05- Pinter gelud

216 18 1
                                    

***

Pembelajaran telah usai setelah bel pulang berbunyi daritadi. (Name) dan Hinata berniat pulang bareng.

Sehabis mengganti sepatu khusus sekolah dengan sepatu biasa, mereka berduapun pergi keluar sekolah.

"Ne Hina-chan, kupinjam dulu beberapa buku catatanmu ya. Aku akan menyalinnya di rumah. Nanti kalo ada jadwalnya akan ku bawa lagi!"

"Um ha'i, ha'i"

"Uwaaa ini pasti bakal jadi hari kesibukanku di waktu nganggurku"

"Gambare yo, (Name)-chan!"

"Ha'i~"

Balas (name) sedikit melas lalu dari kejauhan, kedua mata jelinya tak sengaja melihat segerombolan orang-orang, tengah mengeroyok beberapa orang lainnya.

"Kenapa (name)-chan?"

"Ah Hina-chan lihat! Ada orang yang lagi di keroyok!"

"Dimana?"

"Disana! Kita harus membantunya!" tunjuk (name), dan menarik diri berniat menghampiri segerombolan orang-orang itu.

"E-eh (name)-chan t-tunggu, jangan kesana! Itu berbahaya!" Hinata ikut berlari, berteriakpun percuma karena sohibnya sudah pergi kesana duluan.

Sedangkan di sisi lain terlihat lima orang yang tengah di keroyok itu, mukanya udah pada bonyok.

"Cuma segini aja nih?! Dimana mulut besar kalian tadi ha?" seru seorang lelaki dengan surai merah dengan gaya berandalan. Tampak mukanya lebih garang dari yang lain.

"Makanya jangan sok-soan mau melawan kami! Cuih!" ujar yang satu berteriak, seraya meludah di depan mereka.

Teman satunya lagi yang bersurai pirang acak-acakan, menarik kerah seragam salah satu orang yang mereka keroyok dengan kasar.

"Bersujud dan meminta maaflah pada kami atau tidak akan ku patahkan lehermu!"

"Oya? Siapa yang akan mematahkan leher siapa?" Pertanyaan seseorang menghentikan acara bully-an mereka.

Sontak mereka semua menoleh kearah suara tersebut, terlihat seorang gadis berseragam sekolah berdiri tak jauh di hadapan mereka.

"Siapa cewek ini?"

"Aku tidak tahu, tapi body-nya lumayan juga"

"Sikat gak nih?"

"Sikat dong masa enggak, si cantik udah ada di depan mat-"

Buagh!

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba sebuah tendangan kuat muncul menghantam kepalanya. Orang yang di tendang tadi terhuyung jatuh dan pingsan di tempat.

Mereka yang menyaksikan apalagi teman mereka yang tiba-tiba di serang begitu menatap tidak percaya gadis didepannya.

"Are? Gomen~ kakiku terpeleset" ucap gadis itu berpura-pura kaget.

"Roy! Woy! Ka-kau--"

Sraat! Buagh!

Belum sempat salah satu yang lain berbicara, tangannya sudah di pelintir kuat lalu menendang perutnya dengan tempurung lututnya. Membuat pemuda itu meringis tersungkur memegangi perutnya.

"Aggrhh"

"Aduh maaf banget, sengaja"

Semua berandalan disana kini menjaga jarak waspada. Seakan mendapat sinyal gadis ini berbahaya.

My Little Cousin (Tokyo Revenger X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang