4

10 1 0
                                    

Sejak hari itu, kini Fira memiliki rutinitas baru. Tak hanya satu namun banyak sekali hal yang harus ia lakukan. Mulai dari pagi hingga malam Fira memiliki jadwalnya sendiri. Dipagi hari saat Fira tiba di sekolah, ia akan pergi ke kantin untuk membeli susu taro samba menunggu kedatangan Angga, yah bisa dibilang itu masuk ke dalam catatan keseharian Angga yang ia tulis di buku catatannya. Setiap pagi Angga selalu membeli susu vanilla di kantn, alasannya? Tentu saja agar Angga semakin tinggi. Lalu dilanjut sianh hari. Fira akan mendatangi dua tempat, pertama lapangan basket, kedua kantin belakang. Itu karena terkadang Angga bermain basket tapi kadang Angga juga makan di kantin belakang. Tapi mungkin tak hanya kedua tempat itu saja yang Fira datangi, jika ia tak menemukan Angga di kedua tempat itu maka ia akan berkeliling sekolah.Bisa dibilang Fira akan mencari Angga kemana pun sampai ketemu. Lalu setelah ketemu apa yang Fira lakukan? Tentu saja hanya memandangi Angga dari jauh sambil menulis beberapa hal tentang Angga di buku catatan nya. Menulis hal-hal dan perasaan yang Fira rasakan di dalam buku tersebut seakan-akan Fira sedang berbincang dengan Angga. Lalu berpindah saat waktunya jam pulang. Hal itu sudah membuat nara sangat hafal. Saat pulang sekolah Fira akan nongkrong di depan gerbang hanya untuk menunggu Angga pulang keluar gerbang. Saat pulang Fira melakukan rutinitas normal seperti biasanya, namun bedanya kali ini setiap malam ia akan menulis beberapa hal tentang Angga. Hidup Fira kini penuh dengan Angga.

Oh iya kita melupakan sesuatu. Bagaimana dengan kabar Nara? Jelas gadis itu awalnya kewalahan menghadapi Fira yang sedang dimabuk cinta, namun semakin kemari Nara semakin terbiasa dan bisa menerima Fira yang sedang jatuh cinta itu. Ia tetap setia menemani Fira meski kadang keberadaannya tak dianggap oleh Fira yang terlalu fokus pada Angga

"Fir, sebenarnya itu buku apa sih? Jarang banget kamu punya buku catatan kaya gitu." tanya Nara penasaran. Sudah berrminggu-minggu ia melihat buku catatan Fira itu, namun tak sekalipun Fira memberi tahu nya apa yang ada di dalam buku tersebut.

"Ini buku tentang Kak Angga." jawab Fira. Nara mengangguk. Pantas saja buku itu selalu ada, benar-benar temannya sudah sangat gila karena cinta, namun sekali lagi Nara hanya menggeleng heran tanpa berkomentar.

"Pengen liat dong bukunya." pinta Nara, ada sedikit rasa penasaran dalam hati nya pada isi buku tersebut.

Fira menggelengkan kepalanya. " Gak. Disini ada rahasi aku." tolak nya. Nara sedikit kecewa dengan penolakan dari Fira, seakan-akan Fira masih tk percaya pada dirinya, mereka ini sahabat kan?

"Kok gitu sih Fira.... Kamu emang ga percaya sama aku? Aku bakal jaga rahasia kok." ucap Nara dengan wajah sedihnya. "Padahal aku selalu jaga rahasia kamu, kok kamu gak percaya sih sama aku. Aku kemana-mana selalu sama kamu, kamu kemana-mana selalu sama aku, tapi kamu gak mau percaya sama aku?"

Hati kecil Fira sedikit tergores melihat sahabatnya nampak sedih, apa ia sudah terlalu jahat? memang benar, sudah berminggu-minggu ini Fira menyeret Nara hanya untuk sekedar menemaninya memandangi Angga. Haruskah ia rahasiakan isi buku ini?

"Oke deh. Kamu boleh lihat buku ini tapi cuma bagian depannya aja, sisanya jangan." ucap Fira dengan berat hati.

Mendengar hal itu Nara sangat merasa senang, akhirnya rasa penasarannya pada buku misterius itu akan segera terungkap. Dengan langsung Nara mengambil buku catatan Fira. "oke, mari kita lihat....."

