6. pencarian pelaku

7 2 0
                                    

"jangan berisik." sungut Angga yang menatap sinis kedua sejoli itu
"Iya maaf.." sahut Gala tertunduk malu.

"Semuanya diam! Jangan ada yang berbicara, saya mau keluar sebentar." soroh Bu Retno seraya mengumumkan ke muridnya agar tetap kondusif didalam kelas.
"Baik bu!" sahut siswa siswi dalam kelas.

'Bu Retno pergi meninggalkan kelas, para murid senang karena jamkos.

"Asikk jamkos nih, ke kantin yuk!" ajak si ketua kelas sambil merayu temannya.
"Gas!" sahut beberapa laki-lakinya kecuali Angga dan gala.

"Lo mau nitip ga ngga?" tanya Gala yang beranjak dari tempat duduknya dan nyamperin tempat duduknya Angga.
"Ga deh, gue ikut lo aja." sahut Angga
"Yaudah, yok." ucap Gala sambil berjalan meninggalkan kelas.

****************
Dikantin

"Bu! Pesan es teh 5, nasi banting 2, bakso 3, sama gorengannya 10.000 aja, taruh di meja no 5 ya bu." Ucap Gala yang sedang memesan makanan di ibu kantin.
"Lo pesen yang biasa?" tanya Angga melihat Gala cengar-cengir sambil jalan
"Iya dong. Sesuai prosedur." sahut Gala sambil menempati bangku kosong didekat kai

"Har, lo kenapa diem aja?" tanya Gala kebingungan
"Nilai ulangan harian gue jelek." sahut Lahar yang menunduk dengan muka ditekuk.
"Mapel apa?" tanya Kai penasaran
"Matematika bruh, masa nilai gue turun jadi 80." sahut Lahar dengan nada kecewa.
"Anjir mata pelajaran yang gue benci." ucap Kai sambil memakan bakso
"Iya tuh, masa nilai gue cuma 70 padahal si Angga dapet 75, ga adil gurunya." sahut Gala

Angga yang mendengar hal itu seketika berkata "Lo aja yang kebanyakan nyontek."
"Hehehe gue kan ga suka matematika, lo kan juga tau." Gala menatap wajah angga sambil ngeles
"Ya usaha dong, udah gede juga, ga malu lo sama bocil?" Ledek Angga yang bermaksud memotivasi
"Kagak, ga peduli gue."sahut Gala sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju kelas, kayaknya..

"Hayoo Gala nesu~" Ledek kai yang sedang makan sambil menahan tawa
"Nesu apaan?!" Tanya Angga ngegas
"Nesu itu marah." Jelas kai
"Nih, bayarin ke ibu kantin. Gue mau ngejar Gala." Sahut Angga
"Iya, semangat bruh." ucap Kai

Setelah membayar, Kai dan Lahar pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran, begitu juga dengan Gala dan Angga.

"Maafin gue dong gal, gue tadi cuma berjanda.." ucap Angga meminta maaf
"Ah udah lah, gapapa, gua udah maafin." sahut Gala
"Nanti gue ke RS kalo ga sibuk." ucap Gala sambil menepuk pundak Angga.
"Thanks ya gal." sahut Angga yang reflek memeluk gala.

Sesaat setelah bel pulang sekolah dibunyikan, Angga harus segera pergi ke rumah sakit.
Angga ngebut, hingga saat sampai didepan rumah sakit dia sempat membeli beberapa jajan buat kakanya dan papanya.

"Assalamualaikum.." salam Angga sembari membuka pintu kamar dengan perlahan
"Waalaikumsalam.." sahut Raymond
"Papa udah siuman?" Tanya Angga yang sedang melepas seragamnya dibelakang kakaknya
"Belum dek." sahut Raymond sambil menghela nafas panjang.

'TOK..

'TOK..

'TOK..

"Masuk.." sahut Raymond sedikit kaget mendengar ketukan pintu.

'CLICK
'CLICK

"Assalamualaikum.." ucap Emil dan Atlanta bersamaan.
"Waalaikumsalam" sahut Raymond
"Ehhh gue lagi berak bengek!" Teriak Angga sambil menutup pintu dengan keras
"Ada ada aja yaampun" ucap Emil tak habis pikir dengan kelakuan pacarnya
"Aduhh kalo bukan Angga gaada dah." Celetuk Atlanta sambil merem
"Shhttt!!! Itu punya gue, lo diem." sahut Emil

"Silahkan duduk dulu. Maaf ya, gabisa nyuguhin sesuatu, hanya ini yang ada." Sambut Raymond sembari memberikan buah dan air mineral.
"Gapapa kok sayang." sahut Atlanta yang tersenyum.

Atlanta tak bisa lama-lama berada di rumah sakit, karena mamanya. Dia pulang duluan dan ini kesempatan Emil untuk membongkar semuanya.

"Sini ngumpul." perintah Emil
"Ya, lo udah nemuin bukti belum?" tanya Raymond penasaran
"Ada apa aja yang udah kamu temukan?" tanya Angga penasaran
"Sebelumnya, maaf ya ray kalo gue menyinggung perasaan lo, jangan marah." ucap Emil takut terjadi sesuatu beberapa saat kemudian.
"Gapapa, cerita aja." sahut Raymond

"Jadi gini singkatnya, gue nemuin jejak sendal yang ukurannya sama dengan sepatu Atlanta, gue juga nemuin dua sidik jari di pisaunya. Gue duga si itu Atlanta." terang Emil sedikit ragu juga curiga
"Masa si? Coba cek cctv juga." Perintah Raymond memastikan.
"Ok gue check dulu." sahut Angga
"Loh kok gaada?! Apa apaan ini?" Angga yang kesal melihat rekaman cctv hari itu yang entah bagaimana hilang.
"Tidak ada jejak cctv, pinter banget pelakunya." celetuk Emil sambil mengangkat alisnya

"Papa gerak tangannya!" teriak Angga yang menyadari tangan papanya gerak gerak.
"Pasti siuman ini!" tambah Angga
"Nak.." ucap papa
"Iya pa.. papa yang kuat ya.." sahut Raymond
"Siapa yang udah tega bikin papa begini.." tanya Angga sambil meneteskan air mata
"Atlanta.. dia tiba-tiba menusuk papa, dimana dia nak?!" tanya papanya yang masih lemas
"Baru saja pulang dia pa.." sahut Emil
"Putusin dia ray, dia jahat. Dia ga baik buat kamu." perintah papa
"Iya pa.." sahut Raymond pasrah

"Telefon staff rumah sakit, agar nama Atlanta dan keluarga diblacklist diruangan ini. Cepetan!!!" perintah Emil yang dag dig dug panik
"Iya sayang, sebentar." sahut Angga sambil mengelus pundak Emil yang terlihat pucat
"O.. okay.. a aku sedikit tenang, ray, putusin Atlanta. Sekarang." ucap Emil
"Jangan mil, nanti dia malah menjadi jadi, kita drama aja dulu." sahut Raymond sambil menunjukkan ide liciknya
"Ide bagus tuh, tumben lo..." ucap Angga yang terpotong
"Sshhhttt diem lo, lo terima jadi aja." ucap Raymond sambil membungkam mulut adiknya.

'Keesokan harinya dirumah

"Berantakan banget sih ni rumah, perasaan baru ditinggal beberapa hari deh.." keluh Emil sambil membereskan rumahnya yang sangat berantakan.
"Kalo gue punya pembantu pasti gue betah disini." ucapnya sambil membereskan baju dikamarnya
"Oh ya, udah telat nih gue, aduhh mana belom mandi lagi.." panik Emil yang sedang melihat jam menunjukkan pukul 06.55
"Sayang!!!" Teriak Angga dari luar rumah
"Iya sebentar!!" sahut Emil sambil bergegas lari menuju pintu
"Yaampunn sayang, kamu berantakan banget, rapihin dulu." perintah Angga
"gak ah, buruan kita udah telat nih, nanti dikira bolos lagi" sahut Emil sambil ngeles biar cepat sampai ke sekolah.
"Iyadeh, agak ngebut gapapa kan?" tanya Angga memastikan
"Udah gapapa, kalo mati juga berdua." canda Emil sambil menaiki motor Angga

Mereka berdua pun pergi ke sekolah tanpa ba bi bu langsung gas. dengan kecepatan tinggi, mereka sampai ke sekolah hanya dalam waktu 10 menit.

"Ahh.. ahh.. aduh..." rintih Emil yang pusing dan hampir mabok karena Angga ngebut.
"Kamu gapapa sayang?" tanya Angga sambil menggendong Emil yang sedang sakit
"Gapapa kok... aku gapapa.." sahut Emil dengan nada rendah

Tanpa menjawab, Angga buru-buru membawa Emil ke UKS sekolah.
Tak peduli dia akan dihukum, Angga masih menemani Emil sebentar, lalu ia pergi ke kelas.

"Maaf pak.. saya terlambat, karena habis kecelakaan.." bohong Angga agar tidak dihukum
"Silahkan duduk." ucap pak guru yang sedang mengajar

Mereka belajar hingga bel pulang sekolah dibunyikan, Angga menemui Emil yang berada di UKS.

"Sayang, aku da.." ucap Angga yang bersemangat untuk bertemu pacarnya, namun Emil tak ada disana.
"Yaampun, tu bocah ilang kemana dah?" batin Angga
"Sayaaannnggg!!!" sapa Emil yang sedikit berteriak dari arah selatan.
"Kamu abis dari mana?" tanya Angga kesal
"Aku abis nyamperin kamu, tapi kamu gaada." jelas Emil
"Ayo pulang." ajak Angga
"Ya.." sahut Emil

TO BE CONTINUE...


KAYAKNYA SI EMIL BOHONG DEH..
MENURUT KALIAN GIMANA? TULIS DI KOMEN YA🥰🥰.


Maaf ya jarang up, banyak kegiatan dan banyak tugas. mohon maklum ya..

SEE U NEXT PART❤️❤️!!

SlayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang