Playing Victim

34 1 0
                                    

     Frans mencium bibir Nesya dengan mesra, lalu meraih tas kerja yang tergeletak di atas meja ruang keluarga.

     "Aku pergi dulu ya, dear---sampai ketemu dua hari lagi," ujar Frans pada istrinya.

     "Okay, dear---jaga diri baik-baik, ya." Nesya pun tersenyum semanis mungkin untuk melepas kepergian suaminya---dalam rangka tugas---ke luar kota.

     Frans adalah seorang suami yang romantis, terutama bagi Nesya. Dia selalu saja memberikan kejutan-kejutan kecil untuk istrinya tercinta. Baru pagi tadi Nesya mendapatkan surprise---dengan datangnya sebuah kiriman---sebuket bunga mawar merah dengan kartu ucapan bertuliskan 'For my lovely one'.
Perhatian kecil yang sanggup membuat hati Nesya berbunga-bunga. Frans juga tidak pernah lupa membisikkan kata-kata cinta, dan di mana pun mereka berdua berada selalu terlihat saling bermesraan. Sungguh pasangan yang serasi.

     Tak lama, mobil Frans lalu melesat dan menghilang dari pandangan mata Nesya. Meninggalkan istana kecil mereka yang dipenuhi dengan kehangatan dan kedamaian.

.

     Suasana di Cafe PISA pada hari itu sedikit ramai, ditambah dengan hadirnya live music yang menghibur para pengunjung. Frans duduk sendiri sambil menikmati fruit punch pesanannya. Frans tampak sedang menunggu seseorang.

     "Sudah lama, sayang?" terdengar suara lembut seorang wanita---membuat Frans sedikit kaget---sesaat kemudian ia tersenyum lalu mencium pipi kiri dan kanan wanita tersebut.

     "Kabar baik apa yang akan kamu sampaikan, sayang?" tanya Frans kemudian.

     "Aku hamil---." Wanita bernama Sonya itu bicara perlahan. Frans tampak kaget dan kemudian terdiam.

     "Aku pikir kita harus menikah---" Sonya berkata lagi, kali ini dengan intonasi sedikit tekanan. Dengan wajah yang pucat Frans menatap wajah kekasihnya itu.

     "Beri aku waktu untuk bicara dengan istriku---" ujar Frans lagi dengan mata nanar.

     Frans tahu pasti, Nesya tidak akan mau dimadu. Nesya pasti lebih memilih bercerai. Tapi disisi lain Sonya sedang mengandung darah dagingnya. Frans bukan seorang pengecut---dia berani berbuat dan akan bertanggung jawab---walaupun taruhannya akan kehilangan Nesya. Istri yang selama ini dengan setia menemaninya. Namun, anak dalam kandungan Sonya pun tidak mungkin terlahir tanpa ayah. Frans berpikir keras---sungguh ini sebuah dilema, untuknya.

________

Satu Minggu Kemudian

     Masih di kafe yang sama seperti minggu lalu, Sonya duduk sendiri. Dia menunggu seseorang. Tak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu pun datang. Sonya lalu melambaikan tangan---memberi isyarat--- di mana dia duduk.

     "Uangnya sudah saya transfer---semoga bermanfaat," ujar wanita itu sambil tersenyum.

     "Terimakasih, Nesya---senang bisa bekerja sama," ujar Sonya sambil tersenyum.

     "Sama-sama, ya---aku yang seharusnya berterimakasih padamu, karena telah membebaskanku dari Frans," jawab Nesya dengan wajah senang.

________

by. coretan_embun Maret 2012

Pigura Antik [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang