#2. Aku Ingin Lebih Mengenalnya

39 0 0
                                    

Tidak terasa 2 minggu sudah terlewati sejak aku mulai sekolah lagi setelah libur panjang, dan lebih buruknya lagi aku harus menjadi salah seorang pengurus camp minggu depan nanti. Setelah dipikir-pikir lagi buat apa aku harus sok bertanggung jawab dengan menjadi perwakilan dalam acara tersebut. Tetapi, aku cukup senang dengan hal ini (tanpa sadar aku melirik Farel yang sedang tertidur di mejanya).

-10 hari yang lalu

"Baik anak-anak, ibu akan memberikan pengumuman. Bulan depan nanti sekolah kita akan mengadakan camp pelatihan kepemimpinan, dan yang menjadi pesertanya adalah perwakilan dari setiap kelas, yaitu 5 orang perwakilan tiap kelas. Kalau begitu siapa yang bersedia melakukannya?", Bu Merry melihat sekitar.

Kelas tiba-tiba hening mendadak, sepertinya mereka malas untuk repot oleh hal seperti itu.

"Hei kau saja yang melakukannya"
"Enak saja kau menumbalkanku"
Aku mendengar parcakapan 2 orang wanita sedang mendebatkan hal itu.

"Kalau tidak ada yang mau mengajukan diri maka kalian belum boleh pulang", Bu Merry yang terdengar sedikit mengancam.

Kalau tidak ada yang mau maka hal ini akan berlangsung lama, baiklah..
"Biar aku saja !?",aku mengacungkan tangan dan berbicara cukup lantang menurutku.

"Ya, silahkan maju. Hmm, siapa namamu?"
"Sherli bu"
"Sherli, tulis nama lengkapmu di papan tulis"
Akupun menulis nama lengkapku di papan tulis.

"Siapa lagi yang ingin mengajukan diri menjadi perwakilan camp besok?", aku gemetar bicara di depan kelas, karena semua mata di kelas ini menatapku. Mungkin mereka pikir aku ini aneh karena mau saja melakukan hal merepotkan ini.

"Baiklah, aku juga ikut"
Tatapanku beralih ke meja paling belakang, ya disana ada farel yang mengacungkan tangan. Kemudian dia beranjak maju ke depan, menulis namanya juga di papan tulis.

"Kenapa..?",kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku.
"Hmm? Jangan salah sangka aku tidak ingin membantumu atau terlihat seperti seorang pahlawan. Aku hanya tidak ingin pulang telat hari ini", Farel dengan santainya .
Tatapan datarnya yang kelihatan lelah. Aku pikir itu keren, dan kurasa wajahku menjadi merah saat ini.
"Baiklah siapa lagi yang suka rela ingin menjadi perwakilan kelas ini?", kali ini Farel yang mengajak yang lain untuk ikut bergabung.
"Baiklah kalau tidak ada yang mau aku akan ikut", Shafa mengajukan diri.
Ah, shafa juga mau. Aku rasa ini akan menyenangkan.
"Aku juga", Fely tiba-tiba mau mengajukan diri.
"Kalau begitu aku juga!!", dengan semangat daffa mengajukan diri.
Wah mereka juga ikut. Bagiku Fely terlihat orang yang sangat serius dan kaku, aku tidak menyangka dia mau mengikuti acara seperti ini. Dan lagi, daffa adik kembar shafa yang dari tadi diam kenapa langsung semangat gitu. Tapi sudahlah yang penting sudah pas 5 orang.

"Kalau begitu ini adalah perwakilan yang akan mewakilkan kelas kita bulan depan nanti", Bu Merry.
Setelah itu semua pulang, namun kami berlima harus mengisi lembaran yang diberikan Bu Merry. Lagipula, kenapa harus aku yang jadi ketua tim ini, sekarang aku baru menyesali tindakan bodohku itu. Aku benar-benar pusing memikirkannya.
.
.
"Apa ada sherli?", Bu Merry tiba-tiba masuk.
"Ya, ada apa bu?", aku langsung menghampirinya.
"Nanti pulang sekolah perwakilan kelas harus menghadiri pertemuan dengan perwakilan kelas lain juga osis"
"Y..y..ya baik bu", jawabku dengan mengeluh. Haa, tambah lagi bebanku.
"Oh, iya yang harus dateng cuma 2 orang wakil laki-laki dan wanita", Bu Merry.
"Oh, iya bu"
Setelah Bu Merry pergi keluar, aku melirik Farel yang masih tidur dengan pulas. Aku ingin mendekatinya untuk bertanya apa dia bisa ikut atau tidak, namun rasanya aku tidak mau mengganggu wajah manis yang sedang pulas itu. Ah, tidak enak aku membangunkannnya.
"Daff!! Nanti pulang sekolah bisa ga ikut pertemuan perwakilan kelas?"
"Hari ini? Waduh gabisa tuh kayaknya, aku ada acara lain hari ini jadi gabisa. Ajak farel aja"
"Oh, gitu. Yaudah deh"
Dari tadi aku ingin mengajaknya namun tidak enak karena dia sedang tertidur sekarang. Jadi mungkin aku harus menunggu sampai dia bangun.
"Rel !! Nanti kata bu merry ada pertem.. HAH?? Masih tidur??", aku menoleh dan kaget bahwa dia masih tertidur.
"Bangunin aja sher!! Lagian kan yang harus dateng hanya cowok sama cewek, jadi maaf ya aku gabisa bantu", Shafa yang kemudian langsung pulang.
"Oh, ya aku punya ide!?"
Aku mengambil botol minumku dan menyiram farel.
-byuurr...
"Bwahh !!! Apaan sih orang lagi tidur disiram", Farel menatapku dengan jutek.
"Bu merry bilang tadi katanya perwakilan kelas ada pertemuan sama osis"
"Kapan? Sekarang?"
"Iya..."
"Yang lain mana? Hanya kita berdua saja?"
"Mereka tidak bisa ikut ada keperluan lain katanya, lagipula Bu Merry bilang yang diminta hadir hanya 2 orang"
"Jadi.. kau memanfaatkan kesempatan untuk memaksaku ikut ketika aku sedang tidur ya. Hmm.. cukup cerdik juga", Farel bertingkah sok keren.

