kacamatanya tapi langsung ditendang oleh salah satu siswa yang tadi.

"Kacamata sampahmu ini tidak layak dipakai lagi, lihat ini!!" Sehun semakin menangis saat siswa yang lain membullynya semakin menjadi. Air mata itu semakin deras saat para siswa itu menetertawakan dirinya, Sehun mengusap air matanya dengan punggung tangannya dan baju lengan panjangnya semakin kotor saat namja lain mendorong kepalanya.

Sehun kembali meraba saat para siswa itu sudah pergi dari hadapannya. Sehun menemukan kacamatanya yang remuk tak berbentuk, Sehun semakin menangis karena dia tidak bisa melihat apa-apa karena buram. Mau meminta tolong tidak ada siapa-siapa ditempatnya sekarang. Mau menelpon orang tuanya tidak ada, ia hanya tinggal bersama adiknya. Itu pun adiknya masih JHS kelas satu. Mau tak mau Sehun harus pulang dengan meraba-raba dinding.

Setelah sampai di rumahnya dia bisa mendengar suara langkah kaki berlari menuju kearahnya, walau pengelihatan buram Sehun bisa mengenali siapa itu. Dia adalah adiknya Jeno, remaja yang baru jelas satu JHS itu menuntun sang kakak menuju sofa yang berada dirumah mereka.

"Hyung tak apa?"

"Hyung tak apa Jeno-ya"

"Biar Jeno obati luka Hyung" Jeno berlari mengambil obat merah dan juga kapas agar bisa mengobati luka sang kakak. Jeno tau apa yang dialami Sehun disekolah dan Jeno juga tau siapa saja yang menganggu kakaknya disekolah. Jeno tau semuanya dia tau. Apa yang dia tidak tau tentang kakaknya ini.

I Love CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang