Happy reading!
****
Vallen menghentikan motor nya di depan kos kosan zaura, ya. Zaura tidak tinggal dengan kedua orang tua nya karena dia bersekolah di jakarta sedangkan orang tua nya berada di malang, dan zaura memilih untuk tinggal sendiri sekaligus bersekolah di jakarta, masalah uang dia sudah memiliki kerja sampingan di toko kue sederhana tapi cukup untuk membiayai keseharian nya, toh masalah uang untuk sekolah itu sudah di tanggung oleh kedua orang tua nya.
"Makasih kak.." ucap zaura sambil melepaskan helm nya dari kepala nya. Dia pun merapikan rambut nya yang terlihat sangat berantakan.
"Ya. Jangan sedih lagi" balas vallen sambil membantu merapikan rambut zaura yang berantakan terkena angin.
Zaura hanya mengangguk samar, dan tersenyum simpul ke arah vallen. "Yaudah kak, aku masuk dulu ya" vallen pun hanya mengiyakan dan zaura segera masuk ke dalam kos kosan nya itu.
Melihat tubuh zaura yang mulai menjauh dan masuk ke dalam kos kosan nya, vallen pun bergegas menyalakan motor nya dan pergi untuk kembali ke rumah nya.
Tak sampai lama vallen sudah kembali ke rumah nya, ia langsung naik ke lantai dua untuk menemui lily.
Gadis berwujud kucing itu tengah tertidur di atas kasur milik orang tua vallen, dia pun beberapa kali terlihat menganti posisi tidur nya walau lily tidur dengan wujud kucing itu tidak menganggu tidur nya, dia masih nyaman-nyaman saja ketika tertidur.
Vallen yang melihat lily sudah tertidur pun, dia berjalan sepelan mungkin ke arah lily, dia menatap mata lily yang sedang terpejam itu, vallen mengusap pelan kepala lily.
"Ly.. Kenapa lo bisa kayak gini? Kenapa lo belum cerita asal usul lo bisa jadi kucing?, semua nya kayak gak masuk akal ly.. Semua nya kayak mimpi" guman vallen sambil menyandarkan kepala nya di kasur yang di tempati oleh lily.
Mata vallen sangat berat, ia mengantuk bahkan dia belum sempat melepaskan jaket dan sepatu nya, vallen tertidur di samping lily dengan tangan yang masih setia memegang kepala gadis itu.
Cahaya matahari perlahan masuk, membuat orang yang tengah tertidur terganggu dan terpaksa untuk bangun, vallen menatap ke arah lily yang masih tertidur pulas. Dia pun membangunkan lily karena takut jika nanti mereka terlambat untuk ke sekolah.
"Ly.. Bangun" vallen mencoba membangunkan lily yang masih berwujud kucing itu, tapi hasil nya sia-sia, lily masih tidak mau membuka mata nya.
Vallen pun mengendong paksa lily, dan itu membuat lily terkejut dan akhirnya membuka kan kedua mata nya.
"MEOWW!!" lily menggigit leher vallen karena merasa telah di ganggu oleh nya.
Vallen pun hanya mengaduh kesakitan karena gigitan lily yang cukup menyakitkan
"Sakit anjir, parah lo" ucap vallen sambil memegangi leher nya yang sedikit mengeluarkan darah segar itu.
Lily pun hanya cuek, dia pergi meninggal kan vallen yang masih kesakitan karena ulah nya. Lily berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap ke sekolah, tapi baru memasuki kamar mandi ia baru sadar jika dia masih berwujud kucing, dengan melawan rasa gengsi nya lily pun kembali mendekati vallen.
"Apa lo?!" sinis vallen yang merasa jika lily mendekati nya
Lily pun berjongkok di depan vallen yang membuat, vallen menatap ke bawah dan melihat mata indah milik lily, saat tengah menatap mata nya tiba-tiba lily kembali menjadi manusia.
WUSS!
"Anjing" umpat vallen yang kaget karena lily yang tiba-tiba berubah menjadi manusia di depan nya.
"Gue kucing bukan anjing, dan sekarang gue jadi manusia bukan kucing!" lily memutar bola mata nya malas, lelaki di hadapan nya ini sungguh menguras emosi nya di pagi hari.
"Gue tau anjir, dah sono buruan mandi terus berangkat" perintah vallen yang hanya mendapatkan anggukan dari lily
Akhir nya mereka sudah siap dengan seragam mereka yang terlihat rapi tapi tidak dengan vallen, seragam nya terlihat tidak rapi dengan dasi yang belum terpasang dan kerah baju yang terlihat berantakan.
"Lo mau sekolah apa mau tawuran hah?" tanya lily yang melihat penampilan vallen, yang jauh dari kata 'rapi' terlihat berantakan dan tidak terurus
"Suka suka gue" sinis vallen dan langsung meminum susu nya di atas meja sambil mengoles kan blueband di roti tawar nya itu
Lily hanya mengeleng-ngeleng kan kepala nya dan berjalan ke arah vallen, lalu ia merapikan kerah dan dasi vallen yang terlihat berantakannya.
"Hm?" vallen hanya menatap lily yang membenarkan pakaian nya itu, dan setelah rapi. Lily kembali duduk ke kursi nya sambil memakan buah yang ada di depan nya. Tanpa menghiraukan vallen yang sedari tadi menatap perlakuan nya.
"Gosah ge-er deh lo, gue cuma gamau lo di kira murid berandalan. Ya, emang lo murid berandalan sih.." cibir lily sambil menguyah makanan nya
"Gak jelas lo" balas vallen dan berdiri dari kursi nya dia pun ke mengambil tas ransel nya dan berjalan melewati lily yang masih duduk di meja makan
"Woy, va! Tungguin gue" pekik lily lalu dia segera menghabis kan susu nya dan berlari menyusul vallen, sebelum dia di tinggal oleh lelaki itu
Vallen pun menyalakan motor sport nya, dia menengok ke belakang dan ia melihat lily yang berlari ke arah nya. Dan vallen pun hanya menatap nya malas.
"Tungguin napa anjir" kesal lily sambil berkacak pinggang, bisa-bisa nya lelaki ini ingin meninggal kan lily sendirinya tanpa ada nya kendaraan lain.
"Lo nya lama" cibir vallen lalu ia memasangkan helm ke pada lily
Mereka pun berangkat ke sekolah dengan waktu yang sangat mepet, karena tadi pagi juga vallen tidur lebih malam karena harus mengantar pulang zaura. Vallen mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi.
Hingga akhirnya mereka sampai di sekolah tapi ternyata gerbang sekolah sudah di tutup
"Yah.. Gara-gara lo sih va, kita jadi telat gini" lily memajukan bibir nya, lily terlihat kesal karena gerbang sekolah yang sudah di tutup.
"Salahin aja gue terus" balas vallen sambil melepaskan helm full face nya yang ia pakai
"Lo emang serba salah.." jawab lily sambil ikut melepaskan helm nya
Mereka berdua pun hanya mampu menatap sendu ke arah gerbang sekolah hingga vallen mengeluarkan suara nya kembali
"Oh, kita lewat tembok sekolah yang belakang aja. Dulu pas gue telat gue suka manjat tembok sekolah" ucap vallen sambil memakai kembali helm nya
Lily pun hanya bisa pasrah, dia mengangguk-angguk kan kepala nya dan mamakai kembali helm nya
To be continue..
Vote + spam komen untuk next!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAT AT HOME
Teen Fiction®2022 [R15+] Bagaimana jadi nya jika seorang lelaki di pertemu kan dengan kucing. Dan membawa nya pulang untuk di pelihara, tetapi kucing itu ternyata adalah seorang gadis yang dia kenal. Status : hiatus Selesai : - Cover by : pinterest budaya kan...