Halaman pertama dibuka, tampak sebuah gambar chibi laki-laki dengan rambut keriting dan kacamata, menggunakan jersey bernomor 5 dan memegang bola basket di sebelah tangannya. Bisa langsung ditebak laki-laki di gambar chibi itu pasti adalah Angga. Oke, bukan masalah pikir Nara. Lanjut Nara membuka halaman selanjutnya. Tampak tampilan halaman kedua itu seperti sebuah biodata, disini Nara sedikit mengerutkan keningnya. "nama Angga Saputra, kelas 9-B, absen 7, tinggi 167cm." Nara membulatkan matanya, dari mana temannya bisa tahu hal-hal sedetil ini tentang orang yang bahkan mereka tak saling kenal. Tapi Nara bersaha berpositif thinking, mungkin saja Fira mendapatkan informasi ini dari temannya di luar kelas atau mungkin dari kaka kelas.

"tanggal ulang tahun 20 Mei?" Nara mulai kembali heran. "warna favorit biru, makanan kesukaannya susu vanilla, hoby main basket, teman dekatnya Kak Reza dan Kak Tomi, anak kedua dari tiga bersaudara, punya Kakak perempuan dan adik laki-laki, ayah nya dokter specialis jantung." Nara semakin tak menyagka, apakah temannya ini meminta bantuan jin atau dukun? Informasi ini bukan lah informasi yang bisa Fira dapat dari lingkungan sekolah kan?

"Serius deh Fir, kamu jujur sama aku ini kamu lewat dukun mana? Dari mana kamu bisa tahu hal-hal ini dari mana?" tanya Nara sedikit gelagapan.

"Ya aku cari tahu lah, emang nya kenapa Nara?" tanya Fira dengan polosnya.

"Kamu cari tahu nya dengan cara apa? Jangan bilang kamu buntutin Kak Angga sampe rumahnya?" Nara kini mulai bergidik ngeri, tak terbayang jika ternyata Fira benar-benar melakukan hal semenyeramkan itu.

"Ih enggaklah Nara. Aku dapet info-info itu dari beberapa kakak kelas yang yang temenan sama aku, aku juga sedikit nguping perbincangan Kak Angga sama temen-temennya." jelas Fira menenangkan kekhawatiran Nara.

Mendengar jawaban Fira akhirnya Nara bisa bernafas lega. Benar, tidak mungkin kan temannya melakukan hal gila seperti yang ia pikirkan. "Baguslah, tapi tetep aja sih apa yang kamu lakuin ini nyeremin tahu, udah kaya stalker." ucap Nara

"emang kalo gini tuh kaya stalker ya?" tanya Fira memastikan.

"iyalah Fira.... Cukup dengan kamu ngikutin Kak Angga seharian aja udah masuk kedalam ngestalk." geram Nara pada Fira. "Kenapa kamu gak langsung aja minta kenalan ke Kak Angga terus pendekatan, nanti juga kamu bakal tau sendiri dia kayak gimana tanpa harus kamu ngestalk kaya gini."

Fira termenung sebentar. Bisakah ia berkenalan dengan Angga? apakah ia bisa berteman dengan laki-laki itu? Entah apa yang terjadi setelahnya tapi yang pasti jangankan untuk berkenalan, berdekatan dengan Angga saja sudah membuat jantung Fira hamper loncat. Apakah bisa ia tenang ketika sudah berkenalan?

"Kayaknya aku gak bisa deh Nara, aku takut." jawab Fira.

Nara mengerutkan keningnya. "takut? Memangnya Kak Angga hantu apa?" tanya Nara.

"Bukan gitu maksudnya. Aku takut kalo pas kita kenalan aku gak akan bisa nahan diri. Atau aku takut kalau Kak Angga ga akan mau kenal sama aku.... Pokoknya aku takut aja deh" ucap Fira. Memang sangat banyak yang ia pikirkan jika sudah menyangkut pertanyaan kenapa ia tak berkenalan saja dengan Angga. memang Fira selalu berharap akan ada masa dimana ia dan Angga bersama, menghabiskan waktu seperti dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Tapi entah kenapa ia selalu merasa taku, seakan ia selalu disadarkan oleh kenyataan bahwa ia tak akan pantas untuk Angga. Fira selalu berpikir bahwa ada orang lain yang lebih baik darinya yang pantas bersanding dengan Angga, tapi di sisi lain ia juga merasa sakit jika membayangkan hal hari itu. Menyedihkan.

"Sebenernya gak ada yang harus ditakuti sih dari berkenalan sama Kak Angga, itu Cuma sugesti kamu nya. Lebih prcaya diri lah Fira, kamu itu cantik kok." ucap Nara sambil mengeluh pelan rambut Fira.

Mudah saja jika berbicara, kenyataannya itu hal yang amat sulit bagi Fira, tak semua orang bisa sepercaya diri itu, tak semua orang percaya bahwa dirinya cantik. Fira hanya bisa menghela nafas, biar tetap seperti itu untuk saat ini, lagi pula waktunya masih banyak sebelum Angga lulus SMP. Suatu saat nanti mungkin ada saat nya mereka berkenalan bukan?

KERTAS POLOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang