#2: Target

16 7 0
                                    

Happy reading guys..
.
.
.
.

Suara notifikasi itu tidak henti-hentinya berbunyi dari ponsel Abrizan, menampilkan banyak pesan dari teman-temannya

'Group' _Inti AZRIXANIO _

Aje: Rexana bikin ulah di markas kita

Sultan: bikin ulah apa?

Aje: markas kita berantakan, terus ada Bandana punya Karen

Aje: gue yakin si Karen pelakunya

Aje: cepet sih kesini

Doni: Lo sama siapa je?

Aje: gue sama Iqbal

Dika: yakin Lo itu punya Karen

Aje: yakin Cok, ada namanya

Doni: gue kesana sekarang je

Sultan: gue juga otw nih

Dika: oh Yaudah, siapapun jemput gue
@sultan @Doni

Sultan: weegahh

Doni: Melaku!!

Dika: pelit Lo ah!

Anda:
Gue kesana

Dika: Zan plis jemput gue, gue ga ada motor, motor gue di pake sama Abang

Anda:
Lo tunggu di depan

Abrizan beranjak dari tempatnya saat itu juga, lalu mengambil jaket, kemudian berlari menuruni tangga.

Namun saat akan keluar, langkahnya terhenti karena seseorang memanggilnya.

"Kenapa Lo?" Tanya Abrizan kepada adiknya yang tengah berdiri di hadapannya

"Aga laper, aga belum makan" jawabnya manja

"Ya terus?"

"Bi ati kan ga kesini, di dapur ga ada makanan" jawab Agaska menatap Abrizan melas berharap kakaknya akan mengasihaninya.

Abrizan menghela nafas panjang "Lo pikir di rumah ini cuman ada Lo sama gue doang? Masih ada mang Yadi yang bisa Lo suruh buat beli makanan" jawab Abrizan dengan nada tidak ramah.

"Tapi Aga mau di masakin sama ka Abrizan,
Kaka kan belum pernah masa_"

"Gue gak mau!!" Potong Abrizan menatap Agaska tajam "Lo ga liat gue mau pergi?"

"Lo punya mata kan?" Abrizan berdecak melihat adiknya yang hanya diam saja, dia pun kembali melanjutkan niatnya yang akan pergi ke markas untuk menemui teman-temannya

Di perlakukan seperti itu, Agaska menekuk mukanya, butiran air bening perlahan turun menetes ke bajunya. Bocah itu menangis.

Abrizan yang sudah siap akan pergi, dia kembali menatap adiknya yang tengah tertunduk di ambang pintu.

"Ga usah nangis, KALO LAPER MAKAN, CARI MAKAN SENDIRI, GA USAH MANJA, LO UDAH GEDE" teriak Abrizan, sebelum akhirnya laki-laki berperawakan tinggi itu menyalakan mesin lalu pergi meninggalkan Agaska yang masih menangis'

ABRIZAN (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang