05. Dia lagi?

1 3 0
                                    

><><><><

"Ra! Kenapa lo bengong terus sih dari tadi." Panggil Mawar karena ia melihat Nara yang asik terbengong di depan jendela kelas dengan tangan memegang lap basah. Pasalnya dari mulai Mawar mencuci kain pel ke toilet sampai balik lagi Nara tetap diposisi yang sama.

Joko yang sedari tadi mengelap kaca disamping Nara ikut menoleh ketika Mawar menyadarkan Nara dari lamunannya.

Sekarang ini mereka sedang kerja bakti membersihkan sekolah sebagai aktifitas terakhir masa pelantikan.

Nara sedikit kaget dan terfokus kembali pada pekerjaannya, membersihkan kaca.

"Ngelamunin apa sih, Ra?" Mawar kembali bertanya.

"Mau tau aja lo."Jawab Nara.

"Udahlah. Nih Jok pegang lap gue. Gue mau kesini dulu bentar." Sambung Nara setelah diam beberapa saat sambil memberikan lap basahnya kepada Joko dengan paksa. Sampai mau tak mau Joko harus mengambilnya.

"Eh, mau kemana?" Mawar menahan Nara yang hendak melangkahkan kakinya.

"Sini doang bentar, nanti juga balik lagi kok." Jawab Nara.

"Beresin dulu kerjaan lo, baru boleh pergi. Lagian dari tadi lo belum bersihin apa-apa kan?" Lagi-lagi Mawar menahan.

"So nebak-nebak lo, war. Noh, lo gak liat apa semua meja di kelas kinclong karena siapa?" Balas Nara yang membuat Mawar mengernyit.

"Ya karena orang lain lah. Masa karena gue. Gue kan dari tadi diem aja di sini."  Sambungnya.

Mawar mendengus semalas malasnya "Garing tau gak."

"Eh, Ra. Masalahnya kalo lo mau kabur ajak gue juga dong. Jangan sendirian aja, Kan gue juga mau ikut." Teriak Mawar karena Nara sudah pergi.

"Nih, lo pegang kain pel gue juga. Gue mau nyusul si Nara." Titah Mawar pada Joko yang sedari tadi menyimak mereka berdua.

Setelah kepergian Mawar, tadinya Joko juga mau menyusul. Namun, urung karena seseorang memarahinya. "Eh, mau kemana, itu beresin dulu kerjaannya. Jangan main kabur kabur aja!" Begitulah ucap orang itu dan seorang Joko hanya bisa pasrah.

                             *  *   *

Nara sudah benar-benar tidak mood untuk bersih-bersih. Jadi ia memilih pergi ke kantin saja untuk mengembalikan moodnya. Siapa tau saja sehabis ini ia ketempelan jin rajin dan ia bisa menyelesaikan pekerjaannya.

Di sana Nara tidak membeli apapun, cewek itu hanya terduduk disalah satu kursi kantin sambil menelusupkan wajah ke tangan yang ia lipat diatas meja dan terbengong kembali.

"Kok gue jadi inget bang Dafa ya? Udah lama juga gak ketemu"  pikir Nara di tengah-tengah lamunannya.

Dafa adalah kakak sepupu sekaligus sahabat Nara yang selalu menemani dan melindunginya dari kecil. Sampai akhirnya keadaan harus memisahkan mereka. Nara terpaksa mengikuti ayahnya pindah rumah.

Ia sudah menyarankan agar tidak perlu pindah. Namun, sang ayah tetap dengan keputusannya dengan Alasan rumah baru itu lebih baik dan nyaman daripada rumah yang dulu.

Pernah lagi Nara berniat untuk tinggal bersama Dafa dan orang tuanya saja. Namun, itu semua urung setelah ia fikir-fikir kembali. Nara tidak akan tega membiarkan ayahnya hidup sendiri dilingkungan baru. Karena memang hanya ayah lah orang tua yang Nara miliki.

Satu hal lagi yang selalu Nara ingat tentang bang Dafa, ia selalu bilang "Pokonya kamu harus inget apa yang udah abang ajarin ke kamu, pake kalo seandainya kamu dalam bahaya, juga ketika kamu jauh dari abang."

Raffkanara: senja dan langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang