•A-1'

1.2K 138 12
                                    

Aku tak tahu, apapun itu aku sungguh tak tahu. Apa yang aneh dari diriku? atau lebih tepatnya, ada yang aneh dari diriku.

Untuk saat-saat tertentu aku merasa gila.

Tunggu, bagaimana pendapatmu jika tiba-tiba ada makhluk lain yang mengawasi mu dari kolom tempat tidur? atau sesuatu yang selalu bertengger manis di kamar mandimu? yang terus mengintaimu bahkan saat kau telanjang bulat? Apa yang kalian lakukan jika ada dalam situasi itu?

Kalian ... Pasti paham apa maksudku, kan?

"Junkyu-ya!"

"Waeyo? Ada apa Sunoo-ya?"

"Nothing, aku hanya merasa bosan." Gumam pemuda berwajah menggemaskan yang menghampiri ku. "Sama juga, hari ini tidak banyak yang datang." balasku pada pemuda itu.

"Benar, padahal hari ini adalah hari libur nasional. Aku kira mereka akan banyak datang ke sini, eh ternyata ekspetasi ku terlalu tinggi. Mungkin mereka lebih memilih untuk pergi ke tempat wisata atau sesuatu lain yang lebih menyenangkan daripada berkunjung ke perpustakaan, benarkan?" Sunoo berucap.

"Mungkin seperti itu, tapi jika aku jadi mereka. Sudah pasti tujuan utamaku adalah ke sini," balasku padanya. "Ya itu kan kau, si paling introvert." Cibir pemuda itu.

"Menjadi introvert tak se membosankan yang kau bayangkan Sunoo-ya," aku mencoba memberi penjelasan.

"Ya, ya... Terserah kau saja deh. Emm, btw hari ini kau ambil shift malam juga? Kalau kataku sih, tidak usah ya. Lagipula siapa yang akan datang ke sini malam-malam? Lebih baik kita gunakan waktu itu untuk istirahat, kau setuju kan?"

"Tidak bisa seperti itu Sunoo, jadwalku memang seperti itu kan. Masa aku harus meninggalkan tanggungjawab ku, aku tidak mau ya."

"Kau yakin? Bagaimana jika kau diganggu lagi oleh mereka? Aku tidak mau sampai menemukan dirimu yang pingsan di keesokan harinya, seperti dulu." Mendengar ucapan pemuda itu, membuat ku membuang napas gusar.

"Tidak akan," ucapku seadanya. "Bagaimana kau bisa seyakin itu? Apa kau tak lelah harus terus berpura-pura setiap hari? Mencoba terlihat biasa saja, di saat matamu terus menangkap hal-hal lain di luar nalar? Kalau aku jadi kau, sudah dipastikan aku masuk RSJ-dengan alasan jiwaku terguncang." Aku sedikit terkekeh saat mendengarnya.

"Yak, apaan kau ... sulit untuk mengatakannya. Tapi terkadang aku juga merasa seperti itu, gila." Tawa yang terdengar sedikit miris itu terdengar di ruangan hening ini.

"Sudahlah, pulang saja ya sore ini bersamaku. Akan aku traktir, janji!" Sunoo berucap antusias. "Nope, pulanglah aku akan tetap di sini." Ucapku menolak.

Sunoo menggembungkan pipinya karena mendapat penolakan dariku, "yasudah oke, tapi awas saja sampai kejadian dulu terulang kembali. Aku akan marah padamu, satu tahun!" ancam pemuda itu.

"Iya kakak, tak usah khawatir." ucapku terkikik. Aku suka sekali menggoda pemuda itu, dia cerewet tapi perhatian di saat bersamaan.

"Aku memang sudah tua," Aku hanya tersenyum menanggapi. Sunoo selalu mengatakan itu saat aku memanggilnya kakak, walau dia tahu akulah di sini yang lebih tua. Tapi sepertinya pemuda itu tak keberatan.

"Kau baca apa?" Sunoo kembali bertanya. "Novel, seperti biasa." Balasku.

"Harry Potter? Again? God Damn, Kyu ... Apa kau tak bosan? Sudah berapa ratus kali kau membacanya hah?" Pemuda itu bertanya dengan nada lelah, namun ada sedikit rasa kagum di dalamnya.

"Tidak sama sekali, why? Kau seperti tak punya sesuatu yang kau sukai saja."

"Ya aku punya, aku juga suka dengan buku. Tapi tidak sampai seperti itu juga sayangku," ucap pemuda itu. "Suka-suka dirikulah, pokoknya aku suka ya suka." Ucapku mutlak.

"Oke, fine. Tidak usah berdebat." Pemuda itu mengalah, aku hanya mengangguk.

"Sudah jam 5 sore, kau yakin tak mau pulang? Hatiku merasa buruk sekarang, aku tetap khawatir padamu My kitten."

"Ck, pulanglah jika kau ingin. Aku akan tetap di sini, setidaknya sampai jam 8 malam, jaga-jaga jika ada yang membutuhkan informasi dari buku. Aku akan siap membantu."

"Baiklah jika kau mau begitu, aku pergi dulu My Kyu ..." balas pemuda itu pasrah.

"Apa?" tanyaku pada pemuda itu, yang kini memandangku bagai anak kucing.

"Kith ..." bisik pemuda itu pelan.

"What?!" balasku, "Kiss Junkyu, kau tak tahu?" pemuda itu menjelaskan.

"Sunoo-"

"Junkyu-ya, kiss ... " Aku memijit kening ku saat mendapat permintaan itu, apa-apaan pemuda itu. Kenapa meminta seperti itu pada dirinya?!

Pemuda itu akan tetap seperti ini sebelum aku mengabulkan permintaannya, dengan berat hati aku mendekat padanya. Sebelum bibirku menyentuh permukaan kulitnya, pemuda itu tiba-tiba mengecup diriku lebih dulu. Aku membola terkejut mendapat serangan itu, "hehe, maksudnya aku yang menciummu Junkyu-ya." Pemuda itu berucap tanpa dosa.

"Lembut sekali seperti moci, enak!" aku mengusap pipiku, ketika merasakan pemuda itu yang sedikit menjilat pipiku saat menciumku tadi.

"Sunoo, jorok!" Aku memekik padanya, selanjutnya pemuda itu melenggang pergi dengan langkah anggunnya.

"Bye, my baby! Kita ketemu lagi besok! Semangat! And be carefull!!" Sunoo berteriak dari kejauhan.

Aku hanya menggeleng, tingkah pemuda itu sungguh di luar nalar. Sunoo terlihat sangat gemas padaku, padahal lihat wajahnya sendiri. Pemuda itu sangat menggemaskan dan lucu, cantik juga. Bagaimana bisa Sunoo yang gemas pada dirinya? Bukankah itu terbalik.

' Junkyu-ya, ayo cepat kau mengaca dulu sebelum mengatakannya. Apa perlu aku pinjamkan kaca untukmu? Biar kau sadar, bahwa kau juga sama, bahkan satu spesies dengan Sunoo? '

[TBC]












Hai guys! Author kembali lagi dengan book baru!! Kali ini genrenya rada beda ya dari yang sebelum2nya.

Siapa yang penasaran sama ceritanya?!
Hehe tetep stay tune ya!

Janlup, vote&komen biar author lebih semangat lanjutin book ini!

Bye! see u Luv<3

Te ri ma ka si h
💙💙💙💙💙💙






ANOMALY [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang