Gadis pemilik rambut terikat asal-asalan yang sedang menempati bangku pojok belakang membuka mata dengan sangat berat hati. Melihat sekeliling yang sudah sepi. Perasaan, tadi waktu menutup mata, kelas ini masih sangat ramai. Dia menyapu wajah yang pasti menampakkan bekas lipatan-lipatan jaket yang digunakan sebagai bantal.
Sudah berapa lama dia tertidur? Kenapa tidak ada yang membangunkannya?
Ah iya, dia lupa bahwa tak ada satu pun orang yang mau berbicara dengannya. Bukan, bukan mereka tak suka padanya atau dia sebagai anak yang dirundung di sini hingga tak ada yang mau berteman dengannya, justru dia sendiri yang melarangnya. Gadis itu tidak suka berbicara dengan orang-orang yang tidak penting. Tidak ada yang boleh mengganggu hidupnya.
Namanya Abelia Sahara, dia anak Jakarta Selatan yang entah mengapa tiba-tiba sampai di Surabaya. Hidupnya berubah begitu saja sejak enam tahun yang lalu. Kini, dia menjalani takdir sebagai siswi di SMA Cahaya Tunggal. Bagi Abelia, kehidupan di sini sama sekali tidak menyenangkan. Jadi, dia tidak pernah tertarik pada apa pun khususnya si sekolah ini.
Merenggangkan otot-otot yang terasa kaku sebab tidur sejak pagi hingga siang, gadis itu akhirnya mengemasi barang-barang yang tergeletak di atas meja. Hanya sebotol air mineral dan satu buah bulpoin yang dipakai untuk absensi tadi. Sepanjang pelajaran, Abelia tidak mengeluarkan buku apa pun. Bahkan, dia tidak tahu apa saja mata pelajaran hari ini di kelasnya.
Sambil mengamati sekitar yang sudah benar-benar sepi, gadis itu menghela napas panjang sembari merapikan roknya pendeknya lalu pergi meninggalkan kelas.
Lima gelang hitam di tangan mungilnya membuat terlihat seperti anak nakal di mata guru-guru, juga kalung hitam yang kata mereka lebih mirip kalung anjing ini semakin membuat guru-guru memberinya julukan 'gadis berandalan'. Huft ... padahal Abelia hanya sangat malas berinteraksi dengan siapa pun, bagaimana bisa dia jadi berandalan karena sekedar tidak mau berinteraksi?
Abelia sama sekali tidak kekurangan uang untuk menjadi berandal, dia bisa menghidupi diri sendiri di dalam rumah besar miliknya. Dia juga setiap pulang sekolah hanya tidur di rumah tanpa keluyuran di mana-mana. Meskipun Surabaya sangat luas dan banyak tempat-tempat menarik, Abelia sangat bodo amat dengan semua itu.
Memang benar, orang-orang hanya menilai buku hanya dari covernya.
Sambil berjalan melewati koridor demi koridor dari sekolah yang lumayan besar ini, Abelia akhirnya memilih untuk memasang earphone. Dia memiliki selera tinggi untuk lagu-lagu Barat, dengan alasan: sekalipun lagu Barat bertema galau, nadanya tidak se-lebay dan semenyedihkan lagu lokal.
Bruakk ....
Napas Abelia rasanya terhenti saat itu juga. Ketika roda tipis masuk pada sela kedua kakinya. Roda itu berhasil mengotori rok abu-abu yang baru satu bulan lalu dibeli.
Siapa yang berani mengganggu hidupnya? Ini terasa tidak adil ketika Abelia berusaha tidak pernah mengganggu siapa pun, tetapi hari ini seseorang mengganggunya.
Dengan penuh amarah, gadis itu melepas kabel earphone sambil berbalik badan. Kini, tepat di hadapannya, laki-laki berkacamata berdiri dengan wajah panik sambil kedua tangannya yang memegangi setir sepedanya. Kakinya berusaha meluruskan jagang sepeda.
Belum sempat Abelia memarahinya, laki-laki itu langsung bertekuk lutut di hadapannya sambil memohon, "saya minta maaf, saya nggak sengaja. Lagian Mbaknya dari tadi sudah saya bel, tapi nggak mau minggir. Rem saya lagi blong, jadinya saya nggak sengaja nabrak sampeyan."
Abelia terdiam sejenak karena cukup terkejut dengan reaksi laki-laki itu. Mendengar pengakuannya, pantas saja Abelia tidak mendengar bel sepedanya yang berbunyi, sebab dia memakai earphone yang dikeraskan secara maksimum volumenya. Diamnya Abelia ternyata tidak membuat laki-laki itu bangun, dia masih setia bertekuk lutut.
![](https://img.wattpad.com/cover/328810948-288-k359727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home
Fiksi RemajaKata Aksara, hidup itu hanya butuh dua bekal utama: sabar dan tabah. Dengan keduanya, kamu bisa menjadi orang baik, katanya. Sebuah nasihat yang terdengar bijak-tapi tidak berlaku untuk Abelia. Sabar dan tabah? Abelia sudah menelan mentah-mentah itu...