Halo semua! Cuaca lagi nggak menentu ya kan?Jaga kesehatan yaa! Kalo suka sama cerita ini, boleh di vote dan komen☺️
****************
Terjebak macet di pagi hari? Sudah biasa. Lalu lintas Jakarta memang selalu seperti ini. Padat. Aku menatap jalanan di depanku dengan putus asa. Pagi ini akan di adakan meeting regional, dan semua perwakilan devisi harus hadir. Termasuk diriku yang entah kapan akan sampai kantor.
Handphone ku berdering dan menunjukan nama 'Mbak Dewi' di layar.
"Lo nggak ngantor, Bel? Ini udah jam berapa? Lo gak inget pagi ini ada meeting? Devisi lain udah kumpul depan ruang meeting"
Aku menghela nafas karna Mbak Dewi selalu begitu, berbicara panjang lebar padahal aku belum merespon apapun.
"Gue kena macet mbak"
"Sampe mana? Buruan, Bel. Ati-ati juga nyetir nya jangan ngebut gak jelas. Yaudah Assalamualaikum "
"Walaikumsalam"
Aku terkekeh kecil, mbak Dewi memang seperti kakak bagiku. Dia akan memarahiku dan memberiku perhatian setelah nya. Bukan marah sungguhan memang. Tapi tetap saja, jika mbak Dewi sudah marah berarti aku sudah melakukan kesalahan.
Sampai di kantor aku berlari kecil menuju lift yang sedikit lagi akan tertutup.
'Aw!' pekik ku saat mencoba menahan lift yang hampir tertutup rapat dan terbuka kembali.
Di dalam lift ada seorang pria bersetelan jas rapi. Tapi tunggu, sepertinya dia bukan karyawan kantor ini.
"Bang Shaka?"
"Abelia?"
Aku mengerjap beberapa saat. Arshaka, atau Bang Shaka ini teman SMA kakak ku di Jogja. Empat sekawan yang hampir tiap hari berkumpul di rumah ku. Seingatku, mereka semua berpisah karena kuliah di universitas yang berbeda kota. Semenjak itu juga aku nggak pernah tau lagi soal mereka.
"Yaampun, Bang Shaka apa kabar? Masih inget Abel kan?"
Shaka terkekeh.
"Inget. Kamu kerja disini?"
Aku mengangguk dan menunjukan ID card yang ku kalung kan.
"Staff finance?" Tanya nya lagi
"Iya. Bang, duluan ya! Ada meeting pagi ini Abel udah telat"
Pintu lift terbuka sesampai nya di lantai tujuan ku. Aku berlari kecil karna yakin rapat akan dimulai. Dan benar saja, di ruang meeting semua kursi hampir penuh yang artinya semua orang sudah berkumpul.
Lumayan banyak yang sudah ku kenal dua tahun belakangan semenjak di pindah ke kantor pusat. Sebelum nya aku bekerja di kantor cabang di daerah asalku. Aku mendapat promosi oleh Kepala devisi bagian keuangan untuk di pindah sekaligus naik jabatan. Sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan besar ini, walaupun resiko nya aku harus jauh dari orang tua dan tinggal sendiri."Selamat pagi Mbak Dewi, Mas Wisnu" ucapku setelah mendaratkan bokong di kursi antara mereka berdua.
Memang selalu seperti itu setiap meeting. Kata Mas Wisnu agar aku tidak kedinginan karna AC. Sial.
"Pagi juga, Cantik! Dewi fortuna selalu berpihak sama lo mulu ya" ujar Mas Wisnu sambil tetap membaca laporan nya.
"Huh. Tau nggak, Bel? Meeting diundur 10menit lagi." Mbak Dewi memutar bola mata nya jengah
"Oh iya? Syukur deh, gue nggak jadi telat"
Kami bertiga mengobrol soal laporan yang di bawa masing-masing sesekali membahas tujuan liburan singkat. Yap. Disini, karyawan bisa mengajukan liburan selama 3hari tanpa memotong jatah cuti. Karena pekerjaan yang selalu padat, mengharuskan lembur hampir setiap hari, maka kebijakan seperti itu aku anggap untuk menjaga otak karyawan tetap waras. Relax sejenak sebelum kembali kerja keras bagai qhuda. Perusahaan multinasional ini memang salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Banyak anak cabang di setiap kota, dan produk nya pun memang sangat diminati masyarakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected, Size!
ChickLit"Nggak cuma ini aja yang keras. Ada bagian lain juga yang lebih dari ini" Ia tersenyum sambil mengangkat gelas pertama nya "Belum bisa dibuktiin kalo belum di pegang. Punya Abel udah jelas besar walau cuma diliat" Aku menyesap bir sedikit demi sedik...