uh. yang pertama, ini drabble, artinya singkat (banget). kedua, ini ngandung unsur 18+ meski nggak terang-terangan. oke makasih.
———
Hari ini, sang Malaikat masih terbangun di kamar yang sama.
Langit biru di luar sana sama sekali tak memikat. Dinding monoton dan selimut yang menutupi tubuh tanpa sehelai pakaian telah dirinya familiarkan. Dahulu, ia akan terlalu malu untuk keluar secara telanjang. Sekarang, sang Malaikat ibarat memamerkan jenjang kulit sucinya, menunggu untuk dinodai kembali. Lagi, dan lagi.
Hari ini, sang Malaikat masih bernyanyi untuk cintanya.
Dengan bedak terlalu putih serta lipstik yang berantakan, ia menari mengikuti irama tangan cintanya. Tersenyum ketika menebarkan kesuciannya untuk sang kekasih. Tergelak ketika taring mengoyak lehernya. Hatinya berdebar-debar, ketika dua insan bersatu dan hasrat menenggelamkan segalanya.
Hari ini, sang Malaikat masih bersandiwara untuk mereka.
Sandiwara penuh kebahagiaan. Sandiwara di mana ia akan menyelamatkan segalanya. Satu ciuman, mereka bersorak. Satu erangan, mereka memekik kegirangan. Satu kehangatan yang memenuhi diri sang Malaikat, hingga mereka terselamatkan.
Hari ini, sang Malaikat masih tertidur dalam pelukan cintanya.
Lengan kekar melingkari pinggangnya. Melarangnya untuk berpaling pada jendela di sisi seberang, yang menampakkan bulan baru tanpa cahaya. Sang Malaikat tertawa. Ia sudah bukan dirinya yang dahulu kembali, yang terpesona akan keindahan rembulan sampai-sampai rela jatuh bangun demi menggapainya. Sekarang, langit malam dirasanya lebih aman. Ketika ia menjatuhkan diri, sang langit akan menyelimuti sosoknya. Selalu, mencintainya.
Hari ini, sang Malaikat jatuh kian jauh dalam kegelapan abadi.
Jatuh, hingga bahkan cahaya rembulan tak dapat menjangkaunya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intinya Utaite
FanfictionFanfic-fanfic oneshot yang menurutku tidak perlu mendapat bukunya sendiri akan dikumpulkan di sini. Warning akan ada di setiap chapter.