1. Symphyotrichum cordifolium

1.1K 109 8
                                    

Blue wood-aster•daintiness, patience, and charm•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blue wood-aster
daintiness, patience, and charm•

"Jika ada yang lebih indah dari bunga, itu adalah kamu."

🌸🌸🌸

Blue wood-aster. Tanaman herba dari famili Asteraceae. Aster berwarna ungu dengan kelopak mini yang berwarna dari biru hingga ungu. Bagian tengahnya berwarna kuning. Bisa bayangkan bagaimana indahnya? Entah bagaimana harus kujelaskan, tetapi semua bunga adalah bentuk keindahan. Dan semua yang indah di dunia inilah yang membuatku bertahan.

Aku selalu berpikir bahwa hal-hal yang indah hanya bunga. Setiap hari berjibaku dengan buku, Google, bahkan observasi lapangan hanya untuk mengumpulkan setiap informasi mengenai bunga. Tak ayal jika keinginanku bukan duduk manis di kursi kantor atau menjelaskan strategi pemasaran di layar proyektor. Wanita karier yang kece bagiku adalah wanita yang memakai long sleeve shirt dipadukan dungerees dengan warna senada, floppy sun hat, sepatu boot, hingga sarung tangan. Namun, nyatanya aku belum bisa mewujudkan keinginan itu 100 % karena aku harus menghabiskan seharian waktuku di laboratorium.

Betapa indahnya, bekerja bebas tanpa tekanan dari orang lain. Ah, apakah aku baru saja menyebut impianku sebagai sesuatu yang indah? Jadi, selain bunga, ada hal-hal lain yang lebih indah?

Awalnya aku tidak percaya. Tidak, setelah menemukan lelaki itu. Objek selain bunga yang kuakui sangat indah. Lelaki dengan perangai baiknya yang saat ini sudah resmi menjadi suamiku. Masih lekat di ingatanku bagaimana aku melamarnya saat itu.

"Na, nikah, yuk?" tanyaku di sore hari yang absurd. Setelah kami berdua bermain bulu tangkis dan sedang beristirahat.

Aku pikir ia akan menyemburkan minumannya saat pertanyaan gila itu keluar dari bibirku. Sebaliknya, ia tersenyum dan menatapku lembut.

"Oke."

Aku tidak pernah menemukan orang segila ini, kecuali suamiku sendiri. Dan, mungkin aku lebih gila karena masih belum mempercayai semua hal yang rasanya terjadi begitu singkat. Seolah perjalanan menuju pernikahan tidak ada hambatan apa pun.

Entah bagaimana ia mengiyakan ajakan yang kuanggap omong kosong hingga berlanjut ke pertemuan dua keluarga besar, kesepakatan tanggal, fitting baju pengantin, dan benar-benar berakhir di pelaminan. Dalam rentang waktu tersebut, aku belum pernah menanyakan alasannya. Lalu bagaimana denganku? Tentu saja ini keinginanku. Menikahi lelaki sebaik dirinya adalah impianku sejak kelas 2 SMA. Jatuh cinta? Mungkin hanya orang aneh yang tidak jatuh cinta dengannya, menurutku. Tentu saja aku mengejarnya, mungkin tanpa ia sadari.

Masuk universitas yang sama, kecuali jurusan, aku akan membuntutinya hingga berbagai organisasi. Secara tidak langsung, aku selalu mencari kesempatan untuk mendekatinya, bahkan hanya sekadar berbicara dengannya melalui forum. Bisa bayangkan bagaimana aku yg awalnya tidak tertarik pada suatu permasalahan, tetapi ketika ia menanyakan pendapat, dengan penuh percaya diri kuangkat tanganku dan menyampaikan aspirasi yang tidak peduli bagaimana pendapatku akan berakhir.

Sunset Butterfly 🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang