3

2 1 0
                                    

"Heh, siapa dapet perannya?" kepala Rio menyembul dipintu ruangan kecil yg ada dalam audi. Bicara pada Ina tang baru saja membereskan berkas-berkas audisi drama.

                Ina membetulkan letak kacamatanya, "nggak tau, belom ditentuin sama pengurus teater, gila adek kelas sekarang pada jago akting gatau kenapa. Mungkin gara-gara kebanyakan nonton sinetron," Rio tergelak, Ina melanjutkan, "lagian pak Cahyo-penanggung jawab ekskul teater-nggak setuju kalo si siapa tuh tadi namanya.."

                "Keysha kali," Rio menebak

                Ina teringat, "nah iya, pak Cahyo nggak setuju kalo dia. Nggak tahu kenapa tu anak sekarang alay banget aktingnya kayak nggak mau kalah sama yang lain. Tapi nggak diraguin sih kalo dia yang rada bagusan dari yang lain. Kalo diambil palingan nggak jadi peran utama,"

                Rio mendekat pada Ina. Membantunya membawa kertas-kertas lalu melangkah keluar audi, "Stella nggak ikut audisi tadi gimana nih, Na?"

                Ina memgerutkan kening, berjalan bersisian dengan Rio, "nah iya gue baru inget tadi lo minta bantuan gue, Yo. Apaan?"

                "Nggak ada audisi susulan?"ucap Rio agak rikuh.

                Ina berhenti, "lo mau Stella tetep ambil peran disini? Segitunya.. Ya nggak ada sih. Masa si Stella ini mau audisi dirapat teater? Dia bukan pengurus inti kan. Kan mesti ada anak teater plus juri-jurinya. Lagian tuh ya, ngapain sih sengebet ini, Yo?"

                Rio yang tadinya ikut berjalan sekarang melanjutkan langkahnya, "Nggak, Na. Cuma kayak rugi aja orang seberbakat Stella nggak ambil peran buat Binasastra,"

                Ina menggeleng pelan, "gue tau lo boong, lebih dari itu kan? Cieeee Riooooooooo. Suka banget lo ya sama tu anak." Ina tertawa keras.

                "kalo sampe gue gagal jadian itu karena lo, Na. Keras banget ngomongnya! Emang sih sekarang uda sepi tapi nggak gitu juga." Rio celingukan kanan kiri takut-takut ada yang mendengar obrolannya dengan Ina.

                "Tuhkan lo udah ngomong jadian aja, padahal lo belum ada setahun kenal anak ini. gue punya rencana kok. Sini gue bisikin,"─Ina membisikan sesuatu pada Rio─"gimana? Setuju nggak lo? Ya kalo engga ya udah sih," Ina ngeloyor pergi duluan.

                "Ina! Gue belum bilang engga. Iya iya Ina." Rio berlari menyusul Ina.

                Untuk kali ini. Rio benar-benar out of the box demi Stella. Manisnya.

***

                -Stella-

                Stella pulang diantar Kiera. Selama perjalanan dia melamunkan apa yang tadi Kiera katakan padanya di kantin.

                Stella menghampiri Kiera di meja kantin paling timur, menepuk pundak Kiera, "Lo laper apa kesetanan? Makan duluan gitu,"

                Kiera berhenti dari kegiatannya, "ya sori, pesen sana, jangan ganggu gue,"

                Stella berlari ke etalase bu kantin dan memesan, seiring kembalinya dia pada Kiera, dia berkata, "kampret lo lagi makan aja gabisa diganggu. Lagian ngapain sih makan disini pas pulang sekolah? Biasanya ngajakin di Green Corner." Stella duduk, "Lo nggak naksir bu kantin kan?"

SerendipityWhere stories live. Discover now