Chapter 5! (Soo Ho)

976 159 15
                                    

.

.

Jangan melewati batas dan bertindaklah secukupnya, adalah sesuatu yang selalu Soo Ho percayai dan jadikan pegangan. Hal itu pula lah yang membuatnya dapat mengontrol diri dalam mengambil keputusan apapun.

Tapi akankah kini harus dipertanyakan kembali. Bisakah ia menganggap tindakan yang diambilnya saat ini adalah buah dari keyakinannya.

"Atau kau ingin aku pergi dari sini dan menghajar berandalan-berandalan itu?"

Berlebihankah dirinya, jika amarah yang sudah lama tidak pernah muncul dihatinya hadir ketika melihat pemuda dihadapannya terluka. Memar dileher itu seperti bom waktu untuknya, siap meledak kapanpun.

"An Soo Ho, bisakah kau tidak melakukan itu? Jangan memasuki duniaku terlalu dalam, kau bukan siapa-siapa."

Soo Ho merasakan sekujur tubuhnya dingin. Seumur hidupnya ia tidak pernah mengalami penolakan. Seperti medan magnet siapapun yang berada disekitarnya selalu mendekat. Kerap kali ia yang menjauh dan membuat batasan-batasan.

"Pergilah, biarkan aku sendiri."

Hingga pada waktunya ketika perasaan ditolak itu diterimanya terus menerus, An Soo Ho baru menyadari kalau dia sudah melewati batas.

Hening itu cukup lama sampai Soo Ho berkelakar. Dia berjalan beberapa langkah mendekati pemuda yang lebih kecil darinya itu, kemudian merogoh saku jaketnya. Sebuah bungkus kertas berlogo apotek lokal dia serahkan. Matanya tidak pernah lepas memandang mata tajam yang membuatnya terpukau.

"Maaf sudah mengganggumu."

An Soo Ho memutuskan pergi dari pemuda itu dan tidak sekalipun memandang kebelakang. Ia kembali membuat batasannya.

.

.

Dua hari telah berlalu. Hari-hari disekolah dijalani Soo Ho hanya dengan tidur walau sebenarnya perasaannya sedang campur aduk.

Beberapa kali dia sampai melakukan kesalahan di tempat kerja part timenya, bersyukur bibi pemilik restoran sangat baik padanya.

Dua hari itu pula Soo Ho tidak menghadiri kegiatan belajarnya bersama Si Eun, karena ia sedang menata kembali hidupnya.

Ketika seorang guru masuk kedalam kelas dan memperkenalkan seorang murid baru pun Soo Ho hanya mendegarkan. Tanpa merubah posisinya yang tidur bertumpuan bantal lengan pink miliknya. Dia tidak penasaran dan berniat melihat. Dia memang tidak pernah tertarik dengan apa yang terjadi dikelasnya kecuali pada satu orang.

Waktu berjalan amat cepat, istirahat siang pun tiba. Soo Ho memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya didalam kelas, tidur. Melewatkan makan siang.

Samar-samar dia mendengar pembicaraan tiga berandalan kelas yang sedang beraksi, menginterogasi anak baru. Geng cecunguk itu punya mainan baru, batin Soo Ho.

"Minggir, itu tempat dudukku."

Suara itu membuat Soo Ho mengangkat kepalanya. Dari tempat duduknya dia dapat melihat Yeon Si Eun berhadapan dengan geng Young Bin, yang sebelumnya sedang mengitari tempat duduk si anak baru yang berada tepat disamping tempat duduk pemuda teladan tersebut.

"Aku tidak mau."

Soo Ho melihat perubahan mimik pada pemuda yang dua hari ini dihindarinya.

"Aku bilang pergi."

Baru ketika Yeon Si Eun mengambil bolpoin diatas meja Soo Ho merasakan alarm bahaya.

"Bajingan gila, apa kau ingin ribut?!"

MORE THAN FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang