Semakin dekat lily berjalan ke arah meja vallen dan kedua teman nya itu, semakin tidak lepas juga tatapan vallen ke lily sehingga waktu berjalan begitu cepat. Langkah demi langkah lily terhenti ketika dia sudah sampai tepat di depan vallen dan..
BYURRRR!!
Lily menumpahkan es teh yang dia pegang di kepala vallen, dengan bersidekap dada lily mulai maju satu langkah lagi agar lebih dekat dengan vallen. Yang di siram pun membulat kan mata nya saat merasa lengket dan basah di bagian kepala nya karena es teh yang sengaja di tumpah kan oleh lily.
"MAKS--" belum sempat menyelesaikan kalimat nya mulut vallen sudah di tutup dengan jari milik lily. Dua teman vallen pun hanya bisa bertanya-tanya, ada masalah apa ini? Kenapa gadis yang di puji cantik ini tiba-tiba menyiram vallen dengan es teh? Kedua teman vallen masih binggung
"Sttttt...." lily menempel kan jari telunjuk nya tepat di bibir vallen "maka nya kalo punya mata di jaga gausah ganjen liatin gue terus, lo pikir gue pajangan yang bisa seenaknya lo liatin terus. Gue paling gasuka kalo ada orang yang ngeliatin gue terus-terusan."lanjut nya sambil menurun kan jari nya dari bibir vallen dan tiba-tiba gadis itu mengelus ngelus pipi kanan vallen.
Vallen di buat tidak karuan karena tingkah gadis di hadapan nya ini. Cukup lama gadis itu mengelus ngelus pipi vallen dan kedua teman nya hanya diam melihat kelakuan vallen dan lily mereka tidak ingin menggangu lebih baik mereka menanyakan nya saat semua sudah beres. Saat tengah diam mata vallen kembali menatap mata indah milik wanita itu lalu...
PLAKKK!!
"ANJIR PERIH BEGO." ringis vallen, tangan nya terangkat untuk mengusap pipi nya yang sedikit panas dan perih itu.
Tanpa vallen duga ternyata lily menampar nya cukup keras hingga suara tamparan nya membuat murid lain yang tengah makan di kantin memperhatikan mereka berempat.
"Udah gue bilang, gue benci ada orang yang ngeliat mata gue secara langsung." lily berbicara dengan suara yang sedikit pelan "dan jangan lupa bayar minuman gue." lanjut nya dengan berbalik badan dan pergi meninggalkan vallen dan kedua teman nya itu. Mungkin lily merasa tidak nyaman karena telah di tatap oleh banyak orang yang sedang makan di kantin maka nya dia lebih memilih untuk pergi.
Sekarang tinggal vallen yang masih memegang pipi nya yang perih karena tamparan dari gadis tadi. Dan kedua teman nya reza naufal yang masih bingung tentang apa yang terjadi di hadapan nya tadi.
"Val, lo gapapa?." tanya naufal yang melihat sahabat nya itu memegang pipi nya sambil meringis.
"Gapapa gapapa, apa nya bego pipi gue perih gini bener-bener ya tuh cewek berani nya nampar gue. Awas aja tu cewek sialan bakal gue kasih pelajaran gantian biar tau dia udah main main sama gue." vallen terlihat tidak terima karena sudah di tampar dengan gadis itu. Tampak tangan vallen itu mengepal menandakan dia tengah menahan emosi nya.
"Ya.. Lu ada masalah apa ma tu cewek ampe dia nyiram kepala lo pake es teh gini." tanya naufal yang di angguki oleh reza. Teman nya itu tengah sibuk melanjutkan makan bakso nya yang sempat tertunda karena kejadian tadi.
"Gue cuma ngeliat mata nya doang." ucap vallen jujur dan seadanya ya, memang dia tadi hanya menatap mata gadis itu.
"Beneran lo? jangan-jangan--" naufal terlihat menaruh curiga ke vallen dia pikir vallen menatap intim ke arah lily maka nya gadis itu sampai marah dan menyiram vallen dengan es teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAT AT HOME
Teen Fiction®2022 [R15+] Bagaimana jadi nya jika seorang lelaki di pertemu kan dengan kucing. Dan membawa nya pulang untuk di pelihara, tetapi kucing itu ternyata adalah seorang gadis yang dia kenal. Status : hiatus Selesai : - Cover by : pinterest budaya kan...