Autumn Strong [5]

275 40 11
                                    

Pintu kamar Hinata tergeser dan memuntahkan sosok Minato dalam balutan hakama berwarna biru tua. Pria itu tersenyum tipis melihat Hinata masih duduk di depan cermin. wanita muda itu belum selesai memoles wajahnya.

Hinata menoleh ke belakang, wanita itu tersenyum singkat pada pria yang telah menjadi suaminya itu. sedangkan Minato mulai berjalan dan mendekati Hinata.

Pria itu ikut duduk di atas lantai dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Hinata merasakan tubuhnya mulai menegang, jantungnya bertalu lebih cepat karena gugup yang menghampiri dirinya.

“Aku akan mengajakmu jalan-jalan.” ucap Minato setengah berbisik. pria itu mengendus area leher Hinata dengan hidung bangirnya.

“A-aku akan segera menyelesaikan nya.” ujar Hinata dengan cepat. kalimat yang wanita itu ucapkan barusan merujuk pada riasan wajahnya.

Minato melepaskan tubuh Hinata, “Aku akan menunggumu di luar.” ucap Minato lalu pergi meninggalkan Hinata.

Hinata tidak ingin menunda waktu lagi, ia segera mempercepat gerakan tangannya dalam merias diri. wanita itu tidak ingin membuat Minato menunggu lama hingga bisa menimbulkan kemarahan.

Setelah lebih dari setengah tahun hidup bersama pria itu, Hinata sudah sangat mengerti bagaimana tabiat dari suaminya. Minato bisa jadi pribadi yang hangat dan manis padanya, namun sekalinya ia membuat pria itu kesal, maka pria itu tidak segan untuk memukulnya.

Setelah memastikan dirinya pantas untuk dipandang, Hinata pun bergegas keluar dari kamar untuk menyusul suaminya.

Ketika ia sampai di halaman depan rumah mereka, Hinata terkejut mendapati beberapa penjaga yang berjejer di belakang kereta kuda milik Minato.

Hinata mendekati pria itu dan Minato menyambutnya dengan senyum tipis.
“Kita akan menaiki kereta untuk berkeliling di perkampungan.” ucap pria itu.

Minato meraih jemari-jemari milik Hinata dan memasangkannya dengan miliknya.
Hinata ingin bertanya pada pria itu kenapa mereka harus membawa pengawal jika sekedar untuk berjalan-jalan. namun ia tidak memiliki keberanian untuk itu. maka dirinya pun hanya bisa terdiam saat Minato membawanya masuk menaiki kereta.

Di dalam kereta, Hinata memalingkan wajahnya untuk menatap ke luar jendela. Ia melihat beberapa pohon momiji mulai berguguran menghiasi jalanan yang ramai oleh pejalan kaki.

“Musim apa yang paling kau sukai?”

Suara Minato mengalun pelan di telinga Hinata, membuat dirinya mau tidak mau harus menoleh untuk menatap wajah suaminya.

“Aku suka musim gugur.” jawab Hinata sendu.

Karena di musim gugur aku bertemu dengan dia, cinta pertama ku.

Minato mengulas senyum tipisnya, “Kalau begitu aku akan menciptakan musim gugur paling indah untukmu.” ujar pria itu membuat Hinata tertegun.

“Terlalu indah hingga akan terkenang selamanya di hidupmu.” lanjutnya lagi.

Untuk pertama kalinya Hinata memperlihatkan senyum tulusnya untuk pria itu.

“Terima kasih, Tuanku.”

**

Hinata membelalakan kedua matanya saat kereta yang ditumpanginya bersama Minato berhenti di depan pekarangan rumah Tobirama.

Gadis itu menatap wajah suaminya yang kini telah berubah raut menjadi dingin dan penuh amarah.

Hinata menatap ke depan, para pengawal milik Minato menyeret Tobirama dari dalam rumah hingga ke halaman depan.
Beberapa pejalan kaki mulai mendekati area tersebut dan menciptakan kerumunan.

Aki no tsuyoi (Autumn Strong) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang