5. Coriandrum sativum

347 40 6
                                    

Coriander•hidden worth•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coriander
•hidden worth•

"Bahkan berkhayal untuk bersamamu pun aku tak cukup percaya diri. Aku akan merasa cantik jika berhasil bersamamu."

🌸🌸🌸

Hal yang paling kubenci di dunia ini adalah diriku sendiri. Tapi aku sudah berusaha keras untuk mencintai diriku sendiri. Hingga akhirnya hanya ada love-hate relationship dalam diri ini. Aku benar-benar stres, mengurung diri di rumah seharian, tentunya setelah menambah hari liburku. Padahal seharusnya aku sudah sehat hari ini. Namun, seburuk-buruknya penyakit fisikku, lebih buruk penyakit mental yang membuatku sangat menderita.

Sebagai judger, cukup menyebalkan karena membiarkan kepalaku menyusun fake scenario dengan tokoh utama Nasa dan Winata.

Mereka pasti bersenang-senang. Lalu menyadari perasaan masing-masing. Setelah beberapa waktu, Nasa akan pulang dengan kalimat perceraian yang akan diucapkan dengan mantap padaku. Lalu kisah cintaku berakhir dalam sekejap. Cintaku sudah habis pada orang ini. Lalu apa yang kulakukan? Aku akan menggila lalu membusuk di ujung kamar yang gelap itu. Aku akan mat—

Instrumen Dreaming dari NCT Dream menggema, merusak atau seharusnya membantuku mengakhiri pikiran burukku. Lalu aku mendapati bahwa pemeran utama dalam naskahku menelepon.

Apa perceraian itu lebih cepat?

Sesaat aku tidak berani mengangkat telepon. Hingga ponselku diam beberapa detik. Namun, kemudian suara itu kembali terdengar.

Aku sudah siap.

"Sya?"

Sial, mendengarnya menyebut namaku dengan begitu lembut membuatku ingin menangis. Akan sangat menyakitkan jika ia mengatakan keinginan untuk berpisah dengan suara selembut itu.

"Y-ya?" Lidahku kelu. Terkadang aku berpikir, kenapa aku harus sedramatis ini? Jelas, aku bukan anggota teater ataupun aktris.

"Kamu sakit?"

"Enggak, kok."

"Kalau gak enak badan, kasih tau, ya. Aku bakal minta bantu Mommy buat jagain kamu sebelum aku balik."

"Enggak. Gak usah. Aku gak apa-apa," tolakku cepat. Tentu saja aku tidak mau menyusahkan siapa pun, terutama ibu mertuaku.

"Beneran?"

"Iya, Na."

"Okelah."

Hening sesaat. Pikiranku kembali berkelana. Reaksi seperti apa yang harus kutunjukkan jika benar ia meminta cer—

"Kamu pengen apa?"

"Kamu!" jawabku cepat, seperti anak TK yang ditanyai siapa yang ingin pulang cepat oleh gurunya.

Sunset Butterfly 🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang