6. THE RED ROOM WITH LUCIFER

17.7K 2.3K 1.5K
                                    

HALOO HAHAHAHH PLS AKU UDAH LAMA BANGET HILANG SEMOGA MASIH ADA YANG MAU BACA CERITA INI 😭

SEBELUMNYA AKU MAU KASIH TAU ALASAN AKU MENGHILANGKAN HINGGA SETENGAH TAHUN LEBIH LAMANYA.

1. AKU PUNYA KESIBUKAN DI RL YANG NGGAK BISA DI TUNDA AKU UDAH KELAS 12 GAIS HARUS FOKUS😔🙏🏻
2. HEHEHEH LUPA PUNYA WATTPAD

TAPI KALIAN TENANG AJA MULAI SEKARANG AKU BAKALAN SERING UPDATE SESUAI TARGET HUHUY😻

anw susah promosiin cerita ini sekarang, kalian ada yang punya akun tiktok rame? aku mau ajak kerjasama hehehe.

****

HAPPY READING!

****

Lucifer menatap dalam pada Amora yang kini menikmati makan malamnya. Gadis itu seperti magnet yang menarik Lucifer untuk menerkamnya. Sialan. Kulit putih mulus itu ingin sekali Lucifer jamah.

"Kak...kenapa nggak makan? Kenapa liatin Amora terus?" cicit Amora dengan kepala tertunduk dalam. Dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya kali itu.

Kursi Lucifer berderet yang menandakan bahwa ia berdiri dari sana. Cowok jangkung itu mendekati Amora, mengusap pelan kepalanya seperti seorang kekasih. "Gue pengen makan lo Amora. Lo nggak sadar?"

Amora tersentak kaget mendengar penuturan Lucifer yang menurutnya cukup vulgar. "Kak jangan ngomong kayak gitu..." suara Amora masih terdengar pelan. Tampak sekali aura menakutkan dari seorang Lucifer Bangsawan memang berhasil.

Lucifer tersenyum senang. Dia selalu bahagia setiap melihat ketakutan di kedua pupil Amora. Hal itu selalu menciptakan sensasi senang tersendiri untuknya. "Yes Baby," bisik Lucifer pelan di telinga Amora hingga perempuan mungil itu bergidik geli.

Amora meneruskan makannya, sedangkan Lucifer masih tetap berdiri disamping perempuan itu dengan tatapan mengintimidasi. Lucifer berusaha keras untuk mengontrol dirinya agar tidak membawa Amora ke kamarnya sekarang juga.

"En—"

"Shit. I can't hold back any longer, Amora."

[Sialan. Aku tidak bisa menahan lebih lama lagi, Amora.]

Lucifer menarik Amora paksa agar berdiri dari kursinya. Dia langsung menggendong gadis itu seperti bayi. Badan mungil Amora terasa tepat di tubuh kekar milik Lucifer.

Bagaimana rasanya saat melihat Amora terkulai tak berdaya dibawahnya? Lucifer nyaris gila memikirkan itu.

Amora berteriak kaget karena sekarang rasanya sangat sesak berada di gendongan Lucifer yang erat. Cowok itu seakan ingin meremukkan badannya. "K-kak..."

"Diem Amora. Gue nggak bisa nahan lagi." Lucifer segera melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri lorong-lorong rumah megah itu. Kediaman Bangsawan hening meskipun banyak sekali pelayanan disana.

Lucifer membanting pintu kamarnya begitu mereka tiba di lantai atas. Amora ketakutan. Dia menggigil. Amora tahu akan hal yang akan Lucifer lakukan. 

"Kak jangan..." Amora terisak. Dia kebingungan. Lucifer terlalu superpower untuknya yang tidak memiliki kekuatan apapun. Lucifer bisa saja membuangnya setelah memakainya seperti beberapa gadis yang sering bersamanya.

LUCIFER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang