COUSIN - 07

534 86 0
                                    

Kenapa kau bengong begitu melihat (Name), hah?!

━━━━━━
"Permisi ...!" ucap (Name) dan Iwaizumi bersamaan. Melangkah masuk ke dalam rumah, menuju kamar Oikawa.

Kedua orang itu hendak menjenguk Oikawa, sekalian mengantarkan catatan pelajaran. Karena kapten klub voli itu sudah tiga hari tidak masuk.

BRAK!

Iwaizumi mendobrak pintu kamar Oikawa, membuat sang pemilik kamar terperanjat dengan wajah pucat.

(Name) yang paham situasi bergegas melarikan diri. "Aku pergi ke dapur dulu ...."

Sementara Iwaizumi sudah memasang wajah seramnya, membuat Oikawa makin panik. Sambil melangkah masuk ke dalam kamar, Iwaizumi berkata pelan, "Kau memang minta dibunuh, ya?"

"Waaa! Iwa-chan, maafkan akuuu!" rengek Oikawa, walau ia tahu hal itu percuma saja.

"KAU SEDANG SAKIT, KENAPA MALAH MENONTON PERTANDINGAN VOLI?!"

Entah bagaimana nasib Oikawa, (Name) hanya menyimak dari dapur sambil memakan camilan yang ada di kulkas. "Wah ... Oikawa-san punya banyak camilan enak ternyata."

Jangan ditiru ya kakak-kakak.

Teman lagi sakit bukannya dirawat malah dicuri camilannya. Ish, ish, ish.

"(Name)! Aku akan beli bubur untuk Oikawa, kau tolong awasi dia!" titah Iwaizumi, tiba-tiba saja muncul dari balik pintu dapur.

"Siaap!" (Name) bergegas menuju kamar Oikawa, berjaga agar bocah bebal itu tidak menonton pertandingan voli lagi.

Sesampainya di kamar, (Name) mendapati Oikawa tengah duduk di atas ranjangnya dengan pipi kanan yang merah, sepertinya ia ditampar Iwaizumi tadi. Melihat itu, (Name) yang biasanya jaga image di depan Oikawa langsung menutup mulutnya sendiri, agar tawanya tersamarkan.

Namun, tentu saja bukan Oikawa kalau tidak sadar perubahan ekspresi dari (Name).

"Eeeh! (Name)-chan menertawaiku, ya?!" pekik Oikawa setengah protes.

Cepat-cepat (Name) berdehem pelan, lalu beranjak membereskan kaset berisi rekaman pertandingan ekskul voli Shiratorizawa yang berserakan di meja belajar Oikawa.

"Huuh! Tadi Iwa-chan menamparku, sekarang (Name)-chan menertawaiku. Kalian sangat jahat!" lanjut Oikawa, cemberut.

(Name) merotasi bola matanya. "Kau pantas mendapatkan itu, Oikawa-san." Image-nya yang kalem dan bermulut pedas kembali.

Ngomong-ngomong, (Name) yang begini khusus untuk Oikawa. Kalau ke anak lain, sih, (Name) ramah-ramah saja, paling ... kadang terlalu berterus-terang.

Oikawa baru saja ingin memprotes, tetapi saat lelaki itu menatap wajah datar (Name) yang tengah membereskan meja belajarnya, entah mengapa Oikawa jatuh. Ah, ini bukan pertama kalinya, sih. Sejak mengenal (Name), Oikawa sudah jatuh berkali-kali pada gadis itu.

Sang kapten ekskul voli itu bertopang dagu, menatap (Name) lekat-lekat. "(Name)-chan itu ... cantik, ya," tutur Oikawa, entah sadar atau tak sadar.

Belum sempat (Name) bereaksi, Iwaizumi lebih dulu datang, lagi-lagi mendobrak pintu kamar Oikawa. "KAU MAU KUTAMPAR LAGI, HAH?! 'Kan sudah kubilang jangan macam-macam!" Iwaizumi langsung menghampiri Oikawa dengan wajah seramnya.

"Uwaa! Aku 'kan hanya memuji (Name)-chan!"

Dan lagi-lagi (Name) bergegas kabur dari sana.

𝗖𝗢𝗨𝗦𝗜𝗡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang