Kalau suka sama ceritanya, komen di salah satu paragraf favorit kalian
○○○
Nevan kembali sembari membawa permen untuk si tuyul alias adik laknatnya itu, namun langkah Nevan semakin lebar saat menyadari jika si tuyul tidak ada. Padahal Nevan sudah menyuruh Arthan untuk menunggu, tapi sekarang anak itu hilang.
"Tuyul! Woi Tuyul!" Nevan menatap sekitar.
Lelaki itu tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan aneh, bagaimana tidak aneh jika Nevan memanggil tuyul di sore hari.
"Si Tuyul kemana coba?" Nevan berdecak pelan.
"Udah di bilangin disuruh nunggu, nggak ngerti bahasa manusia kalik ya tuh bocah. Maklum sih, kan Tuyul," gerutu Nevan.
"Awas lo Yul kalau ketemu." Nevan berniat mencari keberadaan Arthan.
Nevan mengelilingi taman, berharap dirinya akan menemukan Arthan. Nevan tidaklah cemas, ia juga tidak khawatir. Bahkan Nevan tidak peduli jika Arthan cosplay menjadi tuyul dan minum susu kucing tetangga.
Katakanlah jika Nevan abang laknat, Nevan tidak masalah dengan gelar itu. Karena sesungguhnya yang mengatai Nevan lanknat dia jauh lebih laknat, Nevan mencari Arthan hanya sekedar formalitas dan terlihat seperti abang yang baik.
"Tuyul! Yul, lo kalau nggak balik gue santet!"
Nevan menunjuk beberapa orang yang menatapnya, lelaki itu terlihat galak. "Nggak usah natap gue!"
"Woi Tuyul! Majikan manggil nih!"
Nevan memicingkan matanya, ia mendapati sosok Arthan yang bersama dengan wanita bercadar. Nevan tahu betul jika itu bukan Bundanya, lelaki itu bergegas berjalan ke arah Nevan.
"Mau lo apain adek gue? Penculik 'kan lo?" Nevan menarik tangan Arthan dan merangkulnya.
"Abang itu Bunda." Arthan menunjuk Nazma.
Nevan berdecak pelan. "Itu bukan Bunda Tuyul."
"Itu Bunda abang, lihat sama kayak Bunda." Arthan sangat polos.
Nevan menghiraukan ucapan Arthan dan lebih memilih menatap Nazma. "Dasar penculik lo, kalau mau nih anak beli. Gue jual dia seharga seribu rupiah."
Nazma melongo di balik cadarnya, Nevan terlihat seperti om-om yang sedang mengeksploitasi anak. Nazma tahu betul orang yang ada di depannya ini, ia tidak menyangka jika Nevan yang terkenal sebagai gangster ternyata begitu konyol.
"Kamu lucu ya." Nazma sampai tidak sadar telah mengatakan hal itu.
Nevan mengubah wajahnya menjadi dingin. "Lucu? Lucu lo bilang? Jangan asal ngomong, gue bisa panah ginjal lo kalau lo mau."
Nazma hanya bisa menunduk, ia menggengam erat kotak berisi gorengan yang ada ditangannya.
"Abang ndak boleh malah-malah sama Bunda." Arthan masih menganggap jika Nazma adalah Ajwa.
"Lo penculik kan, ngaku lo!"
Nazma menggeleng. "Aku bukan penculik."
"Gue laporin polisi kalau lo nggak mau ngaku."
"Aku nggak nyulik adik kamu." Nazma benar-benar takut sekarang.
"Halah boong, mana ada orang jahat mau ngaku. Lo pasti sok-sok an pakek cadar biar nggak ketahuan kalau lo itu orang jahat."
Nazma menggeleng kuat, hatinya sakit saat Nevan mengatakan hal itu. Nazma samasekali tidak ada niat buruk pada Arthan, gadis itu bahkan membantu Arthan untuk menemui keluarganya agar anak itu tidak jalan sendirian. Dan Nazma tidak pernah menduga jika Arthan adalah adik Nevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bercadar Jodoh Gangster
De TodoMaulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel. Ti...