•A-2'

742 98 0
                                    

Junkyu saat ini tengah sibuk merapikan rak buku bagian ensiklopedia, ia merengut sebal beberapa kali karena kondisi dari tempat ini yang begitu berdebu.

Apakah Sunoo tak pernah membersihkan bagian ini?

Pemuda itu menengadah, karena merasa hidungnya yang gatal. Ia memberi ancang-ancang akan bersin, tapi hingga beberapa detik ia tak kunjung mendapatkan itu. "Aish, hidungku gatal sekali." monolog Junkyu, dengan mengusap hidungnya yang memerah.

"Apakah aku alergi debu?" tanya Junkyu pada dirinya sendiri. Pemuda itu memeriksa jam di tangannya, "setengah delapan." gumam Junkyu pelan.

Masih ada waktu sekitar 30 menit lagi, untuk ia pulang. Benar perkataan Sunoo, hingga saat ini tak ada orang yang datang kemari. Lalu apa yang harus ia lakukan setelah ini? Duduk berdiam diri?

Pemuda itu mendengar suara dari perutnya sendiri, "tch, bahkan aku lupa jam makan ku?" monolog Junkyu heran.

"Lihat apakah masih ada makanan yang tersisa di sini," pemuda itu berjalan menuju mejanya, dan memeriksa laci yang ada di sana. Mata bobanya mengerjap gembira ketika mendapatkan sebuah kotak bekal di sana. Apakah Sunoo yang menyiapkan ini?

Tangannya buru-buru membukanya, "wah ... kelihatan enak sekali." perut laparnya semakin meronta ingin di isi, saat melihat makanan di depannya. Dahi pemuda itu mengernyit saat tak sengaja menemukan surat di sana. "Apa ini?" tanyanya bingung.

_______________________________________________

Junkyu-ya!!

Saat kau membaca surat ini, akan aku pastikan kamu memakan ini! Aku sudah mengira kamu pasti melupakan jam makanmu, jadi aku membuatkan ini khusus untukmu!

~Selamat makan!

_______________________________________________

Senyumnya terukir ketika membaca surat itu, Sunoo benar-benar sangat perhatian padanya. "Terimakasih Sunoo-ya." ucap pemuda itu.

Tanpa banyak waktu, Junkyu segera menyantap makanan lezat itu. Namun, ketika sendok yang ia pegang hampir menyentuh mulutnya, tiba-tiba pemuda itu berhenti. "Aku kan belum berdoa," ingat Junkyu. Dengan segera, Junkyu kembali meletakkan sendok itu, dan berdoa dengan khusyuk.

"Amin." tepat setelah mengucapkannya, pemuda itu dengan senang hati menyuapkan sesendok nasi serta lauk pauk ke mulutnya.

"Enak!" Junkyu memuji rasa makanan itu.

Pemuda itu tetap melanjutkan acara makannya, walau ia tahu matanya selalu menangkap hal lain. Sesungguhnya perutnya mual saat ini, ketika melihat wujud buruk mereka. Entahlah, mereka seolah sengaja menampakkan diri dengan wujud itu agar ia merasa terganggu (ketakutan).

Sial, umpat pemuda itu dalam hati.

Jangan lihat, jangan lihat! Abaikan!

Junkyu berseru dalam hati, ia tak mau mereka tahu jika dirinya bisa melihat mereka. Pemuda itu meremat sendoknya gusar, ketika sesosok makhluk mendekatinya. Dia menatap lurus ke arah Junkyu, 'tenangkan dirimu Junkyu ...'

Ia masih belum mampu untuk mengatasi kemampuannya ini sendiri, bahkan sekarang ia mulai takut-ia tak bisa membedakan mana manusia asli dan bukan. Pernah diwaktu ia berumur 18 tahun, dirinya mengobrol dengan salah satunya. Bahkan hingga berteman dengannya. Dan ia sungguh tak menyadari jika temannya itu bukan dari golongannya. Saat ia mengingat itu, hanya umpatan bodoh yang keluar dari mulutnya.

Napas Junkyu memburu, makhluk itu benar-benar penasaran dengannya.

Junkyu tetap mengunyah makanannya, sangat berusaha agar gelagatnya tak dicurigai lagi.

ANOMALY [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang