Deja vu

232 29 85
                                    

Dengan masih menahan rasa sakit di bagian pipi dan lututnya yang lecet dan berdarah, Mingi memetik beberapa helai daun lemon thyme dari halaman rumahnya.

Di rumahnya yang dulu, tanaman itu dibiarkan tumbuh di tanah. Lalu saat pindah kemari, ayahnya membawa serta tanaman itu menggunakan beberapa pot, dan karena baru saja melakukan kepindahan, membuatnya belum sempat untuk memindahkannya lagi ke halaman rumah yang sekarang.

Di dapur, sambil merintih Mingi menumbuk daun-daun itu menggunakan batu pada cobek hingga hancur, daun yang telah dilumat itu ditempelkan pada pipi yang terluka dan ditutupi plester besar karena tangan Mingi tidak bisa terus-menerus menahan daun hancur itu di pipinya. Sebelumnya ia telah mencuci semua lukanya hingga bersih. Untuk bagian lutut, ia tutupi daun itu menggunakan perban yang ia lilitkan.

Pengobatan selesai, dengan susah payah ia menggelar tempat tidur lipatnya dan berbaring di sana tanpa menggunakan selimut. Ini belum waktunya tidur. Ia akan merasa sangat bersalah jika sudah tidur di saat sekarang sedangkan orang tuanya masih sibuk bekerja. Yunho yang tadi tidur siang lain cerita.

Mingi hanya mengistirahatkan diri. Ibunya bilang jika ia sakit harus diobati dan beristirahat, dengan begitu ia akan segera sembuh. Biasanya itu berhasil, jadi ia melakukannya lagi sekarang.

Tidak hanya berbaring, sambil memandang jendela yang menampilkan pohon jeruk berlatarkan langit biru cerah di halaman, Mingi juga memikirkan peristiwa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.

Anak laki-laki itu.

Bibi Kwon, tetangga barunya yang sangat ramah dan murah senyum itu, bilang bahwa anaknya yang sebaya dengan Mingi bernama Yunho.

Anak laki-laki itu.

Yunho.

Anak laki-laki itu.

Mingi hanya berniat menunggu Yunho bangun dari tidur siangnya saat dirinya bermain ayunan, menunggu untuk bisa berkenalan dan mengajaknya bermain bersama. Mingi masih sangat baru di desa ini, ia belum mengenal siapa-siapa, jadi Yunho bisa dibilang sebagai satu-satunya harapan Mingi untuk saat ini.

Yunho bangun lebih cepat dari yang Mingi kira, tapi kisah tidak berjalan sesuai dengan skenario Mingi.

Mingi bermain di ayunan milik Yunho. Mingi membuat Yunho marah.

Mingi sudah membuat kesalahan besar.

Sekarang Mingi harus bagaimana?

Jam enam pagi, Yuri, ibu Yunho, menyiram bunga-bunga daisy (aster) dan lily (bakung) miliknya di halaman belakang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam enam pagi, Yuri, ibu Yunho, menyiram bunga-bunga daisy (aster) dan lily (bakung) miliknya di halaman belakang rumahnya. Hanya dibatasi pagar kayu rendah sebagai sekat dengan halaman belakang rumah Mingi. Kebetulan Sooyoung, ibu Mingi, juga sedang memindahkan semua tanaman lemon thyme nya dari pot untuk ditaman ke tanah.

Kedua wanita itu saling menyapa dan berbasa-basi. Pagi ini indah sekali. Embun pagi masih menggantung pada dedaunan, sebagian tersapu air bagi yang sudah disiram. Beberapa hal kecil dibahas, hingga pada satu topik membuat Sooyoung mengatakan bahwa Mingi terluka karena terjatuh dari ayunan, saat Yuri menanyakannya.

Fall Daisy 🌼 YunGi [⏸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang