Sesampainya aku di mall, semua mata menatap ke arahku.
Tentu saja, bukan aku yang mereka dilihat.
Mereka hanya tersihir oleh pesona Julio, mulai dari ujung rambut hingga kaki, tak ada yang tak bisa dipandangi oleh mereka.
"Hey, Julio. Apakah kamu sengaja mengajakku kesini hanya untuk pamer pesonamu?! Kukira kau ingin menghiburku." Kataku dengan nada kesal.
*Pfffft* Julio tertawa cengengesan. Dia mengacak-acak gemas rambutku.
"Nggak Lia, apakah kamu tidak sadar mereka juga menatapmu? Kamu begitu kecil dan menggemaskan, bagaimana bisa mereka hanya menatapku sedangkan orang di sebelahku juga sama menariknya untuk dilihat?" Godanya.
Aku hanya terdiam, tidak mengucapkan sepatah katapun sampai kami tiba di sebuah Food Court.
"Ah, sudah sampai. Aku akan memesan makanan dulu, kamu silahkan cari tempat duduk yang nyaman untukmu." Pintanya.
"Ok, aku mau cuci tangan dulu." Jawabku.
Beberapa menit kemudian, Julio ke arah tempatku duduk.
Dia memesan banyak menu makanan dan minuman.
Mulai dari ayam goreng dengan segelas soda besar hingga beef steak dengan ice cream juga dipesannya.
"Buset, banyak sekali yang kau pesan. Apakah porsimu yang biasa memang sebanyak ini?" Tanyaku.
"Hahaha, nggak. Aku memesannya karena sedang bersama denganmu. Yah sudahlah, mari makan saja. Keburu dingin kalau ga dimakan sekarang." Ucapnya
'huah.. kenyang banget' pikirku dalam hati.
"Nah sekarang udah kenyang kan? Mari kita bahas sesuatu disini." Katanya kepadaku sambil mengeluarkan sebuah kartu undangan.
Aku melihat sampulnya dan sudah mempunyai firasat buruk.
Jangan-jangan….
"Ini kartu undangan pernikahan pamanku. Bisakah kau pergi denganku?" Pintanya.
"Hah apa? Aku tidak mengerti, ini tentang keluargamu, mengapa aku harus ikut?" Tolakku.
"Bukan begitu, hanya saja, jika aku mempunyai hati selapang stadion sepakbola mungkin aku tidak akan mengajakmu." Ucapnya serius.
"Hm.. aku masih tidak paham, bisa kamu jelaskan situasinya?" Tanyaku.
"Itu sulit untuk dijelaskan secara detail. Singkatnya, aku menyukai pamanku. Oh, btw paman dan aku tidak berhubungan darah. Ayahku menikah lagi dengan kakaknya." Jelasnya
Wow, sekali lagi aku dikejutkan olehnya.
Benar-benar tidak terduga. Aku mengira, seorang aneh diantara kami hanyalah aku.
Rupa-rupanya, dia sama denganku?
Takdir benar-benar mempermainkan kami! Jelas seperti itu bukan?
"Hmm.. Okelah, aku akan ikut denganmu tapi dengan satu syarat." Kataku.
"Apa? Selama masih dalam kendaliku, apapun akan ku kabulkan." Tanyanya
"Hanya permintaan kecil, aku hanya ingin kau bertanggung jawab untuk pakaian yang akan kukenakan kesana dan setelah ini, tolong temani aku ke bank, aku ingin mentransfer uang untuk keluargaku." Jawabku.
*Mengangguk* dia menyetujui syarat yang ku berikan.
°
°
°Setelah selesai transfer uang, Julio mengantarku pulang ke rumahku.
Entah hari ini memang sial atau bagaimana, rumah yang kutinggali kebakaran.
Dengar-dengar dari warga sekitar sih.. penyebabnya adalah kebocoran gas tetangga sebelah rumahku.
Tapi tetap saja, mengapa harus sekarang kebakarannya? Sial!
Dimana lagi aku harus tinggal? Biasanya kalau udah kayak gini, Fini pasti menawarkanku untuk menginap.
