10. Berkunjung ke istana

5 3 0
                                    

><><><><

Gadis berbalut hijab instan dan seragam sekolahnya yang masih lengkap itu berdiri di depan sebuah bangunan dua lantai yang megah bagaikan istana. Ia benar-benar terpaku oleh keindahan rumah yang baru perama kali dirinya lihat.

Wajar saja Nara, ia hidup hanya di lingkungan biasa, jarang bahkan tidak pernah melihat rumah seperti itu.

"Yuk masuk" ucap seseorang di sampingnya, berhasil membuyarkan kecengoan Nara.

Rumah itu adalah tempat tinggal Mawar. Nara dipaksa untuk main kerumah Mawar sepulang sekolah dengan alasan temannya itu ingin mengembalikan sweeternya yang dipinjam waktu murid baru lalu.

Nara sempat menolak "cuma sweeter doang, kalo mau dikembaliin besok juga bisa di sekolah"

Namun tetap saja bukan Mawar namanya jika tidak memaksa dan menggunakan segala cara "sekalian gue mau kenalin lo ke mamah papah gue"

Alhasil sudah berbagai drama dimainkan akhirnya Nara pasrah dan mengikuti keinginan Mawar.

Salah satu yang membuat Nara pasrah, ia ingin membuktikan Raffka benar Kakak dari Mawar atau bukan. Bukannya tidak percaya, tapi siapa saja pasti ingin mengetahui lebih jelas.

Setelah memasuki Rumah tersebut, lagi-lagi Nara dibuat kagum. Tak menyangka ia bisa berteman dengan putri keraton sedangkan dirinya dibilang kembang desa saja pun mustahil sekali rasanya.

Kini mereka berdua tengah berada di kamar tidur Mawar yang berada di lantai dua. Pasti, kagum lagi. Kamar Mawar benar-benar empat kali lebih besar dari kamar milik Nara. Eh, inget ya gue cuma kagum bukan berarti gue iri sama harta kekayaan Mawar, okeyy.

"Nih sweeter lo, Ra. Thanks ya" Mawar menyodorkan tote bag yang berisikan sweeter Nara.

"Ah iya" Jawab Nara. Sesekali ia melirik-lirik isi kamar Mawar sampai-sampai gadis itu menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Tanpa ragu dan tanpa takut ditegur oleh sang punya kamar, Nara mengambil sebuah figura yang tersimpan di atas nakas.

Nara memerhatikan satu persatu orang yang ada di foto itu. Foto bersama keluarga Mawar ada dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Sudah disangka ayah, ibu, kakak dan Mawar pastinya.

"Ini siapa, War? Kan abang lo Raffka, tapi ini gak ada mirip miripnya" Tanya Nara menunjuk salah satu orang yang ada di foto setelah melihatnya lamat-lamat.

"Oh, itu emang bukan kak Raffka, itu kak Riyan, kakak sulung gue. Kalo Raffka anak ke dua dan gue anak ke tiga" Jawab Mawar menjelaskan.

Seketika Nara mengernyit "Lah, terus bang Raffka, gak ikutan foto keluarga gitu?" Refleks Nara bertanya kembali saking herannya.

"Gue gak tau sih penyebabnya apa, tapi yang jelas Raffka itu susah di ajak kumpul keluarga, padahal cuma mau foto bareng aja dia gak mau malah pergi gak tau ke mana" Jelas Mawar kembali.

Nara mengangguk-angguk. Aneh, rasanya ada yang janggal di sini -Fikir Nara. Meletakkan kembali figura tersebut ke tempat asalnya.

*   *   *


Tak lama, setelah Nara dan Mawar berbincang hal yang tak penting di balkon kamar, terlihat mobil yang terbilang mewah itu berhenti di halaman rumah. Mawar langsung mengembangkan senyumnya "Ra, itu pasti mamah sama papah. Yuk, gue kan mau kenalin lo sama mereka" Ajak Mawar dengan penuh semangat menarik tangan kanan Nara.

"War,"

"Udah lo tenang aja mereka baik kok, gak akan ngebunuh buat ambil jantung lo, kan udah kaya, gak perlu pake cara itu" Balas Mawar menyengir tanpa melarat ucapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raffkanara: senja dan langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang