4

850 3 0
                                    


Acara di rumah Erza tampak meriah meski hanya berisi sepuluh anak. Hanzel, David, dan Erza sibuk bermain di kolam renang. Sementara para cewe dan Bima sibuk memanggang daging di taman kecil sebelah kolam renang pribadi milik Erza. Reyzan baru datang saat daging kerbau itu telah matang.

"Ye, ni bocah kebiasaan banget terima jadi." Ucap Hanzel sambil memasang wajah emosi yang dibuat-buat.

Nadya sendiri tampak bisa berbaur dengan para cewe. Cuma Jasmin yang sedikit emosi karena tadi siang Nadya diantar oleh Reyzan pulang.

Para cowo yang tadi berenang kini sudah memakai kaos, meski bagian bawah mereka hanya dibalut handuk kecil. Mereka berkumpul di ruang keluarga sambil menonton acara komedi di televisi.

"Lu taroh di mana stock kita?" Tanya David yang tampak bangkit dari duduknya.

"Tuh, di bawah meja makan." Erza menunjuk ke arah ruang makan. David langsung berlari kecil menuju tempat yang dimaksud, dia kembali dengan satu box putih yang di seret.

"Weh, udah mulai aja lu, Vid." Bima meraiksi tindakan David yang mulai mengeluarkan beberapa botol dari box itu.

"Untuk menyambut anggota baru kita." Sahut David sambil terkekeh.

"Nah, ini spesial buat Reyzan." David mengeluarkan sebotol minuman dengan merk berbahasa arab yang di tulis sangat besar di botolnya. خمرا (khamra).

"Soalnya cuma dia yang kuat minum bir murni." Lanjut David sambil terkekeh.

Mereka semua langsung teringat saat pertama kali mereka mengadakan acara seperti ini. Saat itu Ayah dan Ibu Erza yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya ke arab membawakan sebotol khamra. Saat mereka mencobanya, mereka langsung tepar di tegukan pertama. Hanya Reyzan yang masih sangat santai menikmati khamra bersama Elliot sambil merokok sampai pagi.

"Bokap lu balik, Za?" Tanya Reyzan pada Erza saat menerima botol itu. Erza hanya menggelengkan kepala.

"Itu kemaren di kirimin dari sono. Bokap gua masih sibuk ngelarin masalah perizinan di timteng. Taulah, ketatnya regulasi sono." Jelas Erza sambil mulai menuangkan minuman dari botol itu ke dalam sloki.

Erza menyalakan sound besar di sebelah televisinya, kemudian memutar musik-musik elektronik kekinian.

"Req in the name of love-nya Martin Garrix, dong!" Seru David sambil terus mengelus tangan kekasihnya itu.

Intro khas Martin Garrix langsung bergema memenuhi seisi ruangan.

If I told you this was only gonna hurt
If I warned you that the fire's gonna burn
Would you walk in?
Would you let me do it first?
Do it all in the name of love

Suara unik Bebe Rexha masuk tanpa permisi.

"Nad, mau minum?" Tawar Hanzel sambil menyodorkan se-sloki Vodka Martini di tangannya.

"Boleh." Nadya mengangguk sambil tersenyum. Sejujurnya dia terus memperhatikan Reyzan yang tampak santai menenggak khamra-nya.

In the name of love......
In the name of love......
In the name of love......
In the name of........

Musik Martin Garrix langsung menyahut nyanyian Bebe. Perlahan, mereka mulai melepaskan kesadaran dan menikmati angan-angan yang tenang. Namun tidak untuk Reyzan dan Nadya. Keduanya tampak masih sadar total. Bahkan, Hanzel yang menawari Nadya minum telah tepar terlebih dahulu.

"Kuat juga, lu." Reyzan duduk di dekat Nadya sambil membawa sebotol khamra miliknya dengan rokok yang tergenggam di tangannya yang lain. Nadya hanya tersenyum simpul.

"Ya, karena sebelumnya gua sering minum yang lebih dari ini." Nadya mengangkat botol minuman itu sambil melihat merknya. Reyzan hanya terkekeh.

"Ya, mungkin merasa udah keren dengan meminum bir, soalnya mereka kagak nikmatin. Cuma nyari sensasi." Sahut Reyzan saat melihat David yang sudah setengah sadar, menuntun Amanda yang juga tak kalah sempoyongan pergi ke kamar tamu. Nadya hanya menatap dua orang itu sambil meng-iya-kan pernyataan Reyzan.

"Tapi lu keren, si. Belum ada sebulan masuk udah bikin cowo-cowo naksir." Celetuk David saat lagu yang terdengar dari sound mulai berputar random.

"Ya, sebenernya gua ga sebaik yang kalian liat." Nadya menatap langit-langit, kosong.

"Mau ngobrol di lantai dua?" Tawar Reyzan setelah menyadari posisi duduk Nadya sangat tidak nyaman. Di bahunya ada kepala Kayla, di pahanya ada kepala Jasmin.

Mereka duduk berdua di sofa yang ada di balkon rumah Erza. Balkon itu menatap langsung ke arah laut utara pulau jawa. Nadya dan Reyzan mengobrolkan segala hal, sampai Nadya takhluk pada kantuknya dan tertidur dengan kepala di bahu Reyzan.

"Ada apa, si. Gua hari ini ama dia? Tadi ngerasain bokongnya, sekarang ngerasain dadanya." Geram Reyzan sambil menatap laut yang tampak buas di malam hari.

Reyzan menidurkan tubuh Nadya di sofa, kemudian mengambil selimut dari kamar Erza untuk Nadya. Reyzan sempat memperhatikan tubuh Nadya sebelum dia menutupnya dengan selimut. Tubuh montok dengan pakaian minimalisnya. Reyzan duduk di sofa tunggal dan tertidur.

Sementara itu, di kamar tamu Erza.

"Asssshhhhh, ahh-ahhh-ahhh. Enakhhhh bangettthhh kammuuuhhh, Viddddhh!!!" Rintih Amanda yang tampak menaha pahanya agar tetap terbuka. Sementara David dengan brutal menggerakkan pinggulnya. Tangannya memainkan puting Amanda.

"Ssshhh, uhhh... Memekkkhhh kammmuuhhh!!!" David tampak tak tahan saat kontolnya digarap oleh memek Amanda.

"Gannti, gaya." Titah David sambile membalikkan tubuh Amanda. Dia menarik sedikit pinggul Amanda, membuat wanita itu sedikit tertungging. David meraih sebuah bantal, dan mengganjal perut Amanda agar wanitanya tak lelah dengan posisi itu.

Kepala kontol David mulai menggesek kembali bibir vagina Amanda. Mendapat sentuhan seperti itu hanya bisa membuatnya mendesis. David lebih tampak memainkan nafsunya. David mendorong sedikit sampai kepalanya masuk, kemudian dia tarik keluar kembali.

"Ish, David!" Rengek Amanda.

"Panggil gua, Tuan." Titah David yang dia bisikkan ke telinga Amanda.

"Ba-baikkhh, Tuannhhh." Lirih Amanda saat David menggesekkan kepala penisnya semakin cepat.

"Masukiinnnhhh." Ucap Amanda, David hanya menyeringai mendengar ucapan pacarnya itu.

"Apanya?" Tanya David sok polos.

"Iihhhhh, aaaahhhh." Desah Amanda sebagai jawaban.

"Bilang, dong. Tuan, masukan kontol tuan." Lirih David lagi di telinga Amanda.

Karena sudah tunduk pada Nafsu, Amanda menurut apa yang diperintahkan David.

Blesss....

"Aaaaaakkkhhhhh!!!!!"

David menekan pingguknya dalam-dalam. Seluruh batangnya masuk, dipijat oleh dinding vagina Amanda. Perlahan, David mulai menggoyangkan pinggulnya. Tempo bertahap yang sangat berhasil meluluh lantakkan isi vagina amanda.

"Ah, Shit!"

.
.
.
.
.
.
.
Makasih ya, yang udah baca.

Ada beberapa cerita yang gua tulis. Selain nulis gua spontan, gua juga nulis cerita tergantung mood.

Semangatin gua buat nulis dong🗿

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MONSTER inside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang