Semua manusia pasti pernah sampai di titik segalanya terasa melelahkan, membosankan, dan berbagai perasaan yang membuat perasaan terasa kosong. Kegiatan yang berulang di setiap harinya, pencapaian hidup yang masih begini saja. Bahkan tidak jarang rasa sedih yang mengendap lama membuat perasaan menjadi hampa dan datar. Jika diibaratkan minuman dengan berbagai rasa, maka akan terasa plain atau tanpa rasa apapun, entah itu manis, pahit, atau bahkan rasa strawberry.
Ingin berbuat sesuatu tapi merasa tidak tahu akan berbuat apa. Rasa ini bagiku lebih menyedihkan daripada menerima sebuah hal yang membuatku ingin marah. Di fase seperti ini bahkan aku tidak ingin marah, menangis, tertawa, bahkan tersenyum.
Tidak ada opsi terbaik dalam fase ini selain terus berjalan dan menerima serta memahami dengan baik bahwa kita akan selalu bertemu fase ini dalam proses kehidupan. Ada opsi terburuk dari pikiran terliar dalam otakku untuk berhenti. Menutup mata lebih lama kemudian membuka mata dalam beberapa tahun kedepan. Namun aku berterima kasih kepada sang Maha Esa karena masih diberi sebuah otak yang masih berfungsi dengan baik untuk memahami bahwa itu opsi terburuk dari yang paling buruk.
Kita tidak pernah tahu ada kejutan apa di depan sana. Pasti ada sesuatu hal yang menarik untuk kita lihat, dengar, dan nikmati. Jika saat membaca ini kau merasa duniamu seperti ini, mari berpelukan. Mungkin dibalik proses yang melelahkan ini, kau akan ditemukan dengan pencapaian-pencapaianmu yang tertunda. Jika kau seorang pelajar, berhenti sejenak jika lelah, namun setelahnya mari lebih giat lagi. Jika kau seorang pekerja, berhenti sejenak jika lelah, namun setelahnya mari lebih semangat dalam meniti karir. Keputusan terburuk yang kau ambil saat ini, akan menjadi keputusan terbaik yang pernah kau ambil saat kau sudah berada di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Cake for you
Non-FictionAku sama seperti manusia yang menuju dewasa pada umumnya. Di masa yang biasa disebut quarter life, aku sering menangis tanpa sebab dan sering merasa di situasi yang membuatku tidak nyaman. Ketika menulis ini kupastikan pikiranku sedang rasional. Tid...