Papa boleh pulang sore ini setelah 9 hari menginap di rumah sakit. Raut wajah papa begitu lega dan penuh semangat. Bikin Mark mengira kalau Papa sebetulnya butuh teman disisinya dan sebagai keluarga kandung satu-satunya, Papa merindukan Mark hingga jatuh sakit.
Berhasil mendudukkan papa di sofa depan televisi, Mark mengambilkan minum dan buah untuknya. Beralaskan koran di atas meja, Mark membelah semangka dan melon. Hendak memotongnya dalam bentuk yang mudah dimakan.
"Pa, buat hadiah pernikahan Bang Jae, gimana kalau perhiasan? Lebih berharga dan berguna, nilai filosofisnya juga dapat."
"Bagus tuh. Bisa buat kenang-kenangan. Tapi lebih bagus kalo desain sendiri. Custom gitu. Biar makin eksklusif." Papa menimpali.
"Bisa, Pa. Mark kemarin ada lihat jewelry designer di LinkedIn. Studionya gak jauh. Mereka punya banyak pilihan juga."
"Boleh. Kapan kesana? Mumpung kamu masih nganggur."
Mark sedikit terluka dikatain menganggur. Tapi memang benar dia belum mendapatkan pekerjaan. Email pemberitahuan penerimaan HRD DEKRA kemarin masih tahap interview user senin depan. Lagipula Mark juga mendapatkan balasan atas lamaran yang dia kirim ke perusahaan Geospasial. Keduanya membuka posisi yang linier dengan keahlian yang Mark miliki. Mark akan memilih satu diantara mereka bila memang lolos sebab sama-sama masih di satu kota dengannya dengan salary yang tidak jauh berbeda. Mark percaya sesuatu yang bila ditakdirkan jadi miliknya, akan mendekat padanya entah dengan cara apa dan bagaimana.
"Kalo besok? Soalnya nikahan Bang Jae tinggal belasan hari lagi. Takut gak keburu gitu, Pa." Mark menawarkan dan Papa mengiyakan.
Papa gak tau aja kalau Mark punya niat terselubung atas ide hadiah ini.
●●
Ruko tiga lantai dengan luas dan lebar cukup ini disulap jadi studio penyedia jasa desain dan pembuatan perhiasan. Namanya secara singkat adalah RGCS. Nama panjangnya, Raneslings Gems Craft Studio. Customer sering menyebut secara ringkas dengan RG (re: argey). Studio inilah yang menjadi tempat Renjunaris Song mencari rezeki 2 tahun terakhir.
Renjun bukan pemilik. Dia sebagai desainer, merangkap customer service. Membantu customer mendapatkan desain dan bahan perhiasan yang cocok dengan selera dan pas di kantong mereka adalah tugas pokok dan fungsi Renjun sehari-hari.
Tentu saja. Renjun tidak serta merta masuk kedalam keluarga besar bisnis ini tanpa keahlian yang mumpuni. Renjun bisa mendesain secara terstruktur dan artistik perhiasan yang bisa menjual karena latihan dan ujian super ribet di sekolah desain.
Ngomong-ngomong tentang sekolah, jujur saja Renjun ingin sekolah lagi. Menambah ilmu di bidang desain yang ujungnya begitu abstrak ini sebab sangat fluktuatif mengikuti selera pasar. Kesempatan sekolah lagi itu agaknya sedikit lumayan susah bila Renjun tidak benar-benar menyiapkan diri dan tentu saja dana. Sebab penyokong dana pendidikannya sudah pensiun. Sumber pemasukan rumah tinggal dari Mama dan dirinya saja.
"Keren banget. Aku bisa begini gak ya." lagi-lagi Renjun bermonolog pada majalah fashion di pangkuannya. Majalan itu terbuka di bagian rubrik yang memuat profil seorang desainer berbakat dari Indonesia. Diceritakan dalam rubrik itu bahwa si desainer berpengaruh ini sukses membuat anak didiknya memamerkan karya mereka ke dunia lewat serangkaian fashion week, pameran, bahkan sebagian besar terjual dalam lelang barang mewah dengan harga yang bikin bola mata membesar. Renjun merasa iri.
"Ren,"
Renjun menoleh ke belakang. Pada Yangyang yang menatapnya prihatin. Renjun yang ngomong sendiri adalah Renjun yang lagi galau pengen sekolah desain lagi. Dia hapal karena 2 tahun jadi co-worker Renjun yang 3 bulan belakangan menjumpai Renjun yang galau melihat majalah-majalah fashion itu. Sebenarnya Raneslings tidak berlangganan khusus. Tapi kantor pusat, alias perusahaan yang punya Raneslings sengaja mendaftarkan studio sebagai penerima majalah fashion rutin dari berbagai nama majalah tersohor yang tujuannya untuk bahan bacaan, motivasi pegawai dan inspirasi yang bisa didapat. Kalo begini adanya, Yangyang jadi ingin mengatakan pada Kak Ranes, penanggung jawab Raneslings, agar berhenti menerima majalah itu karena berakibat Renjun galau dan kurang semangat tiap pagi. Efek domino buat Yangyang juga yang ikutan sendu kalo temen kerjanya merana begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diplomat [MarkRen]
Fanfiction[MARKREN BXB AREA] cerita salah judul. [!!!] feminitization renjun, missgendering, bxb, markren as couple. Katanya kita nggak akan pernah ketemu bahagia yang sama dengan orang yang beda karena everyone has a different warmth and sense of comfort. M...