[ROMANSA EROTIS DEWASA] / 18+
Lorenzo seorang petani sekaligus pemilik kebun anggur sangat menyukai Valencia. Gadis itu datang ke kebunnya untuk membeli tetapi Lorenzo memberikannya secara percuma karena menyukainya pada pandangan pertama. Bukan han...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ah aku berubah pikiran karena aku juga ada berkas yang harus aku antar. Bagaimana bisa aku lupa? Aku pun meminta berkas Felicya. Biar aku antarkan saja sekalian. Aku juga takut Felicya tidak mengendalikan raut emosinya.
"Felicya, Aku baru ingat ada berkas yang harus aku antar untuk wanita itu. Biar aku saja bawakan milikmu biar sekalian."
"Sungguh? Terimakasih. Aku bersyukur tidak perlu bertemu dengannya. Kalau bisa untuk selamanya aku tidak ingin bertemu dengannya lagi."
Felicya tampak kegirangan.
"Ya, sudah aku antar berkas kita. Kamu tunggu aku di lobi saja."
"Okay."
Ia pun memberikan simbol OK dari jarinya.
Kini aku telah berada di depan pintu ruang atasanku. Yang terkenal haus akan belain lelaki. Aku ketukan pintu lalu masuk ke dalam. Terlihat atasan ku itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Permisi Bu, ini adalah berkas yang Ibu minta."
"Baiklah, silakan taruh di meja sana."
Astaga. Sikapnya membuat aku ingin menjambaknya sekarang juga. Bagaimana tidak? Dia bahkan tak melihat wajahku. Dasar tidak punya sopan santun. Karena tak ingin membuat hati bertambah panas. Aku memutuskan untuk segera keluar dari ruangan yang terkutuk ini.
Oh, tunggu. Ada semacam bau sperma di sini. Pandanganku teralihkan di kaca meja ada cairan kental berwarna putih. Sial, ternyata ia baru saja bercinta di meja ini. Lalu, ku dengar ada tetesan air keluar dari kamar mandi. Berarti, Pria pemuas nafsu atasanku sedang mandi sehabis melakukan aksi panas mereka.
Hm, pantas saja. Bau sisa bercinta mereka tak pernah hilang. Hampir seharian dia bergonta-ganti pria untuk bersamanya setiap saat.
Aku pun bergidik ngeri dan segera pamit kepada si wanita jalang tersebut. Baru saja aku kepikiran apakah dia tidak takut kegiatannya terlihat dari CCTV? Aku pun menoleh dimana kamera CCTV terletak.
Kamera pengawas berbentuk kecil yang terletak di sudut atas ruangan terlihat mati. Tidak ada lampu warna merah yang menyala. Ah... Bodoh kamu Valencia. Dia adalah seorang GM. Bisa saja dengan mudah dia menyuruh staff bagian CCTV untuk mematikannya.
