3,5K words. Tanpa edit. Baca waktu luang.
●
Rumah dengan halaman penuh tanaman berbagai jenis itu begitu sejuk malam begini sehabis diguyur hujan.
Mark sengaja melipir duduk di bangku kayu yang ada di bawah pohon sawo setelah memakirkan mobil sepulang dari makan soto bareng Renjun. Melepas kemejanya yang lembab karena menolong bapak-bapak tadi. Angin malam langsung menerpa tubuh atasnya yang polos. Mark diam saja disana tanpa tahu Matthew mengintipnya dari dalam rumah.
Diumurnya menuju 25 tahun bisa dikatakan pengalaman Mark dalam asmara menyerempet minus. Dia belum pernah terlibat hubungan asmara apapun bersama siapapun. Terakhir yang Mark ingat dia suka sama adik kelas beda sekolah. Tapi nampaknya sekarang dia harus merelakan.
"Ngapain lo?"
Teguran itu asalnya dari Jo. Dia disuruh Om-nya untuk mengecek apakah sepupunya yang duduk di halaman depan itu betulan Mark atau Mark jadi-jadian karena nampak dari wajah Mark dia sangat terpukul atas sebab yang belum diketahui.
Ngomong-ngomong, Jo ada di rumah Mark karena lagi mampir buat nginep. Sering begitu kalau Jo lagi banyak jadwal operasi dan lebih efisien sebab tempat kerjanya lebih dekat dengan rumah om-nya.
"Bukannya lo abis jalan sama cemewew yak? Harusnya seneng dong." Jo mendekat. Duduk di sebelah Mark sambil memangku mangkuk berisi melon kupas. "Lo mau?"
Mark menggeleng lesu.
"Kenapa sik?" Jo menebak-nebak. Sebab dia belum pernah lihat Mark yang begini. Kalau wajah galau punya level dari dasar hingga tertinggi. Maka Mark Ada di level teratas. he's upset, seriously.
"Lo keduluan?"
Mark menghembuskan napas berat.
Jo gak tau kalo tebakannya barusan benar.
"Lo ikutin langkah-langkah yang kemarin gue ajarin gak?"
"Gue nanya apa dia nyaman? Udah. Nunjukin perasaan gue pake tindakan? Udah."
"Gak mungkin gagal kalo lo udah ngikutin saran gue." Jo menyadari sesuatu lalu buru-buru menambahi sebelum Mark mengcounter dirinya. "Jangan salah ya, meski belum punya gandengan, gue termasuk penakluk handal. Kalo gue mau gue bisa aja pacaran dengan mudah. Tapi sorry, gue bukan dominan gampangan."
Mark berdecak pelan. "Emang salah gue sih, gue kurang gercep buat tanya apa ada masalah diantara kita sebelumnya biar clear. Gue udah sempet kepikiran itu tapi malah speachless sendiri sama wajah dia..." Jo jadi penasaran gimana cakepnya Renjun sampai bikin adek sepupunya speachless.
"Bang,"
"Kata orang-orang, konon yang namanya baru ketemu bakal kalah sama yang selalu ada."
"Bangke bener." Jo menahan diri untuk gak menempeleng Mark. Cuma nepuk pundak Mark sekali.
"Mark gue bisa tarik kesimpulan dari cerita lo; Renjun tuh cakep banget dan berbakat. Pasti dan wajar banyak dominan yang deketin dia."
Pasti dan wajar banyak dominan yang deketin dia.
Rasanya Mark tertampar karena dia terlalu percaya diri dan lengah untuk kemungkinan satu itu. Renjun yang mempesona dan berbakat terlalu sayang dilewatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diplomat [MarkRen]
Fanfiction[MARKREN BXB AREA] cerita salah judul. [!!!] feminitization renjun, missgendering, bxb, markren as couple. Katanya kita nggak akan pernah ketemu bahagia yang sama dengan orang yang beda karena everyone has a different warmth and sense of comfort. M...