Silent Love [Part 4]

408 23 11
                                    

Gatotkaca POV

Aku menopangnya karena Martis hampir jatuh karena kehilangan keseimbangan, wajar baginya kalo dia seperti ini. Tubuhnya masih lemah dia harus banyak istirahat, tapi disatu sisi dia harus mendapatkan udara segar. Tapi jatuhnya dia itu menyebabkan bibir dan wajah kami terlalu dekat. Kami bisa merasakan nafas satu sama lain. Nafasnya begitu hangat, aku bisa merasakan aroma lavender dan water lily secara bersamaan. Sungguh aroma yang unik seperti dirinya.

Aku menopangnya sampai menuju ruang tamu, aku bisa menyadari kalo dia kagum dengan rumahku yang lebih besae dari apartemen Paman dan Bibinya itu. Melihat wajahnya yang kebingungan dan kagum seperti itu sangat menggemaskan.

"Martis"

"Hmm?"

"Apa kamu mau pergi ke taman?"

"Dirumah ini ada taman?"

"Iya, ada dihalaman belakang"

"Apakah kamu mau kesana?"

"Hmm kurasa itu tidak masalah"

Aku berjalan mendekatinya dan mulai menggendongnya ala bridal style. Seperti yang kubilang diawal, muka terkejutnya sungguh lucu dan menggemaskan.

"Hey! Apa yang kau lakukan?"

"Menggendongmu" [Nada santai]

"Untuk apa? Aku berat tau"

"Tidak bagiku, aku tidak bisa membiarkanmu terus berjalan. Sekarang biarkan aku yang menggendongmu"

[Sigh] "Kenapa kau begitu keras kepala?"

"Kamu akan tau alasannya"

"Kau ini"

Aku berjalan dari ruang tamu menuju taman sambil menggendong Martis, dia tidak komplen lagi saat aku berjalan dan menggendongnya. Dia langsung melingkarkan tangannya dileherku saat turun dari tangga untuk menuju ketaman. Aku ingin seperti ini terus, tapi semua keputusannya ada sama Martis sendiri. Aku tidak mau membuat mateku tersiksa.

"Gatotkaca"

"Hmm?"

"Bukankah itu orang tuamu? Turunka aku sekarang"

"Kenapa?"

"Aku hanya tidak mau mereka risih"

"Aku tidak risih saat menggendongmu. Itu artinya mereka juga"

"Apa kau yakin?"

"Iya, Blueberry Manis"

Argh! Sial! Seharusnya aku tidak memanggil dia seperti itu. Tapi mukanya langsung berubah merah saat dia mengdengar aku mengucapkannya. Sepertinya aku tidak harus menyesal sudah mengatakannya.

End Of Gatotkaca POV





Martis POV

Dia menggendongku sambil menuju ketaman, aku juga menggendong Helcurt agak kencang karena diluar agak dingin. Karena sudah mau masuk musim dingin, meskipun dia punya bulu yang tebal. Tapi dia juga gampang kena flu.

Saat aku melihat orang tua Gatotkaca didepan, aku memintanya untuk menurunkanku. Tapi dia malah membuat pipiku terbakar malu.

"Iya, Blueberry Manis"

Pipiku merah merona seperti tomat ceri, aku mencoba menyembunyikan mukaku didadanya agar tidak terlihat olehnya.

[Batin] "Ini agak memalukan"

Gatotkaca berjalan menuju orang tuanya.

"Hmm? Nak?"

"Halo Ayah, Ibu"

ALL GAMAR [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang