2. The Reason 2

15.3K 1K 12
                                    

Jakarta, 16 Februari 2015

Calista POV

Sedih rasanya.......

Seminggu sudah berlalu ...

Tetapi rasanya aku sudah tak sanggup lagi melanjutkan hidupku seorang diri..

Kuberjalan tak tentu arah, menyusuri setiap sudut rumahku, rumah yang selama ini hanya ada aku dan ayah. Ruang TV, dapur, halaman depan, dan kamar ayah, semua mengingatkanku padanya.

Selama seminggu ini, aku tidur di kamarnya. Merasakan bagaimana dinginnya kasur yang tak ada pemiliknya lagi, membuatku menyadari kalau aku benar-benar sendiri.

Kulihat lemari ayah sedikit terbuka. Kuperlebar bukaannya dan seketika semerbaklah aroma ayahku yang masih melekat di pakaiannya.

Mataku mendapati sepucuk surat terselip diantara pakaian ayah. Saat kubaca, entah dari kapan aku mulai menangis. Itu karena, isi surat ayahku yang sangat membuatku terkejut.

"Putriku, ayah minta maaf sebelumnya, sebenarnya ayah selama ini telah menyembunyikan sebuah fakta yang sangat besar. Ayah takut kamu marah, dan ayah gak mau kamu pergi setelah mengetahuinya. Dulu mungkin ayah sangat egois, karena membohongimu. Kalau kamu baca surat ini berarti ayah sudah tenang di surga. Jadi, sesungguhnya ibumu masih hidup nak, tapi ia kini tidak berada di Indonesia tetapi di Korea. Ibumu pergi karena ada suatu hal, alasan tersebut akan segera kamu ketahui begitu bertemu dengannya. Kunjungilah ibumu nak, ia adalah seorang penyanyi disana namanya Park Heowoon, carilah ia agar kamu tidak hidup sendiri di dunia ini.

NB : Masalah uang, ayah sudah menabung uang semenjak kamu kecil jadi kamu bisa pergi ke sana. Jangan lupa makan, jaga kesehatan, tetap kejarlah cita-cita kamu selama ini nak. Ayah sayang Calista."

Aku tak percaya begitu membacanya. Kata ayah, ibu masih hidup?

Itu artinya aku masih punya seseorang dan aku tidak sendirian di dunia ini. Tapi...Korea?

Apakah aku harus pergi ke Korea menemui ibuku disana. Mengetahui ibuku masih hidup, aku sedikit senang namun aku tetap bertanya-tanya mengapa ibuku pergi ke Korea ???

pergi...enggak...pergi...enggak...

Sulit untuk memutuskan untuk pergi atau tidak. Beberapa hal membuatku untuk tetap tinggal, seperti kuliahku? dan bagaimana bisa aku tinggal sendirian di Korea?

Tapi aku juga punya satu alasan yang kuat untuk pergi, yaitu bertemu dengan ibuku, ibu yang selama ini tak pernah kulihat wajahnya. Mungkin pernah, hanya aku tidak ingat.

Setelah siang-malam bergulat dengan laptopku itu akhirnya membuahkan hasil. Alhamdulillah, aku bisa dapat beasiswa di korea, dengan perjuangan yang sangat berat tentunya.


"See you soon eomma."

Stories_EXO

Jakarta, 20 Februari 2015

Hari ini aku buat paspor dengan berbekal data diri yang saat ini kupegang erat dslam cengkramanku. Aku gugup, sangat gugup, karena ini pertama kalinya aku akan pergi ke luar negri, apalagi seorang diri.

BANDARA SOEKARNO-HATTA

"Keberangkatan tujuan Korea akan berangkat 10 menit lagi. harap para penumpang bersiap-siap."

Kulangkahkan kakiku pergi.

Entah berapa lama aku sanggup.

Entah berapa lama aku bisa menahan kerinduanku akan sosok ibu yang tak pernah ku lihat sebelumnya.

"Ibu tuntun aku padamu."

✔ When Dreams Come True | PCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang