Hai semuanya, setelah selesai penilaian akhir semester aku balik lagi nih pastinya dengan cerita yang kalian tunggu-tunggu maaf ya uda bikin nunggu lama terimakasih juga udah sabar nunggu aku update.
Happy reading🐈
Sepulang sekolah Adira tidak langsung pulang ke rumahnya karena Rafael mengajaknya untuk jalan-jalan terlebih dahulu, katanya sih biar Adira tidak sedih lagi karna masalah tadi pagi.
"El, kita mau kemana?"tanya Adira
"kita makan dulu ya" ujar Rafael lagi
"oke, kita makan dulu." ucap Adira
Sesampainya diwarung bakso mang Joko mereka memasuki warung tersebut, tempat ini adalah tempat favorit Adira dan Rafael ketika membeli bakso.
"mang, pesen dua porsi ya, yang biasa." ujar Rafael
"oalah ada Rafael sama Adira toh, monggo duduk dulu" ujar pak joko dengan suara medoknya.
ketika Adira sudah duduk dibangku nya Rafael berbicara "Ra, meja nya insecure tuh gara-gara kalah cantik sama kamu" Adira langsung melihat kearah Rafael
"Apasih, El. Ngawur banget kamu" Adira menggelengkan kepala nya merasa heran dengan ucapan random pacarnya ini
Rafael cengengesan "abisnya kamu cantik banget sih" ujar Rafael dengan gaya khasnya
"aku cewe kalau kamu lupa, jadi wajar kalau cantik."
"tapi ini cantiknya bener-bener cantik banget Ra, coba deh kalau misalkan kamu lepas kacamata kamu keliatan banget sih cantiknya" Ujar Rafael
"Adira cantik banget kan mang Joko?" tanya Rafael ketika Mang Joko mengantarkan ke tempat mereka berdua
"Nggih, Adira ayu pisan" jawab mang Joko kemudian Adira tersenyum "makasih mang" ujar Adira
Setelah mang Joko pergi Rafael terlihat tersenyum sambil memandang wajah Adira yang kini sibuk menuangkan Sambal di bakso nya.
Adira yang merasa diperhatikan pun mendongakkan kepala nya, mata Adira dan Rafael bertemu sampai akhirnya mereka disadarkan dengan sambal yang terlalu banyak dituangkan dibakso nya Adira
"Weh Ra, itu sambelnya banyak banget" ujar Rafael
"kamu sih" Adira menatap bakso nya dengan tatapan sedih pasalnya Adira tidak kuat untuk makan pedas, kalaupun bertukar dengan Rafael, Dia juga tidak kuat pedas karna kalau makan pedas bisa-bisa besoknya perut dia menjadi sakit. Kemudian Rafael menukar mangkok bakso nya dengan mangkok bakso Adira
Adira terkejut "Loh El jangan, biar aku aja yang makan nanti perut kamu sakit lagi loh" ujar Adira.
"udah, biarin aku aja ya yang makan kamu makan punya aku aja inget sambalnya jangan banyak-banyak"
"gapapa nih?" tanya Adira
"gapapa sayang, udah dimakan gih keburu dingin nanti ngga enak" Rafael tersenyum menenangkan Adira kemudian dia melahap bakso dengan sambal yang banyak itu.
Tidak ada percakapan lagi, mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing Adira sesekali melihat Rafael yang tengah mengusap keringat yang berada diwajahnya. Dia merutuki dirinya sendiri yang ceroboh dan merepotkan Rafael lagi.
"duh bego banget sih kamu Adira" batin Adira
•••
Sesampainya dirumah...
"Fael mau mampir dulu ngga? " tanya Adira
"ngga deh aku mau nganterin mama ke salon soalnya" Jawab Rafael
"Maaf soal yang tadi ya, kamu jadi makan bakso yang banyak sambalnya gara-gara aku." Adira menundukkan kepalanya
Kemudian Rafael mengangkat kepala Adira agar melihat kearahnya dia memegang kedua pipi Adira sambil berkata "hei, lihat aku hal kecil kek gitu buat aku gapapa sayang aku ngga mau sampai liat kamu kepedesan terus sampai sakit lagi seperti waktu itu" Adira menatap mata Rafael, Rafael sangat tulus kepadanya. Walaupun tingkahnya kadang aneh, tapi dia terlihat sangat mencintai Adira
"Tapi kamu gimana?Kamu juga sama seperti aku El" Ucap Adira
"Gapapa tenang aja aku kan kuat Ra, jadi kamu jangan khawatir ya" Rafael mengusap kepala Adira pelan
"kamu masuk ya, mandi terus inget nanti malam jangan begadang lagi." lanjut Rafael
"oke deh kalau gitu aku masuk dulu, nanti kalau Udah nyampe rumah kabarin ya" ujar Adira
"iya sayang" setelah itu Rafael menjalankan motornya
"hati-hati dijalan, jangan ngebut" peringat Adira sedikit berteriak ketika motor Rafael terlihat sedikit menjauh
Kemudian Adira membuka gerbang rumahnya, ketika dia membuka pintu rumah tiba-tiba...
"aku pulang" ujar Adira
"darimana saja kamu?" tanya seseorang yang sedang duduk diruang tamu sambil melihat kearah Adira dengan sinisnya.
Siapakah seseorang tersebut? Mau tau kelanjutannya? Next dipart selanjutnya yaa
See youu👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA
Fiksi RemajaMenjadi pintar dan di kenal di sekolah tidak menjamin orang itu akan tenang. Adira Lyara Garletta, perempuan pintar yang cukup banyak mengantongi juara olimpiade itu nyatanya menjadi bahan bullyan temannya di sekolah. Setiap kali di bully, Adira b...