0.3

23 3 6
                                    

FERA

0.3

Kamu itu seperti alkohol, bisa memabukkan juga menyandukan. -Afyra

Disana, dengan ombak yang sesekali menyapu membasahi sepatunya, Afyra menatap langit. Lirih seakan meminta cakrawala membawanya bersama cahaya senja yang kian memudar di ufuk barat digantikan dengan langit malam beserta binar bintang diatas sana.

Fokusnya teralihkan ketika terdengar derung motor yang samar tapi dikenal oleh gadis itu.

Berpuluh meter didepan sana berdiri seorang pemuda mengenakan seragam sekolah yang sudah sedikit berantakan, berjalan kian mendekat mengikis jarak antara dia dan sosok gadis dengan rambut pendeknya yang pelan berhembus oleh angin.

"Eh... Aga...?

Ferlangga, mata sayunya bertemu pandang dengan iris gadis didepannya. Tatapan itu mengisyaratan pertanyaan, membuat Afyra bungkam dan menundukkan kepala memilih menyusuri pasir pantai tempatnya berpijak dengan indra penglihatan. Ketika kelereng coklatnya melihat sneakers hitam tepat berada selangkah didepannya, gadis itu mengadahkan pandangan. Kemudian membuka kedua lengannya berniat memeluk.

Namun, Ferlangga dengan kasar menepis tangan Afyra dan jemarinya menggapai salah satu pergelangan tangan gadis tersebut kemudian membawanya berjalan kearah motor hitam milik pemuda tersebut.

"Kak Ferlangga, sakitt! Lepasin,"

Berusaha melepaskan tarikan Ferlangga didepannya, namun tenaga Afyra tidak cukup kuat untuk sekedar menepis. Ia terus menarik paksa Afyra yang masih mengenakan seragam lengkap dibelakangnya.

"Pulang sekarang."

Ucap laki-laki itu saat keduanya telah berada tepat didepan motor yang masih menyala.

Afyra menatap Ferlangga yang tengah mengadahkan penglihatannya dari gadis itu, ia terlampau sangat kesal sekarang dengan seorang Afyra. Pikir Ferlangga, gadis ini pasti sengaja tidak mengirim atau membalas pesan serta telepon darinya. Agar Afyra, gadis itu bisa pergi keluar sendirian dan tidak pulang hingga larut malam seperti waktu sebelumnya.

Gadis dengan rambut hampir sebahu itu pun pasrah kemudian duduk diatas motor dibelakang Ferlangga yang telah lebih dulu manaiki motor hitam tersebut.

Ferlangga menancap gas segera berlalu dari tempat itu, dengan Afyra diboncengannya yang terdiam berpikir apa yang harus dia katakan dan lakukan untuk meredakan amarah laki-laki yang kini melajukan kecepatan motornya melebihi batas.

"Aga pelan-pelan.."

Pinta Afyra tepat dibelakang telinga Ferlangga. namun tak mendapatkan hirauan dari sang empu pengendara motor.

"Aga,"

Tetap tak ada suara dari pemuda didepannya, bahkan Ferlangga malah lebih mempercepat, menambah laju motor hitam yang dikendarai olehnya juga Afyra dibelakangnya. Gadis tersebut mengerti Ferlangga sedang marah pada dirinya, namun berbahaya jika mereka terus melaju diluar batas kecepatan.

Afyra kembali memanggil nama Ferlangga tapi tak kunjung mendapat tanggapan dari Ferlangga. Merasa sengaja dicueki, Afyra menjambak kuat rambut Ferlangga yang membuat laki-laki itu merintih kesakitan serta dengan tiba tiba mengerem motornya. Gadis dibocengannya terjungkal kebelakang dan hampir saja jatuh jika saja dia tak memegang erat punggung seragam milik Ferlangga.

"Mau apa sih?!?"

Dengan cepat Ferlangga mengadahkan pandangannya pada Afyra yang tepat berada dibelakang punggungnya, menatap cewek itu dengan amarah yang memuncak.

"Kamu gak liat aku lagi fokus ke jalan?!"

Laki-laki itu tidak bisa menahan amarahnya, ritme nadanya kian meninggi.

FeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang