Papa lebih sayang Mama dari pada aku, Ma.***
"Papa, ingin dibuatkan kopi?"
Sebuah pertanyaan yang muncul saat seorang laki-laki dan pria dewasa diam di satu tempat.
"Tidak."
Laki-laki itu tersenyum mendengar jawaban pria yang dipanggil 'papa'. Sebuah senyum miris lebih tepatnya.
"Papa masih lama bekerjanya?" tanyanya masih tidak menyerah. "Sudah mau jam sepuluh malam."
"Berisik."
Pria itu menolehkan kepalanya pada sang anak yang sedari tadi terus-terusan bertanya. "Lebih baik kamu pergi dari hadapan saya sekarang," titahnya.
"Tapi Papa ...."
"PERGI!"
Laki-laki itu tersentak dan langsung berlari menuju kamar meninggalkan papanya di ruang tamu sendirian. Sesampainya di kamar, tubuhnya langsung bersandar pada pintu yang telah tertutup dengan tangan yang mengusap dadanya.
"Tenang ... tenang ...."
Setelah dirasa tenang, laki-laki itu berjalan menuju ranjangnya lalu berbaring di sana dan memejamkan mata. Tidur menjadi satu-satunya pilihan yang ia punya ketika papa menolaknya.
Namanya Jungwon, kisah hidupnya panjang namun akan diringkas sependek mungkin. Hanya berisi Jungwon dan penolakan yang selalu diterimanya.
Pagi-pagi sekali Jungwon sudah berkutat di dapur miliknya. Sibuk mengoseng dan mencicipi makanan yang sedang ia buat. Sesekali mulutnya melantunkan sebuah nyanyian ringan.
"Tada ... makanan ala Jungwon sudah selesai," ucapnya senang.
Jungwon menata makanan itu di meja makan dengan makanan lainnya. Tak lupa nasi yang sudah dibuat lebih awal tadi.
"Semoga Papa mau makannya."
Ya, harapannya hanya itu. Semoga papa sudi mencicip makanan yang sudah dibuat susah payah olehnya.
Tak lama, orang yang Jungwon harapkan muncul kehadirannya. Papa turun dari tangga dengan memakai kemeja dan jas yang disampirkan di tangannya.
"Pagi Papa," sapa Jungwon.
"Hmm."
"Papa ayo sarapan, Jungwon sudah buatkan makanannya."
Tidak ada jawaban dari papa. Jungwon tersenyum tipis, dia belum menyerah. Dirinya langsung mengambil satu piring kemudian mengambilkan nasi dan juga lauk pauknya untuk sang papa.
"Ini sarapannya, Pa."
"Papa?"
"Berisik, Jungwon," cetus papa.
Jungwon tetap tersenyum tipis. "Masih jam setengah tujuh kurang kok, Papa enggak akan telat buat sarapan sebentar."
"Saya berangkat," ucap papa.
"Loh Papa kenapa enggak sarapan dulu?" tanya Jungwon.
"Papa suka pulang malam, kalau Papa enggak sarapan nanti Papa sakit."
"Papa ...."
"Kamu bisa diam tidak Jungwon?! Berisik kamu, saya tidak akan pernah sudi untuk cicipi makanan kamu itu," bentak papa karena risih dengan Jungwon yang banyak bicara.
Kali ini, senyuman Jungwon luntur dari bibirnya setelah mendengar bentakan papa yang entah untuk ke berapa kalinya.
"Maaf Pa," ucapnya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT
FanfictionIsinya betulan oneshoot ya, bisa brothership atau ship biasa atau tentang keluarga, sahabat, dll. Pokoknya all genre bisa aja ada di oneshoot ini. Happy reading Bukan BxB, ingett!!! Enhypen & NCT