•A-6'

715 90 9
                                    

"Eungh..."

Terlihat pemuda manis yang tengah dikompres ini menggeliat tak nyaman, mungkin karena demam di tubuhnya membuat dia terusik.

Seorang yang lain tampak telaten menyeka peluh di leher juga kening pemuda manis itu, memastikan jika dia tetap terasa nyaman dalam tidurnya.

Sunoo, dia menemukan Junkyu yang berbaring di ranjangnya tanpa mengenakan atasan dengan keadaan demam tinggi. Pemuda rubah itu panik tentunya, bukan satu kali ia menemukan Junkyu dalam keadaan seperti ini. Batinnya menggeram, lagi-lagi sahabatnya mendapatkan perlakuan itu dari mereka.

Niatnya ingin meminta maaf karena perilakunya kemarin pada Junkyu, ia merasa telah kasar pada pemuda manis itu. Dengan kotak makan di tangannya, Sunoo datang ke unit flat Junkyu. Pikirannya mengira jika sahabatnya itu belum menyiapkan menu untuk sarapan, tapi setelah ia mengetuk beberapa kali pintu kamar itu dan tak kunjung ada sahutan, membuat pikiran buruk terus menghantuinya.

Tak mungkin Junkyu pergi lebih dulu, sementara ini masih terlalu pagi...

Dan semua dugaannya benar, pemuda manis itu tengah terbaring tak sadarkan diri di ranjangnya sendiri. Melihat Junkyu yang seperti itu, tentu membuat Sunoo kepalang panik. Wajah sahabatnya pucat pasi, dan napasnya juga memberat.

"Sampai kapan kamu terus begini Kyu..." gumam Sunoo amat pelan, ia merasa kasihan dengan Junkyu.

Sunoo melihat bagaimana tidur Junkyu yang tak tenang, terlihat amat trauma. Bibir pucat itu bahkan bergetar sekarang, tubuhnya juga menggigil. Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam? kenapa Junkyu bisa seperti ini lagi.

Ia memeriksa sekujur tubuh pemuda itu, namun sama sekali tak ditemukan sebuah luka atau memar seperti yang biasa Junkyu dapatkan dari serangan makhluk. Sepertinya flat ini juga sudah tidak aman bagi Junkyu, apakah mereka harus pindah dari sini?

Lama-lama ia juga merasa pusing dan sangat tak nyaman, saat melihat sahabatnya yang terus diteror oleh mereka. Dia-Junkyu berhak untuk menjalani kehidupannya dengan tenang dan damai.

Sunoo memandang sendu seseorang yang tengah terbaring lemah di ranjang, "tidurlah dulu... hingga kamu merasa baikan Junkyu." pemuda rubah itu berucap dengan tangannya yang mengusap surai Junkyu lembut.

Pemuda rubah itu tiba-tiba merasakan kantuk, yah... tak dipungkiri tadi malam ia tidak bisa tidur. Entahlah, kenapa bisa begitu.. mungkin karena sikap kasarnya pada Junkyu? atau sesuatu yang lain?

Sunoo memutuskan untuk berbaring di samping Junkyu, menuruti kantuknya untuk mendapatkan kepuasan. Tangan pemuda rubah itu memeluk hangat tubuh demam Junkyu, dan membiarkan kegelapan merenggutnya.

.

.

.

"Kau melakukannya?"

"Kau gila? apa yang ada di otakmu sebenarnya? bagaimana jika manusia itu ingat dengan kejadian yang dia alami? kenapa kau tak binasakan saja dia? Jangan buat onar, aku lelah dengan gosip tentang kita!"

"........."

"Kenapa kau diam sejak tadi? aku bicara padamu!"

"Sengaja."

"What?!"

"Bukankah itu yang kau mau? kakak?"

"Cukup diam... and let's see."

"Bedebah..."

.


ANOMALY [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang