Pernah mendengar kata inner child?
Inner child sendiri adalah bagian dari dirimu yang tidak ikut tumbuh dewasa. Ia terus menetap dan bersembunyi di dalam dirimu. Ia menggenggam dan memeluk erat setiap ingatan dan emosi yang pernah kamu alami ketika masih kecil. Baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Jadi inner child tidak selalu buruk.
Aku bukan seorang psikolog, aku tidak bisa menjabarkan banyak tentang inner child. Yang aku tahu setiap orang memiliki inner child yang berbeda-beda.
Untukmu yang merekam ingatan indah di masa kecil berbahagialah, peristiwa baik itu sedikit banyak mempengaruhi karaktermu ketika dewasa.
Lalu untuk kamu yang memiliki rekaman ingatan masa lalu yang buruk atau bahkan mengerikan, jangan larut dalam kesedihan, jangan larut dalam trauma. Peluk inner child mu, ajaklah berdamai, dan beri afirmasi positif.
Itu tidak mudah. Iya aku tahu. Lantas apakah kita akan selamanya menyalahkan si pemberi ingatan buruk? tentu tidak. Lantas bagaimana? meminta kepada si pemberi ingatan buruk untuk bertanggung jawab? tentu juga tidak. Only yourself.
Si pemberi ingatan tidak jauh dari kita, dia orang-orang terdekat kita. Contohnya seperti orang tua kita sendiri. Kalau kalian pernah nonton drama korea yang judulnya "It's Okay to not be Okay" karakter Ko Moon Young dalam drama tersebut, terlihat dingin dan menakutkan ketika berhubungan dengan orang lain.
Ternyata sikap tersebut ada karena inner child Ko Moon Young terluka. Dulu ia tidak mendapatkan kehangatan dan kasih sayang, sehingga sulit mengungkapkan ekspresi.
Itu salah satu contoh penggambaran inner child yang terluka.
Tapi kembali lagi, bahwa inner child setiap orang berbeda. Salah satu ciri bahwa inner child mu terluka adalah mudah merasa tidak percaya diri, merasa tidak pantas dicintai, tidak mampu mengendalikan emosi, terlalu kompetitif, sulit membuat batasan, selalu merasa bersalah, merasa takut ditinggalkan dan masih banyak lagi.
Untukmu yang belum berdamai dengan inner child mu, mari berpelukan. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengajak diri kecil kita berdamai. Terasa sedikit sulit ketika harus melakukannya di masa kita menuju dewasa.
Seperti yang sudah kukatakan diawal, aku bukan seorang psikolog yang memahami tentang inner child. Namun mungkin saja kita sama-sama manusia yang sedang berjuang berdamai dengan diri sendiri.
Tenang, kamu tidak sendiri. Bahkan aku belum bisa memeluk dan berdamai dengan inner child ku. Maukah kita melakukannya bersama?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Cake for you
No FicciónAku sama seperti manusia yang menuju dewasa pada umumnya. Di masa yang biasa disebut quarter life, aku sering menangis tanpa sebab dan sering merasa di situasi yang membuatku tidak nyaman. Ketika menulis ini kupastikan pikiranku sedang rasional. Tid...