Diplomat - 5

280 41 5
                                    

Musim peralihan dari hujan menuju kemarau bekerja dengan cara yang paling nggak tertebak sekalipun kadang bisa ditandai dengan beberapa gejala, bahkan sudah dibuatkan teknologi yang bisa meramal; cuaca yang diprediksi bisa saja meleset. 

Sebagai orang yang tiap hari bekerja di dalam ruangan, Renjun tidak terlalu memperhatikan notifikasi ramalan cuaca yang muncul tiap 3 jam sekali hapenya. Jadi saat tiba-tiba hujan turun petang ini, Renjun dibuat sedikit kaget sebab mengira kemarau sudah datang setelah 3 minggu tidak turun hujan. 

"Tutup lebih awal aja studionya. Selesaikan laporan sama jurnal hari ini habis itu boleh pulang. Ingat yang kejatah piket ada tambahan bersihin ruang server." Ranes, manajer mereka mengingatkan. "Kita injury time sekarang buat closing."

"siap grak." Jawab Yangyang karena Ranes mengingatkannya.

Hanya ada 3 orang yang standby di studio hari ini karena 2 yang lain tengah menjalani corporate training yang diadakan oleh Holo Gemstone alias HG. HG sendiri memiliki hubungan sebagai perusahaan pemilik studio Raneslings. Raneslings tidak berdiri independen. Ada perusahaan yang memilikinya. Renjun pernah singgung mengenai dirinya ikut seleksi beasiswa? seleksi ini diadakan oleh HG sebagai sarana merawat sumberdaya desainer yang mereka miliki. Makanya Renjun betah kerja di Raneslings karena long term yang berdaya.

"Laporan lo kok udah mau kelar, Ren?"

"Tadi nyicil sedikit pas makan siang."

"Tumben."

Iya, soalnya pengen cepet selesai biar kak Mark nggak nunggu. Tentu aja kalimat barusan cuma disebut dalam hati. Renjun belum siap ditanya-tanya siapa Mark. 

Kembali fokus menyelesaikan lembaran di depannya hingga dalam 20 menit kemudian pekerjaan Renjun selesai. Merasa senang bisa pulang lebih awal jadi waktunya bersiap-siap lebih banyak. Meski hanya makan malam dan ngobrol, Renjun ingin memberikan impression yang baik untuk Mark. Jangan tanya alasan kenapa renjun merasa harus melakukan itu.

Sebagai rekan kerja sudah sewajarnya Yangyang memperhatikan teman kerjanya. Ketika tahu sikap dan barang bawaannya renjun hari ini sedikit berbeda. Yangyang pun memasang tampang curiga.

"Mau jalan?" tanyanya pada Renjun yang habis kembali dari kamar mandi.

"Mau makan malam bareng kenalan."

"Kenalan?"

"Teman lama."

"Temen apa temen?"

"Yang,"

"Iya sayang. Renjun gue udah gede ngerti jalan sama temen." Yangyang sengaja masang wajah bangga.

"Biasanya juga kita jalan berdua."

"Kita teman. Bukan temen."

Yangyang terkekeh waktu pipi Renjun muncul semburat merah saat dia menggodanya. "Gue doing lancar, deh. Hati-hati becek, ya." katanya mengerling jahil.

Renjun berpamitan pada mereka yang masih bertahan di studio. Rencananya dia akan menunggu Mark di supermarket depan masih ada setengah jam lagi dadi jam janjian mereka Renjun hendak membeli beberapa barang lebih dulu. Untuk itu renjun harus melewati jalanan memakai payung pinjaman studio karena hari ini dia tidak membawa payung. 

Namun rencana Renjun buyar waktu dia melihat Mark sudah berada di teras Raneslings dengan payung besar di sebelahnya. Memakai kemeja putih polos dan celana bahan yang ujungnya digulung agar tidak terkena cipratan air. Hanya beralas kaki sandal jepit. Tengah menggulung lengan kemejanya. Presensi sederhana yang bagi Renjun tidak remeh.

"Hai, Ren." lelaki itu menyapa waktu tahu Renjun sudah berada di dekatnya. 

"Udah disini kak?"

"Saya ada interview dekat sini. Jadi sekalian aja. Belum lama kok. Kok kamu udah keluar? Katanya tutup studio jam 7? masih 55 menit lagi."

Diplomat [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang