"Lo bisa enggak sih kalau ngajak keluar tuh diatas jam 11 malem?"
Hannan protes kala Bian menyeretnya keluar rumah. Pasalnya Hannan baru saja pulang dari kedainya dan si kampret alpaca ini tiba-tiba sudah nangkring didepan rumahnya. Dan lebih menyebalkannya lagi, Bian tidak memberitahu mau kemana mereka malam malam begini. Dalam benaknya, Hannan sudah merencanakan sehabis pulang kerja ia ingin mandi lalu tidur sampai besok pagi.
Namun rencananya harus pudar karena oknum bernama Bian Dirgantara ini. Mobil SUV berwarna hitam milik Bian mengebut dijalanan ibu kota dengan kecepatan 135 km/jam hingga membuat Hannan menyebut asma Allah. SWT. Pasalnya ia masih ingin hidup tapi si Alpaca disebelahnya menyetir seakan ia sudah bosan hidup.
Selama 3 tahun lebih berteman dengan Bian, ini pertama kalinya Bian mengemudi tanpa berfikir panjang.
"Heh kampret, gue masih mau hidup!"
"Ya lo fikir gue pengen mati?"
"Lo mau bawa kemana si?!" Tanya Hannan
Bian menghela napas panjang, ia beneran lupa untuk memberi tahu Hannan jika temannya si goblok Aghi dalam bahaya. Bian sendiri baru saja pulang dari Sentul dan Ervin menghubunginya, Ervin memberitahu jika Sashi berulah. Lantas Ervin menceritakan semua kejadian yang dialami Aghi. Sontak Bian rasanya ingin mencekik Sashi jika saja ia bukan wanita mungkin Bian akan membunuh Sashi.
Tujuan Bian menyusul Aghi adalah untuk membantu Aghi karena Bian tahu jika Aghi adalah orang paling goblok sedunia. Buktinya saja ia membiarkan istrinya lari dan tidak menjelaskan apapun. Jika saja Bian jadi Aghi, kemungkinan dia akan menceritakan semuanya dari awal sebelum menikahi Kayisa.
Bian sudah bisa menebak jika Sashi pasti akan melakukan sesuatu terhadap Kayisa, apalagi jalang satu itu tahu jika Kay tengah hamil anak Aghi. Bagian terburuknya, Sashi akan membunuh keduanya. Sashi tidak memiliki rasa belas kasihan meski kepada seorang anak dibawah umur. Otak Sashi sudah error menurutnya. Bian sempat takjub kepada Aghi yang rela di setir dan di monopoli Sashi.
Bian tak heran jika Aghi selalu memprioritaskan Sashi, semua itu agar istrinya tidak disentuh oleh Sashi. Bian juga mengerti jika dengan cara itu Aghi melindungi Sashi. Namun Aghi terlambat.
"Ih bener bener tu cewek satu hidupnya gak guna banget!" Ucap Hannan.
Kalau tahu Aghi mengalami ini semua sekarang mungkin dari sore tadi Hannan akan membantu Aghi mencari istrinya. Tyo atau Ervin pun sama sekali tidak memberi tahunya. Ingatkan Hannan jika bertemu dua cucunguk itu, Hannan harus mencongkel mata keduanya. SUngguh Hannan merasa tidak berguna jadi seorang sahabat jika tidak bisa membantu Aghi.
"Ervin beneran balik?"
Bian mengangguk, "Besok ada presentasi dia sama owner."
Hannan mengangguk.
DIa paham jika Ervin harus mementingkan pekerjaannya, karena Hannan tahu Ervin sangat mencintai pekerjaannya meski sekali kali Ervin mengumpati bos nya. Namun Ervin benar-benar tak ingin kehilangan pekerjaannya hanya karena masalah ini.
"Separah itu ya si Sashi cinta mati ke Aghi?"
"Lo gatau dari jaman kuliah kan siapapun yang mendekati Aghi, ujung-ujungnya itu cewek celaka." jawab Bian.
Hannan jadi ingat pernah ada seorang wanita yang mencintai Aghi dan Sashi tahu, maka wanita itu besoknya masuk rumah sakit jiwa namun tidak ada yang berani mengadu jika itu hanyalah manipulatif Sashi saja. Sashi sampai saat ini masih aman padahal dia sudah menyakiti banyak orang. Itu karena Aghi masih melindunginya.
"Emang gila tu manusia, titisan medusa kali!"
Bian terkekeh, "Medusa terlalu cantik buat seorang Sashikirana. Dia titisan nenek lampir. Gua udah nahan nahan bertahun tahun buat kagak cekek tu cewek!" sewot Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Kayisa | MIN YOONGI [SELESAI]
Fanfiction"365 hari aja ternyata nggak cukup buat kita." Kayisa Gadis cantik berambut panjang itu panggil saja Kay, Kayisa menatap bunga Daisy yang terbawa angin. Baginya hidup itu sebuah pilihan, pilihan antara mati dan hidup. Dia pernah diambang kematian, m...