Lantai 4

45 8 0
                                    

Semua kata-kata kasar sepertinya sudah Ervin ucapkan kepada Aghi malam ini. Di appartement Tyo, Ervin dan Aghi berdiskusi demi mencari dimana Kayisa. Opsi pertama yang Aghi yakini Kayisa berada dirumah Ayahnya, namun hal itu disanggah oleh Tyo. Mengingat Kayisa dengan sang Ayah tidak akur dan mana mungkin Kayisa pulang ke rumahnya. Sementara Ervin sibuk melacak ponsel Kayisa.

Sumpah demi apapun membiarkan Kayisa pergi dari rumah adalah hal terbodoh yang pernah Aghi lakukan. Sudah hampir 3 hari Kayisa pergi tanpa kabar, hal itu membuat perasaan Aghi dan Tyo khawatir. Kayisa sedang hamil dan tentunya Aghi takut terjadi apa-apa dengan Kayisa dan janinnya.

"Nenek lampir apa kabar?" tanya Ervin.

Aghi menghela napas panjang dan merenggangkan otot lehernya, "Terakhir dia menyayat tangannya--"

Tyo tentu tidak terkejut akan hal itu namun Ervin sangat terkejut. Ervin tahu jika Sashi ini setengah gila tetapi tidak pernah terbayangkan jika Sashi berani menyakiti dirinya seperti itu.

"Nggak kaget sih gue."

"Gue yang kaget, Ghi!"

"Makanya gue selalu nurutin apa mau dia, daripada dia nyakitin diri sendiri."

"Emang lu nggak nurutin apa mau dia waktu itu, Ghi?" Tanya Ervin.

Aghi mengangguk, "Kenapa?"

"Gue suruh dia pergi dari rumah, dan gue enggak mau lama-lama ketemu dia." jelas Aghi.

Sudut bibir Tyo tertarik. Secinta itukah seorang Sashikirana kepada Ghifary? Memang tidak ada pria lain? Tyo berfikir cinta Sashi kepada Aghi adalah hal biasa, namun dirinya salah. Cinta Sashi kepada Aghi ternyata adalah obsesi. Tyo tidak habis fikir kok bisa ada wanita yang sampai segitunya seperti orang psikopat yang mencintai seorang pria. Tyo rasa ini sangatlah berlebihan.

"Terus sekarang dia dimana?"

"Rumah Sakit Cita Kasih, Depok." jawab Aghi.

Ervin langsung mengecek laptopnya dan melacak ulang ponsel Kayisa. Sudah satu jam Ervin mencari namun Kayisa belum ditemukan, padahal 30 menit yang lalu ponsel Kayisa aktif, namun dia belum menemukan keberadaan Kayisa. Jika saja Aghi bukan temannya, Ervin sangat malas seperti ini. DItambah besok dia ada presentasi yang tempo hari tertunda. Jika besok Ervin kesiangan, dan presentasi itu batal lagi maka demi Tuhan hubungan pertemanannya dengan Aghi akan ia putuskan. Karena hidup dan mati Ervin ada di project itu. SIngkatnya, Ervin tidak ingin kehilangan pekerjaannya gara-gara ini.

Sudah 3 jam lebih Ervin melacak ponsel Kayisa dan Aghi sudah 2 jam keluar mencari Kayisa. Aghi mengunjungi tempat-tempat yang mungkin Kayisa singgahi salah satunya rumah sahabatnya, Bian. Namun hasilnya nihil. Sementara Tyo sibuk menghubungi teman-teman Kayisa dirumah sakit, ya siapa tahu kan Kayisa mengungsi dirumah temannya dirumah sakit?

"Iya gimana, Jov?"

"Iya ini Kayisa baru aja tadi sore jam 4 pergi." Ucap Jovanka disebrang sana.

Kayisa ternyata menginap kemarin di kossan Jovanka. Keterangan dari Jovanka, siang tadi Kayisa mengalami kram perut. Dan memutuskan untuk ke Rumah Sakit untuk cek kandungan. Informasi terakhir yang Tyo dengar dari Jovanka seperti itu.

"Vin--"

"Yo, gue nemu Kayisa ada dimana!"ucap Ervin

"Ada dimana dia?" tanya Tyo dengan antusias.

"Rumah Sakit Cita Kasih."

Tyo tidak tahu ini kabar baik atau buruk. Yang jelas sekarang Kayisa dan Sashi berada ditempat yang sama. Firasat Tyo mengatakan jika ini bukan kabar baik. Tepat pukul 1 dini hari, mobil Ervin dengan kecepatan 110 km/jam. Jalanan cukup sepi dan tentunya mobil Ervin dengan lancar membelah Jalan tanpa kemacetan sama sekali. Dan 15 menit yang lalu tentunya Tyo sudah menghubungi Aghi.

Dear, Kayisa | MIN YOONGI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang