[bonchap]

2.5K 217 9
                                    

haii, kangen ga? Hihi

----

Bonchap.

Jean terus menerus jalan bulak balik didepan bilik persalinan suami manisnya. Jean dikejutkan dengan telfon si sulung yang mengabarinya kalau Teyran akan melahirkan.

Akhir-akhir ini pekerjaannya lebih banyak membuat dirinya benar-benar terfokus pada kerjaan tersebut sampai lupa bahwa hari ini Teyran melahirkan.

"Ayah tenanglah, aku yakin bubu baik-baik saja"

"Tidak bisa, aku sangat khawatir" Sungchan hanya terdiam, dia juga sama merasa khawatir pada bubu nya, berharap semua baik-baik saja dan lancar.

"Apa aku akan mempunyai adik?" Sungchan hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi pertanyaan beomgyu.

Hidup di dunia vampire dengan mengikuti zaman modern tentu mempermudah semuanya, dengan peralatan-peralatan yang Jean sendiri tidak tau apa itu tapi yang pasti alat-alat tersebut membantu persalinan suaminya.

Dua jam berlalu lampu berubah menjadi warna hijau, Dokter yang biasa selalu menangani keluarga Jean itu keluar dan membuka masker menunjukkan raut wajah yang bahagia.

Sontak Jean, Sungchan dan Beomgyu yang berada di gendongan Sungchan berdiri mendekati sang dokter.

"Bagaimana? Apa semuanya lancar? Suami ku baik-baik saja? Bagaimana anaknya?"

"Selamat, putra anda lahir dengan sehat. Tuan Teyran masih dipengaruhi obat bius, jika ingin masuk untuk melihat silahkan"

Ketiganya masuk, melihat Teyran yang masih memejamkan mata karena efek bius yang belum habis.

Jean mendekati ranjang Teyran, mengecup kening itu lama menyalurkan rasa bahagia dan terima kasih.

"Terima kasih, aku mencintaimu"

Sungchan lega semuanya berjalan dengan lancar, dia berfikir sekuat apa Teyran berjuang? Artinya sudah tiga kali Teyran menerima jaitan di perutnya meski jaitan itu akan hilang jika diobati dengan sihir.

Tapi Teyran menolak, dengan alasan itu menjadi kenangan bahwa dirinya telah melahirkan anak-anaknya dengan perjuangannya.

Sekarang Teyran sudah dipindahkan ke ruang inap, dengan box bayi disampingnya. Teyran belum juga bangun, apa obat bius yang diberi dosisnya tinggi? Entah Jean tidak tahu.

"Wah, kulitnya lebih putih daripada aku. Sangat mirip dengan mayat" Sungchan membandingkan warna kulit tangannya dengan sang adik yang baru lahir. Padahal dirinya tergolong putih, sedangkan saat dibandingkan adiknya lebih putih.

"Dia akan tumbuh menjadi pria tampan"

"Hei! Aku juga tampan ya pak tua!"

"Apa pernah diakui bubu?"

"Tentu saja pernah! Saat memasuki high school bubu bilang aku tampan dengan seragam sekolah ku" Jean hanya menatap anak sulungnya dengan malas.

"Itu hanya untuk membuatmu senang bocah"

Sungchan yang tak terima pun memejamkan matanya lalu berkata "Berarti jika kau dipuji tampan juga karena bubu ingin membuatmu senang saja pak tua"

"Yayaya terserah kau saja"

"Yak, bisakah kalian diam? Bisa-bisa anakku menangis mendengar perdebatan kalian"

Jean dan Sungchan menatap Teyran terkejut.

"Bubu?!"

Sedangkan Teyran hanya terkekeh kecil.

Tidakkah mereka tahu bahwa sebenarnya Teyran sudah sadar dari tadi?

Teyran sebenarnya sudah sadar tapi dia memilih diam, ingin mengistirahatkan badannya sejenak tapi nyatanya si sulung dan suaminya saling adu mulut.

Teyran heran, kapan mereka berdua terdiam tanpa cekcok adu mulut? Dimana pun kapanpun ada saja yang menjadi bahan cekcokan mereka.

"Astaga sejak kapan bubu sadar? Ck gara-gara pak tua ini"

Jean hanya menatap malas anaknya, bisakah dia buang anak sulungnya ini?

"Jean.."

"Hm? Kenapa sayang? Kau butuh sesuatu?"

"Haus"

Jean dengan sigap mengambil air digelas dan Sungchan membantu meninggikan kepala ranjang.

"Bayinya.. siapa namanya?"

"David"

"David? Aku mau lihat"

Jean membawa bayinya dengan hati-hati, Teyran mengambil David dari gendongan Jean. Teyran menelusuri bayinya, kulitnya sangat putih, tampan, sangat lucu.

"Sayang kau tidak ingin menghilangkan bekas jahitan diperut mu?"

Teyran hanya tersenyum sambil memegangi perutnya. "Tidak, biarkan saja"

Jean hanya mengangguk, sungguh entah kenapa suami kecilnya semakin cantik padahal Teyran baru saja melahirkan.

"Jangan senyum-senyum sendiri Ayah, kau menyeramkan"

Teyran hanya tertawa lalu menyadari sesuatu.

"Dimana Gyu?"

Sungchan langsung menunjuk buntelan kecil yang meringkuk di sofa.
"Itu, dia tertidur di sofa tadi dan sampai sekarang belum juga bangun"

Teyran mengangguk, Beomgyu terlihat lucuk dengan selimut yang membungkus tubuh kecilnya.

"Unghh.. bubu.."

"Bawa dia kesini Sungchan"

Sungchan langsung menghampiri Beomgyu yang sudah terbangun lalu menggendongnya.

"Bubu?"

"Iya sayang, ini bubu"

"Bubu sudah bangun!"

Teyran tersenyum gemas melihat ekspresi Beomgyu yang tadinya mengantuk menjadi semangat saat melihat dirinya sadar.

"Apa itu adik kecil?" Tanya Beomgyu sambil menunjuk bayi yang digendong Teyran.

"Iya sayang, mau lihat?"

"Mau! Mau! Mau!"

Sungchan menjadi kewalahan ketika Beomgyu memaksa ingin turun dari gendongannya.

"Hey! Pelan-pelan! Aku kesusahan menggendong babi kecil sepertimu"

"Hush! Sini, duduk dekat bubu"

Sungchan hanya tersenyum menampilkan giginya, lalu menaruh Beomgyu diranjang.

"Kecil.."

Teyran tak mampu menahan tawanya ketika Beomgyu menyebut kecil pada adiknya David.

"Kan baru lahir gyuu"

Beomgyu hanya ber oh ria saja, tangannya menyentuh nyentuh pipi bayi tersebut.

"Lucu hihi"

Bayi tersebut hanya menggerakkan kepalanya saat Beomgyu asik menusuk nusuk pelan pipi bayi tersebut.

Jean menatap keluarganya dengan tatapan hangat, dia tidak menyangka bahwa impian mempunyai keluarga yang indah itu menjadi kenyataan. Meskipun ada saja permasalahan yang terselip di antara hubungan mereka, mereka tentu saja tetap bersama. Mencari solusi, berbicara satu sama lain.

Saling percaya, dan jangan hancurkan kepercayaan itu.

END

halow, gimana kabarnya? Semoga baik yaa. Maaf ya baru bisa up bonchap huhuಥ⁠‿⁠ಥ. Bener-bener dibuat sibuk sama ujian+pelantikan. Semangat terus ya, jaga kesehatan semuanya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang