Kaisoo - 1.3

81 8 0
                                    

"Bi, tidak usah masak lagi hari ini." Kyungsoo menggenggam tas laptop di tangan kanan dan beberapa berkas di tangan kiri.

"Nyonya tidak pulang lagi malam ini?" Tanya bibi yang di balas gelengan oleh Kyungsoo.

"Saya banyak pekerjaan bi. Sepertinya akan tidur di kantor lagi. Pastikan saja semua terkunci dengan benar sebelum bibi tidur. Saya pergi ya, bi."

"Baik, nyonya. Hati-hati di jalan."

"Iya, bi terima kasih."

Kyungsoo berjalan menuju halaman, meninggalkan rumah dan mulai mengendarai mobilnya. Lalu dimana Kai? Pria itu ada di kamar memperhatikan Kyungsoo dari jendela.

Sejak kejadian lima hari lalu, Kyungsoo jadi jarang pulang ke rumah. Gadis itu juga akan lebih pagi berangkat ke kantor, terkadang ia pun sampai menginap di sana.

Meskipun Kyungsoo mencintai Kai, namun ia tak bisa menampik rasa sakit tempo hari lalu. Perkataan Kai masih teringat jelas dalam pikiran Kyungsoo. Belum lagi saat ia melihat Kai bercumbu mesra di rumah dengan kekasihnya, itu menambah kadar rasa cemburu Kyungsoo.

"Cepatlah datang Januari, aku ingin segera semuanya berakhir. Tak apa tidak memilikinya, mungkin memang bahagia ku bukan dengan cara itu." Monolog Kyungsoo saat itu, dimana ia melihat Kai bergumul panas dengan Jenny.

♧♧♧

Terik matahari memberi cahaya pada belahan bumi Seoul siang ini. Lalu lintas yang padat kendaraan tak membuat padam semangat orang-orang yang melintasi jalan. Begitupun dengan Kyungsoo, gadis kelahiran 1992 ini masih saja terus memajukan langkah ke dalam sebuah gedung putih yang tak jauh dari kantornya. Setibanya ia di sana, seseorang melambaikan tangan karena telah menunggunya sejak lima belas menit lalu.

"Kris...." Kyungsoo ikut melambaikan tangan pada pria yang duduk di ruang tunggu.

"Maaf, aku terlambat. Apa dokternya sudah datang?" Tanya Kyungsoo pada Kris.

Kris berdiri lantas mengajak Kyungsoo ke salah satu ruangan yang tak jauh dari tempat ia duduk. "Sudah, sepuluh menit lalu. Ayo kita ke dalam." Kyungsoo mengangguk mengikuti Kris di sampingnya.

Sapaan lembut Kyungsoo ucapkan pada pria yang tak kalah tampan dari Kris dan suaminya. Dia adalah dokter Zhang yang merupakan salah satu teman Kris sewaktu SMA.

"Halo nyonya Kyungsoo. Apa kabar?" Dokter mengulur tangan untuk menjabat tangan Kyungsoo.

"Baik, dok." Kyungsoo membalas jabat tangan itu.

Dokter Zhang mempersilahkan keduanya duduk setelah ia menyapa Kris juga.

"Kita langsung saja ya, nyonya Kyungsoo."

"Jangan panggil nyonya. Panggil Kyungsoo saja."

"Ah baik kalau begitu." Dokter Zhang membuka lembar dalam amplop serta memberi penjelasan yang ada di layar komputer.

Lembar itu berisikan formulir persetujuan dan penjelasan ketentuan proses IUI (intrauterine insemination).

"Untuk prosesnya akan saya jelaskan di sini." Dokter Zhang menunjuk komputernya dan memperlihatkan beberapa gambar di layar tentang proses IUI lengkap dengan langkah-langkahnya.

"Apa itu sakit, dok saat di masukkan?" Kyungsoo bergidik ngeri saat ia melihat gambar dimana jarum suntik masuk ke dalam lubang vagina.

"Akan ada rasa nyeri, kontraksi dan mulas. Namun seiring berjalannya waktu, itu akan membaik dengan sendirinya."

Kris menggenggam tangan Kyungsoo untuk menenangkan. Pria itu meyakini bahwa semuanya akan baik-baik saja. "Kita melakukannya bersama, kalau begitu kau harus percaya bahwa aku akan terus bersamamu." Kyungsoo tersenyum. Lagi-lagi lelaki itu membuatnya terenyuh.

One Shoot & Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang