Di malam hari, Agra dan Renata menyanyikan sebuah lagu yang berjudul " Tak kan hilang - Budi Doremi " di halaman depan rumah. Renata bernyanyi, sedangkan Agra bernyanyi sekaligus bermain gitar.
Mereka bernyanyi seraya saling menatap, dan saling menghayati kata demi kata dalam lirik tersebut. Pada saat bagian " Habis sudah nafasku, menyebut namamu. Tak kan hilang cintaku padamu, tak kan hilang walau kau memilih pergi, tak kan hilang sampai diujung waktuku mencintamu. " tangis Renata pecah, benar benar pecah. Ia bernyanyi serta menangis. Hal itu membuat Agra semakin terbawa suasana.
Setelah mereka selesai menyanyikan lagu tersebut, Agra mengatakan sesuatu pada Renata. Ia berujar " Kalo suatu saat kita udah ga bareng, kamu harus kuat ya, kamu harus bisa tanpa aku " Renata terkejut, mengapa kekasihnya itu tiba-tiba berujar seperti itu? lalu Renata menanggapi kata-kata yang baru saja Agra ucap. " Maksud kamu ngomong gitu apa? " ucap Renata seraya menatap Agra tak percaya bahwasanya semera jaan nya telah mengatakan hal itu.
Agra pun tersenyum kearah Renata. Tak lama kemudian, Agra menyeka air mata yang sedari tadi mendarat di pipi gadisnya itu. Lalu, Agra berkata " Jangan nangis, aku cuman tiba-tiba kepikiran aja " Renata hanya terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa lagi setelah mendengar apa yang pria di depannya itu sampaikan. " Aku usahain hal itu ga bakalan terjadi, tapi kamu harus siap kalo suatu saat kita ga bareng lagi " Agra melanjutkan perkataannya seraya menatap lembut paras cantik semera jaan nya itu.
" Jangan lanjutin. Cuz i don't like this situation. " ucap Renata yang kemudian mengalihkan pandangannya dari pria si pemilik magra Narendra.
" Maaf " ujar Agra. Renata tak menggubrisnya, ia hanya fokus pada jalanan yang berada di depan pandangannya itu. Ya, rumah Renata berada di pinggir jalan raya kota Bandung.
" Nat " sambungnya.
Renata pun melirik kearah Agra tanpa berkata sepatah kata pun. " Do u want to ride a motorbike at night in Bandung? " tambah Agra.
Renata yang mendengar hal itu, ia pun spontan menganggukan kepalanya dengan cepat. Ia sangat antusias akan hal itu, karena ia telah menanti kegiatan ini sejak lama.
" Yaudah tunggu apalagi? c'mon babe " ujar Agra yang langsung bangkit dari duduknya. Renata yang melihat hal itu, spontan ia bangkit mengiringi Agra, lalu menarik tangan Agra kearah motor milik papa nya.
Namun, Agra menghentikan langkah mereka. Renata pun bertanya pada Agra " Kenapa kamu berhenti? ".
Agra menjawab perkataan Renata tersebut, " Kamu belum izin, kamu juga belum pake jaket sama helm. " sungguh, kalimat yang Agra ujarkan barusan membuat kupu-kupu di dalam perut Renata kembali.
Lalu, Renata pun menarik tangan Agra ke dalam rumah. Ia membawa Agra ke arah kamarnya yang berada tak jauh dari arah pintu depan.
" Kamu duduk dulu, aku mau cari jaket " ucap Renata sembari berjalan kearah lemari jaketnya. Ia mencari jaket yang akan ia kenakan malam itu. Lalu, ia mengambil dua macam jaket yang berbeda model dan menunjukkan nya pada Agra.
" Agra, kira-kira aku pake jaket yang mana ya? " ucap Renata sembari melihat-lihat jaket mana yang lebih cocok ia kenakan untuk malam itu.
Agra yang pada dasarnya memang sudah sangat mencintai kekasihnya itu, ia pun berkata " kamu pake apa aja cantik. " ucapnya sembari tersenyum kearah Renata yang terlihat sangat mengagumi gadis itu.
Renata yang sedari tadi bingung dengan jaketnya, ia langsung melirik kearah Agra. " Kamu bisa ga sih sekali aja gausah gombal? " ujar Renata yang terlihat kesal namun nyatanya ia sangatlah senang dengan hal itu.
" Iya, iya maaf. Tapi bener loh Nat, kamu pake apa aja cantik " Agra yang melihat tatapan Renata yang terlihat seperti harimau yang siap menyantap mangsanya, ia pun bergegas menuju kearah Renata dan mempertimbangkan jaket mana yang cocok untuk Renata kenakan pada saat night ride nanti.