Ughh Fini..
Aku terdiam sejenak.
"Lia, kamu mau tinggal di apartemenku saja sementara?" Tawarnya kepadaku.
"Beneran? Kamu ga keberatan aku tinggal disana?" Tanyaku meyakinkannya.
"Iyaa, aku ga keberatan kok kamu tinggal semalam." Jawabnya.
'oh ya, aku lupa dia adalah orang mabuk yang tak segan membawa orang asing ke apartemennya. apa dia tidak takut jikalau saja aku adalah seorang penjahat yang akan mencuri barang-barangnya? Huh:(.' Pikirku.
- Apartemen Plaza IX, Northwest Russia -
Aku masuk ke dalam apartemennya, aku baru ingat.
Aku tidak mempunyai baju lain selain yang kukenakan ini.
"Lia, mengapa kau hanya diam di sana? Ayo letakkan sepatumu itu dalam rak dan kemarilah." Ajaknya.
"I-itu, jadi gini.. aku bertanya-tanya, apakah masih ada minimarket penjual pakaian yang masih buka dijam segini?" Tanyaku.
"Hm.. mungkin tidak? Ini sudah dekat tengah malam. Jangan khawatir, untuk pakaian, kamu bisa meminjam punyaku." Jawabnya.
"Bagaimana dengan pakaian dalam?" Tanyaku lagi.
"Kamu bisa pakai punyaku, atau mungkin.. lebih baik ga usah dipakai saja? Hanya semalam, itu ga akan membuatmu masuk angin." Jelasnya kepadaku.
Aku masih agak ragu, tapi aku percayakan saja padanya.
- - -
"Julio, dimana pakaian yang akan kukenakan? Aku sudah selesai mandi nih!" Teriakku dari kamar mandi.
"Oh itu, kamu masuk saja ke lemari pakaian di dalam kamar yang kau tiduri semalam. Disana banyak pakaian lamaku, yang mungkin saja muat di tubuhmu." Sahutnya.
Aku mengiyakan, segera setelah itu, aku langsung menuju kamarnya dan membuka lemari.
Dan tebak apa yang kulihat?
Lemari yang jumbo, aku bisa masuk kedalamnya, melihat-lihat.
Semua pakaian disana disusun berdasarkan name tag disana.
Aku mencari-cari baju yang muat untukku.
Hup, 'ini dia, aku akan mencoba ini.'
Setelah ku pakai pakaiannya, keluarlah aku dari kamar dan menuju ke dapur.
"Oh kamu sudah seles–" belum menyelesaikan kalimatnya, Julio tertawa melihatku.
*Pffft*
"Mengapa kau tertawa?" Tanyaku kesal.
"Ga apa-apa, hanya lucu saja. Sedikit fun fact, baju yang kamu kenakan itu milikku saat masih di sekolah menengah. Dan juga, itu sudah pakaian terkecil yang kumiliki, mengapa masih terlalu besar di tubuhmu? Sampai dikaretin pula. Hahahahah." Jawabnya sambil tertawa lagi.
Kali ini tertawanya semakin membuatku kesal, jadi aku duduk dengan gusar, menarik kursi dengan kasar lalu mendudukinya sambil melipat tanganku diatas meja.
*Hmph!* kesalku
"Maaf ya Lia, heheheh. Aku hanya bercanda kok. Mari makan dulu yuk. Nanti kalau ga makan, aku yang makan kamu. Hahaha." Candanya.
Wajahku berubah menjadi merah tomat.
Aku teringat kejadian kemarin malam yang membuat pinggangku mati rasa.
Setelah makan selesai, aku pun beranjak dari saja, menuju kamar dan segera pergi tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
RomanceSeseorang pernah berkata, menikah dan punya anak adalah takdir dari seorang wanita. Tapi, bagaimana jika wanita menyukai wanita lainnya? Apakah itu hal berdosa? Lia Emilia Clarke, seorang lesbian yang menyukai sesama wanita. Wanita yang dicintainya...