Beberapa menit kemudian, aku menaiki mobil pria tersebut dan sampai ke sebuah studio apartemen. Terlihat sangat bersih dan rapi untuk sebuah apartemen yang ditempati oleh seorang pria lajang, namun juga terlihat kosong disaat bersamaan.
"Apa kau ingin mandi dulu atau haruskah kita langsung melanjutkan kegiatan di minimarket?" Tanya pria itu sembari melepas jaketnya.
*grab* aku tidak menjawab pertanyaannya, aku hanya melingkarkan tanganku ke sekitar pinggangnya itu.
Tak perlu waktu yang lama, ia mengerti maksudku. Pria itu pun menciumku lagi, kali ini dia menciumku sambil menjamah seluruh tubuhku.
Aku merasa geli dengan diriku sendiri. Ini pertama kalinya aku tidur dengan orang selain Fini. Dan di luar itu, aku tidur dengan seorang pria? Itu sudah sangat mustahil pikirku.
"Darah.. apakah ini pertama kalinya bagimu?" Tanyanya sambil menatap wajahku yang kini aku pun tak tahu lagi bagaimana ekspresinya.
"Tidak, aku pernah melakukannya dengan seseorang. Dia seorang wanita, aku bahkan tidak menyadari bahwa selaput daraku bahkan belum robek." Jawabku.
*pria itu menghela nafas singkat*
"Jadi, apakah sekarang kau merasa jijik denganku? Aku seorang lesbian. Haha. Apakah kau ingin berhenti?" Tambahku sembari tertawa garing.
Lihatlah, bahkan pria yang putus asa ini pun terkejut mengetahui bahwa aku seperti ini.
Aku hanya orang bodoh yang melarikan diri dari masalahku sendiri.
"Tidak, aku hanya terkejut. Namun bukan berarti aku tidak ingin melanjutkan ini." Ucapnya kepadaku.
*argh* aku merasa aneh.
Awalnya terasa sakit, namun setelahnya hanya perasaan kesenangan yang ada padaku. Perasaan ini mengalir dalam dadaku, sampai sejenak aku melupakan masalah yang menimpaku hari ini."Uhghh..."
"Apakah masih terasa sakit?" Tanya pria itu sembari melepas ciumannya di bibirku.
"Hm, tidak. Ini terasa baik. Aku tidak percaya bahwa akan terasa seperti ini bila melakukan dengan pria." Jawabku dengan wajah tersipu. Aku meraih bibirnya lagi, kemudian meletakkan tanganku di pundaknya.
Tidak bisa dipercaya, aku hanya membalas ciumannya. Dan sekarang dia menjadi lebih bersemangat.
Akhirnya kami melakukan itu sampai menjelang pagi, aku pun tak mengingat berapa kali aku melakukan itu. Aku berakhir pingsan di tempat tidur.
𖠌 𖠌 11.00 PM 𖠌 𖠌
"Hoam.. aduh duh... pinggangku."
Aku pun terbangun dan setelah itu aku melihat sekitarku.
Aku mencoba mengingat kejadian malam itu. Kejadian gila yang membuat pinggangku mati rasa. Semua tubuhku terasa sakit, terutama bagian 'itu'.
"Oh hei, kau sudah bangun? Maaf untuk kemarin malam. Aku tak bisa menahan diriku, sebenarnya ini pertama kali aku melakukannya. Maaf aku melampiaskan stress ku, padamu." Sapanya dengan senyum yang menunjukkan bahwa ia menyesal dengan perbuatannya.
"Oh ya.. aku juga membuatkan sarapan untukmu, kau pasti lapar."sambung pria itu dengan celemek yang dia pakai. Tidak hanya itu, pria itu bahkan membawa sebuah nampan yang berisi nasi goreng dengan telur didalamnya.
*tersipu* pipiku memerah melihat senyumannya serta penampilannya, sangat cantik.. sampai aku lupa bahwa dia adalah seorang pria.
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku baru tersadar bahwa tubuhku sudah bersih dari sisa-sisa noda di sekujur tubuhku kemarin. Sangat bersih, tidak ada yang tersisa dari ujung rambutku. Sampai kebagian 'itu'.
*orang gila* pikirku. Aku tidak menyangka orang bahwa orang lain bisa membersihkan tubuhku sampai sebersih ini selain diriku sendiri.
Bahkan ketika aku bersama Fini dulu..
"Ah.. aku memikirkannya lagi." gumamku pelan.
"Apa yang kau pikirkan? Apakah kau masih memikirkan partnermu itu?" Tanyanya padaku, matanya menatapku seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi buronan.
"Ah.. benar, apakah aku menceritakan kisahku padamu kemarin malam?" Jawabku sambil mengerutkan dahi.
"Engga, kau hanya mengatakan bahwa kau pernah tidur dengan seorang wanita. Dan juga.. kau mengungkapkan jati dirimu sebagai seorang lesbian. Oh... apakah kau masih mencintainya?" Tanyanya lagi.
*Tertegun* aku terkejut dengan perkataan yang diucapkan di akhir kalimatnya, 'apakah kau masih mencintainya?'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
RomanceSeseorang pernah berkata, menikah dan punya anak adalah takdir dari seorang wanita. Tapi, bagaimana jika wanita menyukai wanita lainnya? Apakah itu hal berdosa? Lia Emilia Clarke, seorang lesbian yang menyukai sesama wanita. Wanita yang dicintainya...