Apa-apaan itu, mencoba menggodaku saat habis disiram air. Tapi kalau boleh komentar dia lumayan keren juga sih dan ketika aku sibuk melamun kulihat dia sudah mulai tertidur lagi.
"Dia ini !!!",kutarik dia seperti seekor hewan peliharaan,"ayo buruan, bisa malu aku jika telat datang ke pertemuan itu saat bersamamu"
"Loh, memang apanya yang salah denganku?",dengan memasang tatapan bodohnya itu.
"Semuanya !!!", kupercepat langkahku menuju ruang pertemuan.
Sesampainya di ruang pertemuan, benar saja dugaanku kalau kamilah yang paling terakhir datang.
"Permisi, maaf kami datang terlambat, ada sedikit urusan tadi", aku beralasan.
"Yaa, baiklah. Silahkan duduk", ketua osis bicara ramah padaku.
Akupun memasuki ruangan bersama Farel, namun ketika aku meliriknya tatapannya berubah dan seakan-akan aura di sekelilingnya juga berubah. Saat dudukpun, dia tidak memperhatikan dan malah mengalihkan pandangan keluar. Ada apa ini? Apa yang terjadi? Aku ingin bertanya tapi mungkin bukan saatnya.
Pertemuan ini membicarakan tentang jadwal yang dipercepat seminggu lebih awal. Setelah hampir satu jam berlalu, rapatpun selesai.
"Ya, baiklah. Hanya itu saja yang ingin saya sampaikan. Untuk acara tiap kelas diminta menampilkan sesuatu saat api unggun, sisanya seperti yang sudah saya bicarakan", ketua osis yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan.
"Kalau begitu aku juga pulang dulu", Farel meninggalkan ruangan dengan cepat.
"Hey, tunggu aku !?", aku coba mengejarnya.
"Huh, dia cepat sekali", aku berjalan keluar gerbang setelah mengambil tas di kelas.
"Papah gabisa jemput, pak sur lagi pulang kampung. Hah,, angkutan jam segini jarang banget kan",gerutuku.
Tiba-tiba
Tiinnn...tiiinnn
Aku menoleh ke belakang dan disana ada seseorang yang menaiki sebuah motor dengan helm yang menutupi seluruh wajahnya. Kemudian ia membuka kaca helmnya.
"Hey mau bareng ga?", Farel.
"Kirain udah jalan melesat kemana tau"
"Haha.. sorry deh, yaudah ayo aku antar pulang"
"Beneran? Ga mau macem-macem kan?"
"Kau pikir aku ini apa? Lagipula jika aku ingin melakukannya, orang itu bukanlah kau"
Jujur saja saat dia mengatakan hal itu aku merasa resah.
"Yasudah, ayo buruan aku udah capek banget mau, mandi dan tidur"
"Kau belum tau bagaimana aku saat berkendara kan? Kalau begitu akan kutunjukkan keahlianku"
Dia menarik gas motornya dan melesat. Aku yang cukup ngeri akan hal itu tanpa sadar aku melingkarkan tanganku di pinggul Farel. Dan ketika kami sampai di depan rumahku,.
"Hah?? Jadi disini rumahmu?",Farel mukanya terlihat kaget.
"Iya, kenapa memangnya??"
"Tidak kusangka jadi selama ini kita bertetangga"
"Memang rumahmu dimana? Kapan kau pindah kemari?"
"Saat hari pertamaku masuk, dan jarak rumahku dari sini sekitar 5 blok lagi", Farel.
"Apanya yang dekat bodoh !! 5 blok itu cukup jauh lagi pula apanya juga yang selama ini itu hanya baru 2 minggu yang lalu !!", aku bicara dengan sedikit berteriak, tapi mungkin lebih.
"Hahahah... yasudah aku pulang dulu ya"
"Sana pergi!! Hmm.. d..dan juga hati-hati"
"Heh.. kau cemas??", lagi-lagi dia menggodaku dengan tampang bodohnya.
"Apanya yang cemas? Aku hanya takut jika kau menabrak seseorang dan orang itu terluka, kemudian kau dibawa ke kantor polisi karena ugal-ugalan di jalan. Dan yang akan membuatku malu adalah jika orang lain tahu bahwa aku ini temanmu!!", kubalas dengan suara yang kencang padanya.
"Waw !! Imajinasimu tinggi sekali ya?? Hebat-hebat", bertepuk tangan dan menertawakanku.
"Kau ini..."
"Baiklah aku akan pulang, bye-bye sher !!!", dia kemudian melesat kembali dan hilang di pertigaan jalan.
"Ah iya aku lupa!! Aku kan ingin bertanya kenapa sikapnya tadi seperti itu?!", aku menggaruk kepala,"ah, bodohnya aku. Besok sajalah aku akan bertanya".

Dan akhirnya aku tidak mampu untuk bicara mengenai hal itu dengannya sampai hari camp kepemimpinan datang.

My First StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang