RUMAH BUNDA

59 18 3
                                    

Greggg! Greeegg!!

Seorang pria berpakaian seragam hitam press body hingga memperlihatkan lekukan-lekukan di badannya dengan usianya sekitar 24 Tahun ini mempersilahkan sebuah mobil masuk setelah ia membukakan pintu gerbang, dengan sigap setelah mobil terhenti didepan teras rumah, ia membukakan pintu bagian depan sopir.

"Makasih banyak mas Yadi" Ucap bunda dengan ramah.

"Iya bu, sama-sama" Balas mas Yadi dengan senyum manisnya.

"Gausah panggil bu, panggil aja bunda, gapapa kok, biar kita tambah akrab saja mas" Pinta bunda sambil keluar dari mobil dengan tas kecil berwarna coklat yang bunda bawa.

"Eh, iya bu, maaf-maaf maksud saya bunda, bunda"

Mas Yadi, yang biasa dikenal di komplek perumahan bunda dengan sebutan pria tampan badan kekar  julukan baginya karena tampangnya yang begitu tampan, dan badanya yang begitu berisi membuat para tetangga menjadi nyaman untuk bermimpi ingin mendapatkan dirinya. Mas Yadi ini baru bekerja dengan bunda sekitar 1 tahun lebih, menggantikan security dirumah bunda yang sudah lama resign.

"Ek-hemm! sibuk ngobrol ni sampe ga dibukain pintu" Ucap Gibran dengan lantang membuat bunda dan mas Yadi terkejut.

"Eh mas Gibran, maaf-maaf mas Yadi ga tau kalo mas Gibran ikut juga" Alasan mas Yadi, tapi memang kenyataannya begitu, dulu Gibran jarang sekali ikut bunda nya ke rumah bunda, jadi mas Yadi tidak selalu memperhatikan lebih didalam mobil.

"Iya-iya becanda aja kok Gibran mas" Ledeknya.

"Ini mas Yadi, kunci mobilnya dan dikursi belakang sama bagasi ada banyak barang-barang tolong diturunin ya mas" Sambil menyerahkan kontak mobil ke mas Yadi.

Mas Yadi membalas anggukan kepada, yang menandakan ia siap dan akan segera melaksanakannya.

***

Memandang  jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 13.55, namun seseorang yang bunda nanti-nantikan belum juga kunjung datang. Rasa gelisah mulai menghantui bunda.


"Gibran," Panggil bunda dengan halus.

"Iya bunda" Sahut Gibran dari dalam kamarnya lalu keluar menemui bundanya di ruang tv.

"Ada apa bunda panggil Gibran?" Sambil duduk dikursi depan bunda.

"Coba kamu kedepan, tanya mas Yadi, bik Surti ada dimana? kok dari tadi bunda ga liat sama sekali" Tanggapan bunda sambil meletakan remot tv disamping tempat duduknya.

Bik Surti adalah pembantu lama bunda, sebelum bunda menikah dan masih ada ibu bunda sampai sekarang dan sampai ibu bunda sudah ga ada bik Surti tetap bekerja dirumah bunda walaupun rumah dikosongkan lama setelah bunda menikah.

"Permisi mas Yadi," Sambil membuka pintu kantor security.

"Eh! Iya!" Terbelalak mata mas Yadi mendapati suara Gibran yang mungkin mengagetkan.

"Maaf mas Yadi kalo Gibran ngagetin" Ucap sambil duduk dikursi kosong sebelah mas Yadi.

"Iya-iya gpp mas, oh iya ada apa mas?" Tanya mas Yadi sambil meletakan airpodsnya.

"Bibik si kemana? Kok dari tadi ga keliatan? Apa pulang kampung?" Tanya gibran.

"Oh bibik, bibik lagi kepasar tadi, pas sekali bunda dan mas Gibran kesini bibik baru saja pergi naik Grab" Jelas mas Yadi.

"Oh gitu ya, soalnya dicariin bunda"

"Iya mas, mas Yadi juga minta maaf ya, tadi ga sempet nyampaiin, lupa soalnya" Dengan sedikit tawa mas Yadi.

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang