Dendam Sang Diva

34 2 0
                                    

     Seorang gadis menenggak gelas terakhir chivas yang dipesannya. Entah sudah berapa gelas, ia menghabiskan minuman beralkohol itu. Dialah Diva, gadis berusia 21 tahun yang baru saja menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan rekaman besar.

     Diva 'merasa' harus merayakan langkah awal sebagai penyanyi bersama manager dan teman-temannya. Dengan percaya diri Diva bertingkah liar dengan menari-nari di atas meja sebuah bar. Dengan gayanya yang sensual gadis itu menggoda setiap pengunjung laki-laki di bar tersebut. Diva tidak peduli yang penting dirinya 'happy' hingga lupa diri.

     Seorang laki-laki memerhatikan Diva dari sebuah meja di sudut bar. Tak lama kemudian laki-laki itu mulai mendekati meja di mana Diva sedang berdiri. Kemudian mengulurkan tangannya pada Diva. Gadis itu kemudian tertawa dan hup---Diva lalu menjatuhkan diri kedalam pelukan laki-laki yang tidak dikenalnya itu.

     "Diva, ayo kita pulang," kata Monik---manager gadis itu.

     "Tinggalkan aku, Monik---aku pulang bersamanya, ini pacarku," kata Diva sambil mengerling manja pada laki-laki yang memeluknya. Lalu mereka berciuman.

__________

     Pagi itu, keadaan apartemen Diva seperti kapal pecah. Gadis itu tidak ingat lagi apa yang telah terjadi semalam. Kepalanya seperti berputar-putar karena efek minuman beralkohol---yang sudah membuatnya mabuk berat, semalam. Diva mendapati dirinya terbangun dari tidur tanpa menggunakan sehelai benang pun di tubuhnya.

     Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Tidak lama kemudian ponsel-nya berdering---dengan malas dilihatnya panggilan telpon yang masuk. Ternyata Monik, manager-nya itu rupanya telah menghubungi berulang kali. Notifikasi dari ponsel-nya menunjukkan ada 20 panggilan tak terjawab. Ponsel kembali berdering, Monik kembali menelepon.

     "Iya Monik---aku sedang bersiap menuju ke sana, aku naik taksi saja tidak perlu dijemput," kata Diva pada Monik di ujung telepon. Hubungan telepon lalu terputus.

     Diva mulai bersiap-siap, karena hari ini ada jadwal wawancara exclusive dengan sebuah station TV swasta. Diva adalah seorang penyanyi pendatang baru yang berbakat. Tidak sampai satu jam, Diva sudah berada di dalam taxi yang membawanya ke tujuan.

__________

     Setelah melakukan kegiatan yang sangat melelahkan seharian, Diva lalu memutuskan untuk pulang. Monik mengantarkan Diva hanya sampai di lobby apartemen. Gadis itu langsung turun setelah Monik menceramahinya dengan berbagai aturan. 'Diva, kamu harus jaga diri, jangan sembarangan berkencan dengan laki-laki yang tak kamu kenal---Diva kamu harus...harus...harus...harus---Arghh---Diva menjerit dalam hati. Harus dan harus adalah perkataan Monik yang didengarnya setiap saat.

     Dengan langkah gontai gadis itu melangkah masuk kedalam lift. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ada seorang pria di belakangnya yang turut masuk dalam lift. Kemudian Diva menekan tombol angka 8---lantai di mana dia tinggal. Sesampainya di lantai 8, Diva kemudian keluar dari dalam lift. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil Diva menuju ruang apartemen-nya. Sesampainya di depan pintu apartemen, gadis itu lalu mencari-cari kunci dalam tasnya. Tiba-tiba Diva merasakan ada suatu benda dingin menempel pada lehernya. Dan laki-laki dalam lift tadi sedang berdiri tepat di belakangnya.

     "Jangan bergerak, buka saja pintunya. Kalau berani berteriak, kamu mati," kata suara berat di belakangnya sambil menempelkan sebuah belati ke leher gadis itu.

     Diva langsung pucat pasi. Gadis itu tidak mempunyai pilihan kecuali menuruti kemauan laki-laki di belakangnya. Sial sekali hari ini pikir Diva. Gadis itu menyesal telah menolak tawaran Monik untuk mengantarkannya sampai pintu unit apartemen.

Pigura Antik [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang