BAB 1

7 1 0
                                    


triiing....

Bunyi alarm pun berdering ke seluruh penjuru kamar. Hingga mengusik pemilik kamar yang tengah tertidur. Suara adzan yang berkumandang membuat pemilik kamar tersebut semakin membuka matanya. Jam menunjukkan pukul 4 pagi yang artinya waktu umat muslim untuk menunaikan ibadah shalat subuh. Pemilik kamar itu berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamar mandi, untuk mandi dan wudhu. Setelah itu, dia melaksanakan shalat subuh.

Sadia Aleena humna, gadis pemilik kamar itu yang berumur 18 tahun serta menduduki bangku kelas 3 SMA.

Keseharian Aleena setiap pagi adalah jogging di sekitar rumah, kemudian dia melakukan latihan pencak silat selama satu jam.

Keluarga Aleena memiliki perguruan pencak silat yang turun-temurun dari keluarga pihak ayah. Maka dari itu Aleena mengikuti jejak keluarga nya dan sempat menjadi atlet pencak silat walaupun sekarang dia lebih memilih menjadi atlet bola voli tapi dia tetap latihan untuk melestarikan peninggalan kakek buyut nya.

Setelah itu dia membantu mamanya memasak ataupun membersihkan rumah. Keluarga Aleena terbilang kaya tapi kedua orang tuanya tetap mengajarkan untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah. Seperti yang Aleena lakukan sekarang adalah melipat baju dan menyetrika seragam nya.

tok tok tok

Suara ketukan pintu dari kamar Aleena.

"Adek! Ini mama. Mama masuk yaa?"

"Iya!"

"Adek udah selesai ngelipat bajunya?", Tanya Erina yang merupakan Mama Aleena.

"Udah ma, baru aja selesai. Ada apa?"

"Bantu mama masak yaa"

"Iya ma. Tapi bentar mau masukkin baju - baju ini ke lemari. Mama tungguin di dapur aja, entar Aleena kesana"

"Ya udah Mama tunggu di dapur", jawab Erina sambil berjalan keluar kamar Aleena.

Aleena turun ke dapur dan membantu Mama nya. Hingga jam menunjukkan pukul 5 Aleena bersiap - siap memakai seragam.

Kalian jangan heran jika waktu mulai kehidupan keluarga Aleena sedikit lebih pagi dari orang - orang biasanya karena mereka terbiasa melakukan kegiatan sepagi itu.

--------------------

"Nanti kalian harus pulang lebih cepat", ucap Salman, Papa Erina yang  memecah keheningan semua orang yang ada di meja makan.

"Iya. Nanti ada keluarga temen lama papa yang mau kenalan sama kita semua. Jadi nanti usahain pulang sore yaa karena habis maghrib nanti beliau sekeluarga datang", imbuh Erina. "Oh yaa beliau sekeluarga yang akan datang nanti itu punya pondok pesantren, nanti tolong pake baju yang sopan, sama tingkah laku kalian tolong dijaga".

"Iya ma", kompak Aleena dan kedua kakaknya.

"Emang ada apa sih ma? Kok kita semua disuruh kumpul?", Tanya Haikal, kakak kedua Aleena.

"Gak ada apa - apa sih, cuma Papa pengen  ngenalin kalian ke keluarga temen nya"

"Oh gitu...", Haikal hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.

----------------------------

"Eh... Kalian udah denger belum? Kalau Gus Ghiffari udah pulang dari Mesir?"

"Iya udah, dari seminggu yang lalu ngga sih beliau pulang"

Desis - desisan tersebut sering terdengar di koridor pondok pesantren. Tak terkecuali hari ini ketika Ghiffari menyelusuri koridor untuk menemui orang tuanya.

A+ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang